19. Pantai

1136 Words

"Lepaskan aku!" Alice menjerit, menendang nendang. Kedua tangannya langsung memukul bahu Levin agar segera menjauh. Tapi tidak seperti yang diharapkan, pelukan di pinggangnya malah semakin erat. Pria ini benar-benar sialan! Kenapa dia bisa mengambil kesempatan ketika Alice lengah? Ah, padahal baru beberapa detik dirinya merasa menang karena berhasil membuat Levin tertipu. Tapi kenapa keadaan berbalik secepat ini? Alice bisa melihat sudut bibir pria itu terangkat, menyeringai. Dan Alice menggeram marah. Sudah sangat jelas bahwa dirinya kalah telak. Termakan umpan sendiri. Harusnya tadi Alice langsung pergi ke kamar mandi saja dan membiarkan pria itu meluapkan kekesalannya pada angin. "Kau belum membalas pertanyaanku." ujar Levin lagi. Dan membuat gadis itu memutar bola mata. Menyeba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD