Menantu Idaman Bella

1058 Words
Bella menutup telepon dan memasukkan ponselnya ke dalam tas. Matanya memandang Troy yang tampak menikmati hidangan yang baru saja disajikan. "Padahal aku sengaja langsung menelponnya begitu tiba di sini." Keluh Bella yang langsung disambut kekehan Troy. "Begitulah anak muda kalau sedang jatuh cinta. Carlie tidak begitu?" "Carlie hanya tau kantor dan apartemen. Lagipula, kenapa juga sih kamu menjodohkan Cherly dengan putra Aldo?" Protes Bella. "Aku sudah menyukainya sejak kecil dan berniat menjadikan dia menantuku." Kali ini, Troy bukan hanya terkekeh. Pria yang masih sangat tampan di usianya yang kepala lima itu tertawa terbahak-bahak. "Selama ini Cherly tidak pernah menceritakan yang sebenarnya padamu?" "Menceritakan apa?" "Kebenaran tentang pertunangannya dengan Dean." Tangan Bella berhenti menyendok dan benar-benar fokus pada Troy. "Apa maksudmu?" "Jadi, dia benar-benar tidak menceritakannya pada Tante Bella-nya yang tersayang." Duga Troy saat melihat Bella yang masih bingung. "Jelaskan padaku. Jangan membuatku semakin bingung. Mereka sungguh bertunangan kan? Itu bukan pertunangan sandiwara kan?" Lagi, Troy tertawa menanggapi pernyataan sahabatnya yang terdengar konyol baginya. "Tentu saja itu pertunangan sungguhan. Kamu dan Axel bahkan hadir di acara pertunangan mereka saat itu. Kamu kira ini novel atau drama?" "Lalu apa maksudmu?" "Aku tidak pernah menjodohkan Cherly dengan Dean." Bella mengedip-ngedipkan matanya bingung. "Tapi, Cherly bilang sendiri padaku seperti itu saat aku bilang aku sedih karena tidak bisa menjadikan dia menantuku." "Mungkin dia pikir itu cara terbaik agar kamu tidak terus menerus menyodorkan Carlie padanya." "Memangnya apa yang salah pada Carlie? Mereka saling mengenal sejak kecil. Kurasa mereka akan menjadi pasangan yang manis." "Tidak ada yang salah pada Carlie hanya saja dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Dean. Mereka bertemu saat masih SMA. Kamu tahu kan kalau terkadang aku mengajaknya ikut makan malam bersama dengan rekan bisnisku karena aku tidak tega membiarkan dia seorang diri apalagi semenjak Livi resign dia hanya terbiasa dengan Bi Puput." "Jadi mereka bertemu saat kamu makan malam berdua dengan Aldo?" "Saat itu kami mau membicarakan suatu proyek yang melibatkan perusahaan kami berdua dan ya mereka bertemu di sana. Sepanjang makan malam, kurasa tatapannya nggak pernah beralih dari Dean dan saat itulah Aldo mencetuskan bagaimana kalau anak-anak kami menjalin hubungan." "Cherly langsung setuju?" "Nggak. Walaupun dia menyukai Dean tapi kurasa saat itu dia sangat malu jika langsung mengatakan mau dengan antusias sementara Dean terlihat sangat datar. Cherly memang nggak langsung setuju tapi saat mereka kembali bertemu di universitas, dia menanyakan padaku apakah Aldo serius saat menyatakan ingin menjodohkan mereka. Mungkin dia menyimpulkan pertemuan mereka di universitas bahkan fakultas dan kelas yang sama seperti takdir seolah mereka berjodoh." "Lalu kamu mengatur semuanya?" Troy menghela nafas. "Aku tidak menyukai Dean maupun Aldo. Tapi, kamu tahu kan betapa aku menyayangi Cherly. Hanya dia yang kupunya. Kalau itu bisa membuatnya bahagia dan aku bisa mewujudkannya, kenapa nggak?" Bella menatap Troy lembut. Dia sangat tahu betapa berartinya Cherly baginya. Hanya Cherly satu-satunya yang dia miliki jadi tentu saja kebahagiaan Cherly adalah prioritasnya. "Baiklah, aku mengerti. Aku akan memaklumi hal ini." Ucap Bella kemudian kembali fokus pada makanannya. "Lagipula kamu segigih itu ingin menjadikan putriku sebagai menantumu, memang Carlie menyukai Cherly?" Bella tampak berpikir. "Kurasa iya. Tapi entahlah bagaimana sekarang perasaannya. Sejak terakhir dia bertemu dengan Cherly 10 tahun yang lalu, dia seperti enggan membicarakan Cherly lagi." "Terjadi sesuatu pada pertemuan terakhir mereka?" "Cherly tidak mengadu apapun padaku dan Carlie juga tidak mengatakan apapun. Apa Cherly tidak bilang apapun padamu?" "Bukankah dia lebih suka bercerita pada Tante Bella?" Tanya Troy yang langsung disambut tawa Bella. "Ahh.. dia memang putriku yang manis." Ucap Bella yang langsung membuat Troy mengangkat alisnya. "Dia memang lebih mirip putriku daripada Carlie kan?" Tegas Bella yang mau nggak mau disetujui oleh Troy. Cherly memang sangat hangat dan manja pada Bella melebihi Carlie yang adalah putra kandungnya. "Ya, bahkan Axel akan setuju akan hal itu kurasa. Kapan dia kembali?" "Minggu depan. Dia mau memastikan Tristan sudah mengerti semuanya sekaligus menginstruksikan James untuk membantu Tristan sebaik mungkin sampai saatnya dia pensiun nanti." "Kurang berapa tahun lagi?" "Kurasa dua tahun lagi sebelum James harus pensiun." "Itu lebih dari cukup. Tristan anak yang cerdas. Lalu, bagaimana dengan Carlie?" "Nah, itulah masalahnya. Sekarang justru dia yang nggak mau pulang. Padahal aku dan Axel ingin dia mulai bekerja di sini agar dia tahu seluk beluk perusahan dengan baik." Keluh Bella. "Aku sedikit menyesal telah mendukung Axel membawanya ke Amerika saat itu." "Mungkin kamu harus mencarikan dia gadis Indonesia agar dia betah berada di sini." Bella tampak memikirkan ide Troy. "Apa bisa berhasil?" "Buktinya putriku juga lebih memilih bersama Dean daripada berada di sini bersama kita." Bella tampak berpikir lebih serius. "Sepertinya aku harus mempertimbangkan usulmu. Itu ide yang bagus. Tapi, siapa? Aku sungguh hanya menyukai Cherly." Troy tergelak melihat Bella yang sudah merengut. "Mungkin kamu harus berdoa agar mereka putus." "Kamu benar-benar nggak menyukai Dean?" Troy menghela nafas panjang. "Aku bisa melihat betapa tidak seimbangnya hubungan mereka. Cherly terlalu mencintai dan memuja Dean. Dan, jujur saja, aku nggak menyukai hal itu." "Kalau begitu suruh saja mereka putus dan kita bisa jadi besan." Ucap Bella dengan mata berbinar. "Mana tega aku melakukan itu? Dia hanya tersenyum karena Dean." "Tapi, kalau nantinya dia bersikap keterlaluan pada Cherly, aku pasti akan memisahkan mereka." Tambah Troy. "Kamu mengawasi mereka?" "Iya. Karena Cherly nggak pernah mau jujur, jadi aku meminta beberapa orang untuk jadi mata-mata yang akan melaporkan padaku tentang semua hubungan mereka." "Kalau begitu jelas Carlieku lebih baik." "Dia masih selembut dulu?" Tanya Troy sambil mengingat kembali betapa lembutnya perasaan Carlie, pengikut setia Cherly. "Dia sudah lebih manly dong. Tapi, dia pasti akan memperlakukan Cherly dengan baik. Ahh anak itu." Gumam Bella. "Tiba-tiba aku jadi teringat kalau saat kecil dulu, dia pernah berjanji padaku akan tumbuh sekeren Ervin agar bisa ganti melindungi Cherly saat dewasa." Troy menatap Bella tertarik. "Dia bilang begitu?" "Iya. Makanya aku juga bingung kenapa setelah pertemuan saat itu dia tidak lagi mau pulang ke Indonesia bahkan sudah tidak pernah menanyakan Cherly lagi padaku." Ucap Bella bingung. "Padahal sebelumnya dia selalu semangat untuk pulang ke Indonesia dan bertemu Cherly bahkan dia ingin memperpanjang waktu tinggal di Indonesia jika bisa." "Kurasa aku harus menanyai Carlie." Gumam Bella. "Dan, kamu berjanjilah padaku kalau sampai Cherly dan Dean putus, kamu tidak akan menjodohkannya lagi dengan pria manapun. Hanya dengan Carlie. Oke?" "Kalau kamu bisa memastikan Carlie menyayangi Cherly, aku akan mendukung perjodohan Cherly dengan Carlie." Bella tersenyum senang mendengar hal itu dan makan dengan lebih lahap dan bersemangat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD