Agenda Simposium

1231 Words
"Sungguh kalimat yang menggairahkan jiwa! Itu layak kau bisa menuntun serta mengembangkan Kelompok menjadi sedemikian rupa!" Bersama San Juan menutup kalimatnya, satu suara terdengar dari arah salah satu sudut wilayah perairan Pulau Serigala. "Tuan Muda, kau adalah jenis dari pemimpin alami! Sosok yang dilahirkan untuk membangun sebuah dinasti!" Ucap seorang pria tua, berdiri diatas air laut tak jauh dari lokasi kapal Perompak San Juan berada. "Hmmmm…!" Theo, segera menatap kearah sang pria tua dengan pandangan menyelidik. Memindai kekuatan serta mengamati secara menyeluruh sosok tua tersebut. Saat setiap orang yang ada di lokasi sepenuhnya mengarahkan tatapan pada sang pria tua, mencoba untuk menerka siapa gerangan orang ini yang secara sembarangan muncul di wilayah Pulau Serigala ketika jelas kekuatan penuh Kelompok Bandit Serigala, sedang berkumpul pada satu titik. Itu hanya San Juan bersama para anggota Perompaknya yang tampak memasang wajah seperti mengenali sosok tua tersebut. "Tetua…! Apa yang kau lakukan disini? Bukankah sudah kukatakan untuk tetap berada di wilayah perbatasan?" Seru San Juan. Memasang wajah tak senang. Karena sosok pria tua yang mendadak muncul, tak lain adalah Liu Lei. Tetua Ketiga Gaia Son Paviliun yang dalam beberapa minggu terakhir, ia intruksikan dengan cukup jelas bahwa harus menunggu di wilayah perbatasan sisi lain. Kini, melihat Liu Lei berada di lokasi sisi berlawanan dari tempat ia seharusnya diam menunggu, San Juan jelas merasa tak senang. Bagaimanapun juga, jika Liu Lei berada di tempat ini, maka ia baru saja tanpa ijin menerobos masuk kedalam wilayah Pulau Serigala. San Juan yang menjadi sosok utama penjaga keamanan Pulau Serigala, jelas tak bisa menerima tindakan Liu Lei, terlebih itu dilakukan tepat dihadapan Theo. Boss Besarnya yang telah memberi mandat langsung pada San Juan untuk memimpin penjagaan Pulau Serigala. "Boss…! Orang ini…" San Juan yang merasa malu pada Theo karena bisa dianggap lalai menjalankan tugas, hendak menjelang siapa sosok Liu Lei. "Tak perlu! Aku tau siapa dia!" Ucap Theo, memotong kalimat San Juan. "Biar aku mengurus untuk membawa orang ini kembali ke perbatasan!" Balas San Juan. Mencoba untuk memperbaiki kesalahannya. "Itu juga tak perlu!" Tanggap Theo. Sepenuhnya mempertahankan tatapan pada Liu Lei. "Kau berasal dari Gaia Son Paviliun?" Tanya Theo kemudian. Kepada Liu Lei. Theo bisa segera tahu identitas kelompok dibalik pria tua tersebut saat melihat lambang matahari emas, tersulam kecil pada kerah bajunya. Pertanyaan Theo, disambut anggukan singkat oleh Liu Lei. "Benar! Perkenalkan, aku adalah Liu Lei, Tetua Ketiga Gaia Son Paviliun!" Jawab Liu Lei. Memperkenalkan diri kepada Theo dengan kesopanan. Menangkup kedua tangan pada d**a. Theo, tak memberi tanggapan apapun pada perkenalan pria tua di hadapannya, ia hanya mempertahankan tatapan tajam pada Liu Lei. Liu Lei sendiri, tampak tak begitu terganggu dengan sikap Theo yang jelas sedikit tak sopan karena tak membalas salam tangan serta perkenalan dirinya. Setelah bertahan saling tatap satu sama lain dalam diam, Liu Lei, akhirnya memutuskan untuk kembali membuka suara. "Ada beberapa hal mendesak yang perlu kusampaikan langsung kepadamu sebagai Boss Besar Bandit Serigala! Atau, kita sekarang menyebutnya Aliansi Serigala?" Ucap Liu Lei. Memasang wajah ramah. Mulai mengatakan maksud dari tujuannya datang menemui Theo. "Ohhhh… Hal mendesak macam apa itu? Apakah berhubungan dengan situasi rumahku?" Tanya Theo. Mendengar pertanyaan Theo, Liu Lei menggeleng perlahan. Masih mempertahankan senyum ramah diwajahnya. Sikap yang bertolak belakang dengan yang ditunjukkan Theo, dimana dari awal terus menatap tajam kepadanya. "Bukan! Hal lain yang lebih penting!" Jawab Liu Lei. "Yang perlu kusampaikan padamu, itu berhubungan dengan satu agenda besar yang sebentar lagi…." "Diam!" Ucap Theo tiba-tiba. Memotong kalimat Liu Lei. "Jika memang tak berhubungan dengan rumah, maka kuanggap itu tidak terlalu mendesak!" Lanjut Theo. Berubah dingin intonasi nadanya. "Tetua Ketiga, kau harus tahu serta menggaris bawahi beberapa hal yang akan kusampaikan ini!" "Pertama, meskipun memang aku memiliki beberapa hubungan dengan Gaia Son Paviliun, itu cuma sekedar dalam tahap bisnis! Tidak lebih dan tidak kurang!" "Kedua, setinggi apapun kedudukanmu dalam Gaia Son Paviliun, sejujurnya aku tak peduli!" "Jadi, sampaikan pada pihak Gaia Son Paviliun, jika kedepan ada orang-orang mereka yang bersikap seperti kau saat ini, secara tak langsung merendahkan anggotaku dengan mengabaikan intruksi darinya, merendahkan dan seolah memandang remeh Kelompokku dengan tanpa ijin memasuki wilayah yang jelas merupakan lokasi pribadi, maka aku tak akan ragu membatalkan semua kesepakatan bisnis!" Tutup Theo. Bukan hanya intonasi nada, kini sorot matanya, juga berubah menjadi sangat dingin. Kata-kata Theo, entah kenapa seperti membawa hembusan angin dingin yang menyapu d**a Liu Lei. Raut ramah yang sedari awal sengaja ia pasang, seketika berubah serius. Bukan hanya Liu Lei, seluruh orang yang saat ini ada disekitar, mendadak bisa merasakan hawa berat membekap lokasi. Tak ada yang berani membuka mulut. Masing-masing sorot mata anggota kelompok Bandit Serigala, sepenuhnya tertuju pada punggung Theo. Punggung dari sosok Boss Besar-nya ini, seolah berkembang menjadi sangat lebar. Begitu lebar dan luas hingga membuat tiap orang merasakan kenyamanan tertentu. Bagaimana tidak, bahkan dihadapan dari sosok penting layaknya Liu Lei yang merupakan Tetua Ketiga Gaia Son Paviliun, Theo tanpa pandang bulu dan tanpa rasa takut sama sekali melindungi seluruh kelompok agar tak jatuh dalam situasi direndahkan oleh pihak lain. "Aku tak peduli sepenting apa urusan yang kau bawa! Pertahankan sikap hormat saat berhadapan satu sama lain! Sikap hormat, adalah landasan awal! Fondasi dari struktur hubungan yang selama ini telah kita bangun!" Ucap Theo. Memecah keheningan. "Tuan Muda, aku tak bermaksud…." "Aku tak butuh penjelasan! Cukup katakan apa kau paham dengan apa yang tadi coba kusampaikan?" Untuk kesekian kalinya, Theo memotong kalimat yang akan disampaikan oleh Liu Lei. "Ahhh…!!!" Kali ini, Liu Lei sedikit tersedak. Memandang Theo layaknya monster tanpa rasa ampun. Ia mulai merasa tak sedang berhadapan dengan seorang generasi muda, namun satu sosok yang satu generasi, bahkan lebih senior dari pada dirinya. "Tuan Muda, aku…" "Siapa Tuan Muda? Gunakan kalimat yang tepat? Disini, aku adalah Boss Besar Bandit Serigala!" Potong Theo lagi. 'Boss…! Kau sungguh kejam!' Gumam San Juan. Ia yang awalnya merasa begitu puas dengan pembalasan sikap tak hormat dari pihak Gaia Son Paviliun, kini justru mulai merasa kasihan pada pria tua Liu Lei yang sudah memasang wajah tak menentu. Begitu tertekan hingga menjadi diam. "B-Boss…!" Sampai akhirnya, dibawah tekanan intens yang mengguncang mental, Liu Lei secara tak sadar memanggil Theo dengan sebutan Boss. "Katakan langsung apa tujuanmu datang kemari?" Tanya Theo. "Itu… Tak bisa kulakukan! Ini harus di obrolkan berdua saja denganmu!" Jawab Liu Lei. "Konyol! Setelah sempat tak menghormati Kelompokku, apa kau masih mengharapkan sesuatu layaknya jamuan makan? Minum-minum sembari melakukan percakapan?" Dengus Theo. "Kau bahkan belum menyampaikan permintaan maaf! Jadi, katakan sekarang juga dihadapkan seluruh anggota Kelompok Aliansi Serigala! Apa tujuanmu datang!" Lanjut Theo. Dengan intonasi semakin dingin. Kini bukan hanya San Juan, hampir seluruh anggota kelompok Bandit Serigala, menatap Liu Lei dengan tatapan iba, termasuk diantaranya Feizel, Zota dan beberapa wakil pemimpin divisi. Hanya beberapa yang tak menatap iba. Si Gendut Thomas, tak henti menunjukkan senyum lebar. Tampak sangat menikmati pertunjukan. Ching Shih, tersenyum tipis. Sementara Dante, Darsa, dan juga Shadex. Memasang raut wajah dingin. Hampir sama dengan Theo. "Itu adalah undangan!" Ucap Liu Lei pada akhirnya. Setelah tampak ragu untuk beberapa saat. "Tujuanku datang, adalah untuk mengantar undangan resmi dari Dragon Knight Alliance! Kelompok Bandit Serigala, diharapkan untuk menjadi bagian dari salah satu kelompok yang nantinya hadir dalam agenda Simposium!" Tutup Liu Lei. Memutuskan langsung pada topik utama. Seraya menyodorkan dengan gerakan hormat, sebuah gulungan kertas undangan bercorak emas nan mewah kearah Theo. "Simposium?" Gumam Theo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD