Rida yang tidak terima, langsung menggebrak meja. "Maksud kamu apa, bicara seperti itu? Kamu pikir, saya barang?!" Tatapan Rida mendadak nyalang. Ini seperti pelecehan baginya. "Seperti yang kamu pikirkan! Tidak usah jual mahal! Aku bisa memberimu kebahagiaan lebih dari yang Ferdhy beri." "Apa hak kamu bicara seperti itu? Gak malu, mulut busukmu itu bicara begitu sama perempuan bersuami? Saya sudah cukup bahagia bersama Mas Ferdhy! Kamu jangan coba-coba menjadi benalu dalam rumah tangga kami." Laki-laki itu tertawa remeh, membuat Rida semakin kesal dibuatnya. "Apa hebatnya Ferdhy? Dari dulu nasibnya cuman beruntung!" Rida membalasnya dengan senyuman sinis. "Kenapa? Tidak mampu bersaing? Beraninya cuman nikung dari belakang! Kalau kamu lelaki sejati, harusnya malu. Istri orang kok mau

