8

1103 Words
8 ~Satu tahun yang lalu~ Kring… kring... Bel istirahat berbunyi dengan sangat nyaring, membuat seorang siswi berambut sebahu berwarna gold bersorak senang. Siswi itu adalah Nabila Angela Underson. Siswi kelas 11 SMA Kencana. Salah satu SMA Favorit. Di sekolah Nabila sangat terkenal atau lebih sering di sebut dengan most wanted girl. Nabila terlihat begitu sempurna. Wajah yang cantik, sifat yang friendly dan ceria, bakat yang banyak, dan keluarga yang terlihat sangat bahagia. Nyatanya Nabila tidak sesempurna itu. Di keluarganya, Nabila selalu di perlakukan berbeda oleh sang ibu, berbeda jauh yang ditunjukkan di publik, ibunya sangat lah manis. Entah apa alasan ibunya berbuat demikian. Kadang Nabila merasa kalau dia bukan anak kandung sang ibu. "Yihaaa! Akhirnya istirahat juga!" seru Nabila senang. "B aja kali." decak Rose. Gadis yang sudah menjadi sahabat Nabila selama satu tahun belakangan ini. Nabila dan Rose sudah mulai berteman semenjak Masa Orientasi Siswa. Awal mereka berteman karena Nabila dengan baiknya menawarkan Rose yang sedang kesulitan sebuah bantuan. Semenjak itu mereka dekat dan berakhir bersahabat. Di sekolah, Nabila mempunyai banyak teman dan penggemar. Namun Nabila hanya dekat dengan Rose. "Gue gak sempat sarapan tau. Makanya gue kelaparan. Ayok kita ke kantin!!" Seru Nabila dengan semangat 45. Nabila menggandeng tangan Rose. Selama di perjalanan banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan tatapan memuja. Atau lebih tepatnya mereka menatap Nabila yang terlihat begitu bersinar. Tak jarang banyak yang menyapa Nabila. Karena Nabila gadis yang friendly, dia membalas sapaan orang-orang. "Penggemar lo banyak banget ya, Bil. Gue jadi iri deh." celetuk Rose. "Haha, ngapain iri? Penggemar lo kan juga banyak. Secara lo itu modelnya sekolah." "Iya sih. Tapi penggemar gue gak sebanyak lo." "Ya udahlah, lagian penggemar itu juga gak penting kali." "Eh, lo mau pesan apa?" "Gue nasgor sama jus lemon aja, Ros." "Gue juga ah." Nabila mengantri di stand penjual nasi goreng dan Rose mengantri di bagian stand penjual jus lemon. Setelah selesai mengantri, mereka duduk di meja yang kosong. Tak jarang siswa menarik mereka untuk duduk bersama namun kedua gadis itu menolaknya dengan gelengan kepala dan senyuman. "Rose." "Hm?" "Jus lemonnya beda deh. Gak kayak biasanya." "Masa sih? Punya gue biasa aja deh." "Hai, sayang." sapa sebuah suara yang terdengar sangat familiar di telinga Nabila. Nabila menoleh. Ternyata itu pacarnya. Angkasa, namanya. Seorang most wanted boy yang juga merupakan kapten basket sekolah Nabila. Angkasa memiliki fans yang hampir sama banyaknya dengan fans Nabila. Angkasa di anugerahi wajah tampan, tubuh yang ideal, dan kekayaan yang berlimpah serta otak yang cerdas. Betapa beruntungnya Nabila mempunyai Angkasa yang begitu sempurna di matanya. Hubungannya dan Angkasa baru berjalan 9 bulan. Masih terngiang jelas di otak Nabila. Pria itu menyatakan perasaan dengan begitu romantisnya. Ah, membayangkannya saja membuat hati Nabila berbunga-bunga sekarang. "Hai juga." balas Nabila seraya tersenyum manis. Angkasa mengusap puncak kepala Nabila sekilas sebelum duduk di samping gadis itu dan meletakkan nampan makanannya di atas meja. Baru saja Angkasa membuat Nabila senang, sekarang pria itu malah membuat Nabila kesal. Bagaimana tidak kesal jika pacarnya malah asik mengobrol dengan Rose. Melupakan dirinya yang jelas-jelas berada disamping pria itu. Nabila merasa sangat terabaikan kala Rose dan Angkasa tertawa bersama. Nabila berusaha untuk tidak cemburu hanya karena Angkasa mengobrol dengan sahabatnya. Ia tidak boleh possesive. "Ekhm.. Nanti pulang sekolah kita jalan yuk, Sa." Nabila meletakkan kepalanya di atas bahu lebar Angkasa. Nabila harap Angkasa menerima ajakannya. Sudah lama sekali dia dan Angkasa tidak kencan. "Yah, maaf, sayang. Nanti aku ada acara keluarga." Pupus sudah harapan Nabila. Angkasanya ada acara. "Oke." Nabila tersenyum, berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Angkasa dan Rose kembali mengobrol. Sementara itu, Nabila melahap makanannya dengan susah payah. "Aku ke kelas dulu. Bye sayang, bye Rose." pamit Angkasa sebelum pergi ke kelasnya setelah bel masuk berbunyi. Kedua gadis itu juga kembali ke kelasnya. "Nanti kita jalan yuk, Rose." ajak Nabila pada sahabatnya itu. Dia sungguh bosan berdiam diri di rumah. "Sorry, gue ada acara." "Oh, yaudah deh." Nabila menghela nafas pasrah. **** Nabila pergi ke cafe terlebih dahulu sepulang sekolah. Karena malas sendirian di rumah. Adiknya pasti ikut les bahasa inggris sedangkan ibunya pasti pergi arisan. Di cafe, Nabila memesan makanan sambil menikmati wifi gratis dan mendownload drakor terbaru. Bukannya Nabila tidak punya kuota internet, hanya saja, jika ada yang gratis kenapa tidak di manfaatkan?! "Sayang. Aku mau ke mall setelah ini. Temani, oke?" Rengekan manja itu membuat Nabila yang sedang asik mendownload drakor mengalihkan pandangannya. Jijik sekali dia mendengar rengekan tersebut. "Iya, sayang. Apa sih yang enggak buat kamu." Mata Nabila membulat kaget. Angkasa dan Rose?! 'Mengapa mereka berdua ada disini? Bukankah mereka ada acara? Dan apa tadi? Rose memanggil Angkasa dengan sayang? Jangan-jangan...' Nabila menatap sepasang insan manusia itu dengan tatapan yang tidak dapat di artikan. Mata Nabila melotot kesal saat Angkasa memeluk pinggang Rose dengan possesive. Tak lupa pula menciumi puncak kepala sahabatnya. Iya, sahabat:) Sahabat yang menusuk Nabila dari belakang. Sahabat b*****t. "Cihh.. Apa-apaan mereka itu?'' decih Nabila tak suka. Sepasang insan manusia itu tak menyadari keberadaan Nabila. Dengan santainya, mereka duduk di kursi yang berada di belakang Nabila. Gadis itu menunduk agar mereka tidak mengenalinya. Memasang pendengaran dengan baik-baik, menguping pembicaraan mereka. "Kapan kamu akan memutuskan Nabila, sayang?" tanya Rose yang berhasil membuat Nabila mematung. "Aku masih sayang sama Nabila." Sayang??? Sayang katanya?! Kalau sayang, kenapa dia tega selingkuh di belakangku?? Yang menyakitkannya, dia berselingkuh dengan sahabatku sendiri. Kenapa tidak dengan gadis lain saja?! Batin Nabila kesal. "Kamu kan udah punya aku. Emangnya kamu nggak sayang sama aku?" tanya Rose dengan nada sedihnya. "Aku juga sayang sama kamu Rose bahkan lebih sayang daripada ke Nabila." Sudah cukup!!! Nabila tidak bisa lagi mendengarkan semua ini!! Mereka semua berhianat padanya!!! Nabila bangkit dari duduknya dan, Byurrr… "Astaga!!! Baju gue." pekik Rose. Rose membalikkan badannya. Tubuhnya menegang seketika melihat Nabila yang sedang menatapnya dengan tatapan sinis. Saat Angkasa ikut berbalik, pria itu juga menegang. "Kenapa kalian tegang hah??? Jadi ini acara yang kalian maksud? Selingkuh, heh??" bentak Nabila emosi. Mereka menjadi tontonan umum. Namun Nabila tak peduli. "Aku bisa jelasin semuanya, sayang." ucap Angkasa panik. Haha! Sudah jelas-jelas dia tertangkap basah berselingkuh. Tetap saja dia berusaha mengelak. Memangnya aku perempuan bodoh apa?! "Apa yang perlu di jelasin lagi, Angkasa? Jelas-jelas lo udah selingkuhin gue sama sahabat gue sendiri. Apa sih kurang gue buat lo?" sentak Nabila kesal. "Kita. Putus." ucap Nabila penuh penekanan. "Dan gue harap lo nggak menampakkan wajah busuk lo lagi di hadapan gue, Angkasa. Dan untuk lo (menunjuk Rose) b***h gue nyesal pernah sahabatan sama orang kayak lo. Penghianat!" Sebelum pergi Nabila menampar Angkasa kuat dan mendorong Rose hingga gadis pho itu terjatuh. "Ah ya, kalian pasangan yang sangat cocok. Sama-sama penghianat haha!" Nabila meninggalkan cafe dengan perasaan kesal dan marah tapi air matanya tak jatuh setitik pun dihadapan mereka. Sungguh, demi apapun, dia menyesal pernah pacaran dan sahabatan dengan penghianat seperti mereka berdua. -Tbc-
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD