Petir Menjadi Saksi

1200 Words

Setelah mengantar Sabine ke kampus, Kalief pulang dengan hati gusar. Bukan tanpa alasan ia resah. Tadi pagi ia menyaksikan sendiri Sabine dikerubungi banyak mahasiswa pria begitu melangkah masuk ke gerbang kampus. “Apa dia memang sepopuler itu?” batinnya, menahan kesal. Sesampainya di rumah, Kalief langsung memilih mengurung diri di kamar. Malam pun tiba. Hari ini Kalief tidak pergi ke klub karena jadwalnya bekerja memang libur. Ia turun ke lantai satu untuk mengambil makan malamnya sendiri. Dari luar, suara gluduk terdengar beberapa kali. “Sepertinya mau hujan…” gumamnya pelan sambil menuruni anak tangga. Kalief menyapu pandang ke setiap sudut rumah. Sunyi. Tak ada aktivitas apa pun. Namun, ia akhirnya berpapasan dengan Bi Darti tepat saat kakinya menapak lantai satu. “Bi… Sabine su

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD