BAB 12. Mimpi

914 Words

Gelap.  Tangan Alice menyentuh udara kosong ketika jemarinya melambai-lambai. Tertatih, ia mencoba menggerakkan kaki walau sendi-sendinya terasa remuk luar biasa. Pipinya basah oleh cairan bening. Rasanya ingin menjerit dan meronta, tapi tenggorokkannya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Hingga kemudian, seberkas cahaya berwarna kekuningan yang menerobos dari celah langit membuat bola matanya memancar setitik harapan.  "Kakak... lepasin aku... "  Bagai sebuah pementasan drama, Alice bisa melihat sesosok anak kecil yang meringkuk ketakutan di atas ranjang. Pakaiannya terkoyak, pipinya basah dengan bekas luka memanjang di sepanjang dagu hingga leher. Perlahan, ia menyentuh d**a kirinya yang berdenyut perih. Seolah-olah, ia bisa merasakan apa yang sedang anak kecil itu rasakan; keta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD