bc

Permainan Panas CEO Arogan

book_age18+
7
FOLLOW
1K
READ
revenge
dark
arrogant
badboy
drama
bxg
city
office/work place
enimies to lovers
seductive
like
intro-logo
Blurb

Nila terjebak dalam cinta dan benci. Dia mencintai Anggara tapi juga membencinya. Apalagi pria ini membuat perusahaan ayahnya hancur sehingga ayahnya jatuh sakit. Demi pengobatan ayahnya Nila memohon agar Angga memberinya pekerjaan. Anggara yang memang membenci Nila dan ayahnya memanfaatkan hal itu untuk membuat Nila menjadi sasaran balas dendamnya. Dia membuat Nila menjadi b***k demi pengobatan sang ayah.

"Dulu kau merendahkanku karena aku miskin, sekarang kamu bahkan rela berada di bawah ketiakku demi uang Nila. Rasakan balas dendamku," desis Angga.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku meski kau masih dendam padaku Angga. Jadi kita bisa hancur bersama."

chap-preview
Free preview
Pasrah
Nila mendesah pelan akibat telepon yang ia terima dari rumah sakit. Ia merasa tidak berdaya dengan semua himpitan ekonomi yang harus ia hadapi setelah perusahaannya diakuisisi oleh Anggara. Hidupnya yang dulu seperti putri berbalik seratus delapan puluh derajat karena pria itu. Tak hanya itu, ia juga menjadi sasaran kebencian di kantor dan tetangga nya. Semua karena cinta terlarang yang ia mainkan. ''Apa yang harus aku lakukan?'' Gumam Nila. Ketika ia melamun, tiba tiba ia merasakan cubitan kecil di pinggang nya. Tanpa menoleh Nila tahu siapa pelakunya, yah itu bosnya. Anggara jelas pelakunya. Pria yang ia benci sekaligus cintai. "Ke ruanganku sekarang. Aku membutuhkan mu." Dia berkata dengan dingin sangat berbanding terbalik dengan tatapan nya yang panas. Kulit Nila bahkan terasa terbakar karena tatapan Angga. "Baik, Pak." Nila yang berpakaian minim dan ketat berjalan mengekori Angga. Gadis itu berusaha keras berjalan dengan normal meski apa yang ia kenakan sama sekali tidak normal. Bagaimana ia bisa normal jika tidak mengenakan apapun di balik baju resminya. Semua atas perintah Angga yang absurb. ''Stth lihat, si jal4ng mulai beraksi,'' bisik bisik dari kubikel yang berada di ruangan ini pun terdengar. Mereka dengan terang terangan menatap jijik ke arah Nila. Semua itu seperti makanan yang membuat Nila mati rasa. Persetan dengan kalian, batin Nila. Uang adalah hal yang ia butuhkan saat ini. Nyawa ayahnya berada dalam bahaya, dan menjadi gadis baik baik bukan opsi utama karena tidak bisa menghasilkan uang. "Apa jadwalku hari ini?" tanya Anggara di kursi yang membuatnya nampak berwibawa dan menakjubkan. Dia dingin seperti singa yang menatap mangsanya. Secara bersamaan dia juga indah seolah menawarkan kemenangan. Anggara seperti kotak pandora yang menggoda sekaligus berbahaya. Nila mendekat dan menemukan tatapan dingin Anggara. Walau demikian Nila tahu kalau sikap dingin Anggara menyembunyikan bara yang panas. Seolah mengejek apa yang akan ia lakukan. Sebab mereka berdua tahu apa maksud Angga memanggilnya. Nila datang mendekat. "Karena kemarin bapak meminta membatalkan rapat dengan CEO Erwin, maka hari ini hanya ada jadwal kunjungan ke pabrik pukul satu siang. Selebihnya anda hanya perlu tanda tangan berkas pencairan dana dan memeriksa pengajuan beberapa proyek dari devisi perencanaan dan keuangan." "Lalu jadwal kita?" Nila terdiam. Ia memang menjadi pelayan di rumah Angga setelah pulang kerja. Lebih tepatnya menjadi pelayan di bekas rumahnya. Ia membiarkan Anggara melakukan apapun yang ia inginkan agar ia tidak ditendang oleh Anggara dari pekerja dan diblack list dari semua perusahaan. Beruntung laki laki itu tidak melebihi batas. Namun untuk hari ini, ia ingin Anggara melewati batas yang ia tetapkan. Uang, Nila butuh itu. "Tidak ada jadwal khusus. Ta- tapi Pak Ang- anggara, sa-saya butuh uang..." cicit Nila," bisakah bapak memberi saya uang?" Gadis cantik dengan wajah menawan itu menunduk kala mengutarakan niatnya. Anggara, pria pencinta wanita dan memiliki tunangan itu langsung menyeringai. Dengan wajah polos nan lugu Nila, tidak akan ada yang mengira kalau gadis ini adalah sekertaris plus plusnya. Yang menyebalkan hanya gadis ini yang menyentuhnya tapi tak mengijinkan dirinya disentuh Anggara. Meski demikian Angga cukup puas dengan kesepakatan itu. Dan perkiraannya akhirnya tiba. Gadis ini hari ini memohon demi uang. Sesuatu yang sudah ia prediksi sebelumnya. "Untuk pengobatan ayahmu lagi?" Pria itu berdiri dari kursi tempatnya menghasilkan rupiah. Tangannya mulai beraksi dan menelusuri sesuatu yang ia sukai. Membelai di sana dengan mudah karena tahu sekertaris nya itu tidak memakai dalaman seperti perintahnya. "Iya, Pak," jawab Nila. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengerang. Tangan Anggara bergerak tanpa ampun ditempat yang tidak semestinya. Ia bahkan melihat bajunya bergerak gerak. "Berapa yang kau inginkan?" Bisik Anggara. Dari belakang pria itu bertanya hingga membuat Nila merinding. Sebagai pria yang memiliki segalanya, Anggara tidak ragu memenuhi keinginan Nila. Tentu saja dengan harga tertentu. Dia tidak akan memberi sesuatu selain di acara amal, apalagi untuk gadis yang sudah melakukan hal kejam padanya. "Du-dua ratus juta. Tolong berikan saya dua ratus juta." Angga ingin tertawa. "Ahahaha dua ratus juta, apa yang kau tawarkan padaku, Nila? Dua ratus juta bukan uang yang sedikit." Anggara memancing Nila. Meski tahu benar untuk apa uang itu. Anggara ingin bertransaksi. Dan inilah awal balas dendamnya dimulai. Nila dan ayahnya tidak akan pernah ia lepaskan. Terutama ayah Nila yaitu Sanjaya. Orang yang dulu menghinanya dengan uang, kini terbaring di rumah sakit dan membutuhkan uang darinya. Sungguh karma yang manis. "Katakan Nila? apa yang kau tawarkan untukku. Tidak ada yang gratis di dunia ini, Nila?" "Sa-saya bersedia melakukan apapun." "Bahkan menjual kepolosanmu?" Nila mengangguk. "Bagus. Lakukan apa yang harus kau lakukan." Nila menarik nafas panjang. Dia memang tidak memiliki pilihan lain. Perusahaan ayahnya hancur, lalu jatuh sakit karena ulah pria ini. Semua saudara dan rekan ayahnya tidak ada yang berani membantu karena takut dengan Anggara. Tidak ada perusahaan yang berani memberinya pekerjaan karena takut dengan Angga. "Sa- saya tahu... " lirih Nila. Nila menarik nafas panjang. Ini adalah jalan satu satunya untuk mendapatkan uang. Andai saja ia bisa menggunakan asuransi pemerintah, tentu semuanya tidak serumit ini. Ayahnya harus antri karena bukan dia saja yang harus dioperasi. "Bagus." Anggara melepaskan tangannya dari tubuh Nila. Dia menjilat tangan yang basah karena cairan Nila itu. Pria itu mengelilingi Nila seperti ikan hiu yang akan memangsa calon korban. Matanya memindai gadis yang dulu membuatnya jatuh cinta saat masih sekolah. Memang sangat menggiurkan. Tubuhnya membentuk dengan liukan liukan indah di tempat yang tepat. Tubuhnya tinggi dan seolah memiliki zero fat. Bagian yang paling ia sukai adalah bulatan bulatan indah yang berkembang dengan sangat baik. Matanya beralih pada bibir Nila. Pink, lembab dan kissable. Hidung lancip nan kecil, pipi tirus alami dan mata besar yang mengagumkan. Semua yang ia lihat adalah pesona yang menjeratnya dengan kejam saat sma. Seperti sihir yang membuatnya seperti tidak waras dan berakhir menyedihkan di tangan ayahnya, Amir Santoso Sanjaya. "Sekarang tunjukkan padaku apa yang istimewa dari kamu. Uang dua ratus juta untuk hubungan satu malam terlalu mahal. Aku bahkan bisa membeli kehormatan dengan hanya dua puluh juta." Nila kembali menahan sesak di dadanya. Seharusnya Anggara tidak perlu bertanya ini itu atau mengatakan hal hal aneh hanya untuk sekedar main- main. Laki laki itu sudah melihat tubuhnya dengan utuh. Tak pernah sehari pun pria itu melewatkan kesempatan untuk menjalarkan tangan ke tubuhnya. Meski demikian,Nila merasa dirinya hina. Ia seperti seorang masokis yang menikmati sentuhan sentuhan itu. Jadi demi menyenangkan hati Anggara, Nila harus berpura pura menjadi gadis polos dan lugu. Padahal keduanya tahu jika Nila tidak sepolos itu. Tidak ada gadis yang pernah memimpin perusahaan bersifat polos. Semua hanya topeng untuk menyenangkan pihak lain. "Apakah selama ini pengabdian saya tidak cukup. Saya sudah memuaskan anda dan melakukan apa yang anda perintahkan." Rasanya Nila ingin berteriak di telinga Anggara. Sayangnya pria itu tetap pada pendirian nya. Keras kepala memang cocok menjadi nama tengah pria itu. "Itulah kenapa aku ingin kamu menunjukan seperti apa keistimewaan mu." "Baik, saya akan membuktikan kalau layak." Nila tidak tahan lagi, dia membuka satu persatu sesuatu yang membalut tubuhnya. Dengan ekspresi bibir yang digigit gadis itu begitu menggoda. Dan Nila memang sengaja. Ia tahu jika sangat bodoh karena jatuh cinta dengan pria yang menghina dan menaruh dendam pada ayah dan dirinya tapi inilah hati. Benda yang mengendalikan perasaan manusia itu tidak pernah memilih dengan siapa ia jatuh cinta. Nila berjongkok di depan Anggara. Gadis itu nampak bersiap untuk melakukan sesuatu agar kesepakatan mereka berdua berjalan. Akan tetapi suara keras yang terdengar dari arah pintu membuat Nila membeku. Begitu pula dengan Anggara. Keduanya menatap ngeri ke arah pintu yang tadi terdengar suara keras. Tbc

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
307.5K
bc

Too Late for Regret

read
271.6K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.6M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.2M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
135.8K
bc

The Lost Pack

read
374.6K
bc

Revenge, served in a black dress

read
144.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook