Om VS Abi

1282 Words
Sesampainya di kediaman Aliana, Ferdhy pun menekan klakson mobilnya. Tampak Pak Sarip bergegas membuka gerbang alferon bermotif bunga tersebut. Mobil Ferdhy langsung menerobos saat pintu masuk sudah terbuka lebar. Hamparan rumput gajah yang menghijau dan sehat menyambut kedatangan mereka, begitu pula bunga hias warna warni yang berkembang amat memanjakan mata. Suasana asri di tengah hiruk pikuk riuh kota Jakarta. Menyegarkan. Rida tersenyum lebar membayangkan pertemuan dengan sang sahabat nanti. Dia tak sabar ingin segera menghamburkan pelukannya pada Aliana yang sudah amat dirindukan. "Aku nggak sabar pengin cepat ketemu Aliana, Mas." "Sabar, Sayang." Mercedes yang Ferdhy dan Rida tunggangi pun berhenti di pelataran. Bergegas mereka turun lalu menghampiri Pak Sarip. "Selamat siang, Pak Sarip," sapa Rida ramah. “Siang, Non Rida. Wah, tumben datang ke sini? Kangen ya, sama anak-anaknya Non Aliana?” tebak Pak Sarip. Dari dulu, Pak Sarip tidak pernah berubah, selalu saja ramah. “Iya nih, Pak. Kangen banget sama Kiara dan Rena. Makanya pulang dari kampus, langsung ke sini,” terang Rida tanpa mengesampingkan sopan santun. “Oh, jadi cuma anak-anak aja yang dikangenin?” Suara Aliana menyambar indra pendengaran Rida. Melihat Aliana berdiri di depan pintu sambil menggendong Baby Rena, Rida pun langsung melesat ke arahnya. “Aliana! Aku kangen banget!” teriak Rida sambil merentangkan kedua tangannya. Ferdhy pula lekas menyusul istrinya. “Tumben banget ke sini? Mau ngapain? Minta makan?” canda Aliana yang membuat Rida mengerucutkan bibir. “Enak aja. Masa baru dateng udah dituduh yang nggak-nggak? Aku tuh, kangen sama anak-anak kamu. Kiara mana, ya?” tanya Rida saat tidak mendapati Kiara mengekori emaknya. “Makanya, bikin anak sendiri. Biar nggak kangen sama anak orang.” Tiba-tiba, Reyhan muncul dari balik pintu bersama dengan Kiara. Cuitan Reyhan membuat Ferdhy gatal untuk membalasnya. “Apaan? Diajakinnya ogah mulu. Banyak banget alasannya.” Ferdhy curhat. Semburat merah seketika membias di pipi Rida. “Lah, kamu ngajakinnya tiap hari. Ya, capek!” sanggah Rida membela diri. Seketika, tawa Reyhan dan Aliana pun pecah. Keduanya terpingkal mendengar perkataan jujur Rida yang polos. Aliana pula mengusap kepala Kiara-anaknya yang tampak menatapnya bingung, sebab tidak mengerti obrolan orang dewasa di sekitarnya. “Sssttt! Ada anak di bawah umur. Jangan cemari anakku dengan pikiran kotor kalian, ya? Awas aja! Nggak terima aku,” omel Aliana pada Ferdhy, Reyhan, dan Rida. “Om Ferdhy sama Abi lagi ngomongin apaan, sih? Kiara nggak paham.” Polos, Kiara meminta penjelasan dari Ferdhy dan Reyhan. Rida pun gegas mengalihkan anak mungil itu. “Eh, Kiara, Tante Rida, bawa coklat putih kesukaan Kiara. Masuk ke dalam, yuk!” Langsung senyuman lebar mengembang dari mulut Kiara, anak kecil itu pun mengangguk senang. Tanpa meminta persetujuan dari Tuan rumah, Rida pula selonong sambil menggandeng Kiara. “Al, aku pinjam anakmu dulu. Bye-bye.” Dia berlalu. “Bikin sendiri enak, Rid!” timpal Aliana seraya mencugat. “Iya, entar dicetak pake terigu!” sahut Rida seraya terus mengayuh langkah. “Entar malem jangan lupa, Yaang. Kita bikin adonannya!” seru Ferdhy, tetapi tak mendapat respon dari Rida. Reyhan terkekeh. “Duh, kasihan yang udah pengen tapi nggak dikasih. Masih siang Woi!” ledeknya jenaka. Segera Ferdhy meliriknya horor. Kemudian dia meraih leher Reyhan lalu memiting, hingga membuat si empu kesulitan bergerak. “Kampret, lo!” maki Ferdhy geregetan, karena sahabatnya itu terus-terusan menggodanya. “Udah. Ayo masuk! Kok, malah rangkul-rangkulan? Aliana geli lihatnya." Aliana bergidik. “Ini aku dipiting, Sayang. Bukan dirangkul. Tolongin suamimu yang teraniaya ini. Panggil pak RT, terus lapor polisi. Buruan, Yaang,” adu Reyhan dramatis pada istrinya. Mendengar itu, tangan Ferdhy merasa gatal untuk melayangkan jitakan di kening Reyhan. Peletak! “Kan, lo polisi, Dodol!” “Loh, iya, ya? Kenapa jadi error gini, sih?” Reyhan bingung. “Al, masuk Al. Nggak usah khawatir. Serahkan suamimu padaku. Biar aku yang urus,” perintah Ferdhy. “Oke, Mas. Aliana serahin Mas Reyhan sama kamu. Bikin waras, ya, Mas? Biar waras dikit,” ujar Aliana tak acuh. Reyhan pula memelotot. “Yaang, aku nggak gila, loh,” protesnya pada sang istri. “Siapa yang bilang Mas Reyhan gila? Mas, nggak gila. Tapi warasnya tinggal segini. Bikin Aliana pusing aja,” ujar Aliana seraya mendekatkan ibu jari tangan kiri dengan telunjuk. Ferdhy menahan tawa. Ternyata, tidak hanya rumah tangganya dengan Rida saja yang dibumbui obrolan konyol. Nyatanya, Reyhan dan Aliana pun sama. “Udah, Al. Masuk aja. Mau kusucikan dulu otak suamimu.” “Oke, Mas. Aliana masuk dulu. Mau temenin Rida sama Kiara. Mas Ferdhy, yang semangat bikin Mas Reyhan kembali normal. Semoga berhasil.” Aliana mengacungkan sebelah kepalan tangannya ke udara. Setelah bersitatap cukup lama, Reyhan memalingkan wajahnya, sebab Ferdhy menampakan seringai yang rumit. “Mau ngapain lo?!” Reyhan bergidik ngeri. Otaknya sudah traveling membayangkan jika Ferdhy adalah seseorang dengan perilaku yang menyimpang. Ferdhy menjewer telinga Reyhan, gemas. Semangat, dia memaki sahabatnya itu. “Otak lo bisa dikondisikan nggak? Jangan mikir yang nggak-nggak! Gue masih doyan jeruk, nggak doyan yang berbatang!” Reyhan mendengus seraya menatap Ferdhy sinis. “Ya, kali aja. Muka lo kan, kayak Om-Om gay m***m! Wajar kalo gue waspada.” Ferdhy menghembuskan napas dengan kasar. Dilepasnya Reyhan dari pitingan. Kemudian Ferdhy duduk sembarangan di teras itu. Dia pun kembali menatap Reyhan dengan wajah yang masam. “Emang otak lo nggak pernah bener dari zaman sekolah. Dasar Otak Kotor! Gue serius pengin banget bersihin otak lo pake air Sungai Gangga. Andai India deket. Gue seret lo idup-idup.” Reyhan tergelak. “Jangan lah. Ntar bini gue jadi janda. Kasihan nggak ada yang nafkahin." Ferdhy menatap fokus Reyhan sambil menyeringai miring lalu berceloteh, “Gue siap tampung janda. Lagian gue punya perusahaan gede dan harta gue juga nggak akan habis sampai tujuh turunan. Aman lah.” Reyhan memasang kuda-kuda di depan Ferdhy siap untuk menerjang. “Yok, kita baku hantam sekarang!” Dengan langkah seribu, Ferdhy melesat masuk ke rumah. “Ampun, Suhu!” teriaknya. Rida dan Aliana saling menatap keheranan kala melihat Ferdhy yang berlarian. “Kenapa sih, Mas? Lari-lari gitu. Kurang kerjaan banget,” sungut Rida pada sang suami yang berhenti di hadapannya dengan napas menderu. “Huh ... itu, ada kunti ngamuk, Sayang,” jawab Ferdhy seraya meringis dengan napas ngos-ngosan. Gelak tawa pun segera memenuhi ruang keluarga tersebut. Bukan hanya Rida dan Aliana yang terpingkal, tetapi Kiara juga turut menyumbang tawa saat mendengar jawaban lawak Ferdhy. “Siang bolong begini mana ada hantu, Om Ferdhy?” Kiara polos. “Lah, itu hantunya muncul.” Tunjuk Ferdhy pada Reyhan yang sudah siap menerkamnya hidup-hidup. “Itu kan, abinya Kiara, Om? Masa dibilang hantu?” bela kiara tak terima saat abinya disamakan dengan hantu. Ferdhy duduk di samping Kiara yang sedang asyik menikmati coklat putih di sofa. “Coba deh, Kiara lihat. Bentar lagi sungut abimu mau keluar,” bisiknya seraya menunjuk Reyhan. Namun, telinga polisi muda itu masih bisa mendengarnya dengan jelas. “Woy! Jangan cuci otak anak gue dengan kesomplakan lo, ya? Nggak rela gue!” cercah Reyhan saat Ferdhy berusaha mempengaruhi pikiran Kiara. “Sesama somplak, dilarang saling menghujat, mencela, dan menikung. Kalau baku hantam, ayo! Yang kalah, makan beton," seru Ferdhy. Aliana dan Rida menahan tawa saat mendengar celetukan Ferdhy. Sementara Reyhan sudah mengutuknya. “Edyan!” Aliana hanya mampu menggelengkan kepala. “Ya Allah, semoga anak-anakku tidak ketularan Om dan Abinya yang stres ini.” Ferdhy dan Reyhan pun bisa saling tatap. "Jangan samakan kami, Yaang. Aku masih lurus. Dia tuh, yang nyengsol," bantah Reyhan seraya menunjuk Ferdhy dengan geram. Gara-gara kelakuan Ferdhy, Aliana jadi salah paham dan menuduhnya kurang satu sendok. "Enak aja. Gue begini karena dihasut sama lo! Kalo lo nggak menodai otak gue. Gue nggak bakalan somplak begini. Dasar Pak P*lisi Somplak!" sanggah Ferdhy yang juga tidak terima dengan tuduhan keji sahabatnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD