jatuh cinta

1158 Words
Alya memandangi wajah tampan yang kini menjadi suaminya. Sudah sebulan usia pernikahannya dengan Rega, dan selama sebulan itu pula Rega memperlakukannya dengan sangat baik. Membuat benih-benih cinta tumbuh subur di hati Alya. Mungkin terlalu cepat buat Alya jatuh cinta pada Rega, apalagi mereka baru saling kenal selama satu minggu kemudian menikah. Usia pernikahan mereka juga baru menginjak satu bulan, tetapi perlakuan Rega yang begitu manis membuat Alya begitu mudah jatuh pada pesona suaminya itu. Rega yang sadar diperhatikan langsung menoleh ke arah istrinya, dan langsung menghadiahi senyuman yang langsung membuat Alya meleleh. "Perasaan dari tadi lihatin aku terus. Baru sadar, kalau suamimu ini ganteng ya?" Rega mendekati Alya, kemudian memeluknya dari belakang. Tak lupa sebuah ciuman mendarat di kedua pipi Alya. Wajah Alya memerah karena ketahuan sedang memperhatikan suaminya. "Pede banget sih!" Senyum Rega semakin mengembang melihat wajah Alya yang merona, terlihat begitu menggemaskan di mata Rega. Pria itu mengeratkan pelukannya. "Bilang ganteng aja apa susahnya sih?" ucap Rega pura-pura merajuk membuat Alya terkekeh geli. "Iya, iya, ampun, suamiku yang ganteng!" Alya berteriak sambil menahan geli saat Rega mulai menggelitik pinggangnya. "Gara-gara kamu, dia jadi bangun nih!" Rega meraih tangan Alya kemudian mengarahkannya pada tubuh bagian bawahnya yang mulai menegang. Wajah Alya merona, ia ingin melepaskan tangannya, tetapi langsung ditahan oleh Rega. "Dasar m***m!" "m***m sama istri sendiri nggak dosa." Rega mengusap tangan Alya pada senjatanya yang sudah terasa sesak di dalam sana, membuat wajah Alya semakin memerah. "Udah sering pegang juga, tapi masih malu-malu." "Mas ...." "Kamu bahkan sudah sering ngerasain pakai ini." Rega menunjuk ke arah bibir Alya. "Mas Rega!" Alya mencubit pinggang suaminya karena malu. Saat mulutnya bergerak ingin protes, Rega terlebih dahulu menyambar bibirnya dan langsung menciumnya cukup lama. Alya yang terkejut dengan perlakuan Rega yang tiba-tiba, hanya bisa pasrah saat lidah Rega sudah menari di dalam mulutnya. Tak mau kalah dengan Rega, Alya pun membalas ciuman Rega yang selalu memabukkannya. Akhirnya malam ini seperti malam-malam sebelumnya, mereka melakukan percintaan panas mereka tanpa mengenal bosan. Jangankan bosan, mereka malah justru merasa ketagihan dan ingin melakukannya terus menerus. Alya mendesah nikmat sambil memeluk tubuh Rega yang terus berpacu di atas tubuhnya. Tubuhnya menegang penuh keringat di bawah tubuh Rega yang terus memompanya dengan cepat. Pria itu terus memacu tubuhnya mengejar kenikmatan yang belum dia dapatkan. Sementara Alya sendiri sudah beberapa kali telah mencapai puncaknya. Beberapa saat kemudian, Rega pun mengerang setelah mendapatkan kepuasannya. Tubuhnya ambruk di atas tubuh Alya. Rega memeluk Alya sebentar, menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja ia rasakan. Rega bangun dari tubuh Alya kemudian mengecup kening istrinya cukup lama. "Makasih, Sayang, kamu benar-benar hebat." Alya hanya menjawab dengan senyuman. Tubuhnya terasa letih dan tak bertenaga. Rega tersenyum puas melihat istrinya tidak berdaya karena ulahnya. Dia merengkuh tubuh Alya, mendekap tubuh polos istrinya dengan erat. Rumah tangga Alya berjalan sangat harmonis. Perlakuan Rega yang sangat manis padanya membuat Alya semakin jatuh cinta pada Rega. Hari-hari Alya dan Rega dipenuhi oleh kebahagiaan, hingga tak terasa usia pernikahan mereka sudah menginjak tiga bulan. "Hari ini aku akan ke rumah mama, Mas, boleh kan?" "Boleh dong, " jawab Rega sambil memeluk pinggang Alya yang saat ini sedang memasangkan dasinya. Rega mencium kening Alya dan mengecup bibirnya sekilas. "Makasih, Sayang." Alya mengangguk kemudian memeluk Rega. "Kalau sudah ganteng begini, aku jadi nggak rela melepas kamu ke kantor," ucap Alya manja. "Aku harus kerja, Sayang," sahut Rega dengan senyum mengembang di bibirnya. Alya melepaskan pelukannya sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Rega gemas. Pria itu langsung meraih bibir merah Alya kemudian menciumnya dengan rakus. "Ayo kita sarapan, nanti kamu terlambat ke kantor," ucap Alya setelah melepaskan tautan bibirnya. "Ckk! Kamu udah bikin dia bangun, Sayang." Rega merajuk sambil meraih tubuh Alya ke dalam pelukannya. Bibirnya sudah mulai menyusuri leher Alya. "Sudah siang, nanti kamu telat. Nanti malam saja, ya?" Rega mendesah kesal. Dia jadi menyesal, karena sudah mencium Alya tadi. Istrinya ini benar-benar hebat, baru berciuman saja membuat tubuh bagian bawahnya langsung menegang. Seandainya Rega tidak ada meeting pagi ini, sudah dipastikan kalau ia lebih memilih memuaskan senjatanya dulu daripada ke kantor. Mereka berdua sudah duduk di meja makan, menikmati sarapan yang dimasak oleh Alya. Alya memang memilih memasak sendiri buat suaminya, walaupun sebenarnya sudah ada asisten rumah tangga yang membantunya. Setelah sarapan, Alya mengantarkan suaminya sampai ke depan rumah. Dia mencium tangan Rega yang dibalas sebuah kecupan di keningnya. Setelah itu, Rega masuk ke dalam mobilnya. "Hati-hati, Mas." Rega mengangguk kemudian melajukan mobilnya ke luar dari gerbang rumahnya. Sesuai janji Alya, hari ini ia akan pergi ke rumah mertuanya. Ibu mertuanya meminta Alya menemaninya pergi berbelanja Sampai di rumah Martha, kedatangan Alya disambut sang mertua dengan gembira. Martha memang sangat menyayangi Alya, membuat perempuan itu merasa beruntung. "Apa kabar, Sayang?" "Baik, Ma. Mama sendiri gimana?" Alya mencium tangan ibu mertuanya kemudian memeluknya. "Mama baik-baik saja, Sayang, " jawab Martha melepaskan pelukannya lalu mencium kedua pipi Alya. "Kita berangkat sekarang?" Martha mengangguk. "Iya, kita berangkat sekarang. Biar sambil jalan-jalan. Mama juga mau ke salon langganan Mama." "Baiklah, ayo kita berangkat." Alya meraih tangan Martha kemudian menggandeng tangan mertuanya, membuat Martha menyunggingkan senyumnya. Sesampainya di dalam mobil, Martha menyuruh sopir pribadinya untuk mengantarkannya ke salon. "Kita ke salon dulu, habis dari salon, kita langsung belanja." "Oke." Alya tersenyum senang ke arah ibu mertuanya. "Ayo jalan, Jun. Anterin kita ke salon langganan," perintah Martha. "Baik, Bu." *** Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di salon, kini Alya dan ibu mertuanya sudah berada di mall terbesar di kota itu. Mereka berkeliling mencari barang-barang yang disukainya. Alya hanya mengikuti sang mertua memilih-milih barang yang disukai oleh ibu mertuanya itu. Baju, sepatu, tas, sampai ke perlengkapan make-up pun tak lepas dari incaran Martha. Martha juga membelikan baju, tas, dan barang lainnya untuk Alya. Meskipun Alya menolaknya karena merasa tidak enak, tetapi ternyata mertuanya itu tipe orang yang tidak suka dibantah, hingga akhirnya Alya pun hanya bisa pasrah menuruti keinginan Martha. Setelah merasa lelah berkeliling, akhirnya mereka memutuskan masuk ke dalam restoran yang masih berada di dalam mall tersebut. "Kamu mau pesan apa?" Martha menyodorkan buku menu pada Alya. "Samain aja, sama pesanan Mama." "Oke." Martha memanggil pelayan restoran kemudian memesan makanannya. Martha meraih ponselnya yang berdering di dalam tas brandednya. "Bentar ya, Al. Mama angkat telepon dulu." Alya mengangguk. Martha mengangkat panggilan teleponnya di depan Alya. Pandangannya menyapu ke luar restoran dari balik kaca. Terlihat banyak orang berlalu lalang sambil membawa belanjaan, ada yang membawa anak, dan ada juga yang bergandengan tangan dengan pasangan sambil tersenyum ceria. Martha tersenyum tipis sambil terus berbicara di ponselnya, saat ia melihat seorang anak kecil yang terlihat sangat lucu sedang berjalan diiringi kedua orang tuanya. Namun, sedetik kemudian Martha terbangun dari duduknya dan berdiri lebih dekat di depan kaca. Martha memastikan penglihatannya. 'Bukankah itu Rega?' Martha melirik Alya sekilas kemudian kembali mengarahkan pandangannya. Di depan sana, ia melihat Rega, anaknya sedang berjalan bergandengan sambil memeluk seorang perempuan cantik dengan mesra. Senyum bahagia terpancar dari wajah mereka berdua. Martha mengeraskan rahangnya, hingga tanpa sadar meremas ponsel yang sedang dipegangnya. 'Rega ....'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD