37. Keseriusan yang Nyata

2317 Words

“Ibu! Bu… Ibuuuu…” Masuk ke dalam rumah, bukannya mengucapkan salam atau mengabarkan kepulangannya Alle malah berteriak-teriak memanggil ibunya tak tahu waktu. Bagaimana tidak dibilang tak tahu waktu? Saat kepulangannya saja sudah menunjukan waktu tengah malam dan Alle masih berteriak-teriak tidak jelas meski itu di rumahnya sendiri. “Lo tuh ya, Kak. Bisa nggak sih nggak bikin keributan barang sehari?” Bukan Ibu yang muncul, melainkan Zeno—adiknya yang muncul dari arah dapur membawa sekotak s**u yang diminumnya langsung dari kotak s**u. “Ibu mana? Mana Ibu? Gue mau ngomong.” “Tidurlah. Lo pikir ini jam berapa? Memangnya Ibu kalong kayak lo? Ibu udah tidur dari tadi.” Alle terlihat tidak puas dengan jawaban adiknya, namun bukan berarti ia harus membangunkan ibunya hanya karena untuk k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD