Part 22

1077 Words

"Kamu lucu, Na, ini masih jam dua belas lebih dua puluh. Kamu lihat jam pakai hati ya? Makanya kelihatan jam satu." Penjelasannya membuatku heran. Sejak kapan hati bisa melihat, kalau merasakan benar pakai hati. Nah ini hati segala dipakai melihat. Selain gila mungkin matanya terganggu. Jelas kok tadi jam satu di kamarku. Masa iya jadi jam dua belas lebih dua puluh. Antara tempat indekos dan sekolah ini juga masih satu tempat. Tidak berbeda benua. "Aku kalo ngobrol kelamaan sama kamu jadinya sakit kepala." Aku pergi meninggalkan dia menuju lapangan basket. Pak Prapto tampak masih santai. Sedang berbicara dengan beberapa rekan guru. Hal yang aneh mulai kurasakan, apa tidak jadi latihan? Lebih baik langsung menuju lapangan saja untuk mencari tahu. Percuma tanya pada rumput yang bergoyan

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD