5

1022 Words
5 "Namanya Nabila Angela Underson. Anak angkat di keluarga Marlie dan Agus. Nabila kabur dari rumahnya karena adanya kesalahpahaman. Nabila memiliki beberapa cafe di kota ini. Nabila tinggal di apartemen xxxx, nomor xxx, makanan kesukaan xxxx, minuman kesukaan xxxx, hobby xxxx, dan bla bla bla." jelas Tio panjang x lebar x tinggi dengan jeda hanya beberapa detik. Jack mengangguk mengerti lalu pergi ke kamarnya sambil memikirkan cara apa yang akan di lakukannya untuk membawa Nabila ke packnya. Membawa secara paksa atau atas dasar suka rela gadis itu sendiri? **** Pagi kembali menjemput. Nabila sudah siap dengan style nerdnya. Menunggu bus di halte seperti biasanya. Memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosannya. Bus pertama datang, Nabila segera naik. Sesampainya di tempat tujuan ia segera membayar dan keluar dari bus. Keadaan sekolah masih sepi. Hanya beberapa murid yang terlihat. Dia terlalu cepat pergi ke sekolah kali ini. Koridor yang biasanya ramai pun sekarang begitu sepi. Derap sepatunya terdengar begitu jelas dan menggema. Sedikit horor. Gadis itu menghela nafas kala tidak menemukan Risa di kelas. Daripada bosan ia memutuskan untuk membuka novel dan mulai membaca. Sebuah tepukan lembut mendarat di bahunya sehingga membuatnya terlonjak kaget, saking kagetnya novel yang di pegangnya tadi terjatuh ke lantai. "Kok cepat banget datangnya?" tanya orang yang menepuk bahunya, Jack. "Gue selalu seperti ini." balas Nabila ketus karena merasa kesal ke Jack yang mengagetkannya secara tiba-tiba. Untung saja jantungnya tidak melompat ke perutnya. Kalau jantungnya lompat kan bisa ribet urusannya. "Maafin aku yang udah ngagetin kamu." sesal Jack kemudian setelah mengambil novel Nabila yang terjatuh di lantai. "Gapapa kok." balas Nabila cuek lalu membuka novelnya lagi. Jack duduk di samping Nabila sambil memperhatikan gadis itu dengan intens. "Kok rambut kamu di kepang gitu? Pasti lebih cantik kalau rambut kamu di gerai." komentar Jack. "Rambut-rambut gue, kok lo yang sewot sih?? Lagian gue ke sekolah itu mau belajar bukan mau menjadi pusat perhatian." ketus Nabila tanpa mengalihkan tatapannya dari novel. Jack memperhatikan rambut Nabila yang berwarna gold. Ia masih saja terkagum-kagum melihat rambut Nabila yang sangat indah. "Tompel di wajah kamu lucu." Lucu p****t lo! Batin Nabila mengumpat. "Wajah kamu kusam. Coba deh beli alat-alat make up untuk membuat kulitmu lebih bersinar." komentar Jack lagi. Nih cowok cerewet banget sih. Kesal Nabila dalam hati. "Mata kamu minus ya? Kok pakai kacamata?" "Diam lo, cowok cerewet!" bentak Nabila kesal. Bukannya marah, Jack malah terkekeh geli. Kemudian mengunci suaranya sambil senyum-senyum sendiri melihat Nabila. Nih cowok gak gila kan? batin Nabila kesal. "Mate~" lirih Jack tanpa sadar. Mate apaan sih? Kenapa akhir-akhir ini orang sering menyebut mate? Jangan-jangan dia juga gila? "Kamu percaya nggak kalau Werewolf itu ada?" tanya Jack pada Nabila tiba-tiba. "Gue nggak percaya dan nggak akan pernah percaya. Masa di zaman modern ini masih ada makhluk itu." "Tapi aku adalah Werewolf." Perkataan Jack berhasil membuat Nabila kaget dan tak percaya. "Gue nggak percaya! Jangan kebanyakan mengkhayal kayak Risa deh!" sinisnya. "Percaya nggak percaya, aku adalah alpha dari Red Moon Pack. Dan kamu adalah luna di packku. Suatu saat nanti kamu yang akan mendampingiku dalam memimpin pack." ujar Jack langsung. Nabila menghela nafas kesal. "Gue tetap nggak akan percaya sama omong kosong lo. Lo pikir gue anak kecil yang bisa di bohongi?? Makhluk yang lo bilang itu hanya makhluk mitos. Gue tekankan sekali lagi, MAKHLUK MITOS." "Tapi aku adalah Werewolf dan aku akan buktikan ke kamu nanti sepulang sekolah." Jack masih saja berusaha meyakinkan Nabila. "OMG!!! JADI WEREWOLF ITU MEMANG BENERAN ADA?" teriak Risa yang baru saja datang dengan histerisnya. Dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Nabila dan Jack. "Kau jangan pernah mengatakannya ke siapa pun. Kalau orang lain tahu, akan ku pastikan kau orang yang pertama kali aku cari. Dan setelah itu, besok harinya kau akan di temukan sudah tidak bernyawa dengan keadaan yang mengenaskan." ancam Jack dengan wajah seriusnya. Risa yang mendengar ancaman Jack menjadi sangat takut, sedangkan Nabila hanya menatap Jack datar karena ia hanya menganggap Jack mengada-ngada. "Ngapain lo masih disini?? Pergi ke tempat duduk lo sana!" sentak Nabila. "Kenapa akhir-akhir ini banyak orang gila ya?" gumamnya heran sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. "Aku nggak gila sweetheart, tapi apa yang aku ucapkan itu benar." dengus Jack. "Kok dia bisa dengar ya? Padahal suara gue kecil banget." gumam Nabila lagi. "Aku itu Werewolf sweetheart, makanya aku bisa mendengar suaramu, sekecil apapun itu." balas Jack. Lagi-lagi Nabila hanya menatap Jack datar. "Dasar gila. Jangan panggil gue sweetheart!" umpat Nabila. Jack hanya bisa mengelus d**a agar di berikan kesabaran yang lebih oleh moongoddes. Kalau bukan matenya, Jack pasti sudah membunuh Nabila dengan sadis. "Sebentar lagi kamu akan menjadi luna di packku. Persiapkan dirimu untuk itu." bisik Jack pada Nabila lalu pergi ke tempat duduknya. "Ckckck.. Kayaknya semua orang udah gila!" umpat Nabila kesal. Risa duduk di kursinya yang berada di sebelah Nabila dengan raut wajah yang tidak dapat di artikan. "Gue kan udah bilang kalau Werewolf itu ada." ucapnya bangga kemudian. "Gue tetap nggak percaya. Lo aja yang kayak bocah, percaya sama dongeng." "Terserah lo aja deh." Risa mengalah. Lagipula tidak ada gunanya juga dia berdebat dengan Nabila kalau tidak ada bukti. Beberapa menit kemudian kelas Nabila sudah seperti pasar karena terlalu heboh. Btw, Jack sudah mendapatkan teman baru yang bernama Dio. Mereka terlihat berdiskusi. Entah sedang mendiskusikan apa. Risa terlihat sibuk dengan ponselnya. Sementara Nabila sibuk dengan pikirannya.. Sepulang sekolah nanti gue mau beli kucing dulu ah. Pikir Nabila. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba saja pikirannya mengarah pada kucing. Oh ya, sekedar info, Nabila itu sangat suka dengan hewan apalagi dengan kucing dan kelinci. Kucing warna apa ya? Hm, mending warna putih aja deh biar cute gitu. Pikir Nabila lagi. Guru masuk ke dalam kelas hingga lamunan Nabila terbuyarkan. Kelas yang awalnya heboh juga menjadi sangat tenang. Seisi kelas menyimak pelajaran yang di terangkan guru, kecuali Jack yang malah sibuk memperhatikan Nabila dari belakang, memikirkan cara untuk membawa Nabila ke packnya karena sebentar lagi bulan purnama akan muncul dan itu adalah saat yang tepat bagi kaum werewolf. Ia akan mengikat dan menyatu dengan Nabila seutuhnya. Setelah selesai pelajaran keempat, Nabila dan Risa pergi ke kantin tanpa memedulikan orang-orang yang mencibir mereka, lebih tepatnya mencibir Nabila. Jack dan Dio juga pergi ke kantin. Banyak sekali tatapan memuja yang mengarah ke mereka berdua, seolah-olah para siswi ingin menerkam mereka berdua dengan ganas. -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD