Khyone merentangkan kedua tangan saat bangun tidur. Kesan pertama yang dia lihat adalah sepi. Ya Khyone terbangun dengan keadaan villa sepi. Jason tidak mungkin dia sudah berangkat kerja.
Tangan Khyone terulur mengambil kemeja di tempat tempat tidur ini dan memakainya. Lalu dia pun berjalan pelan menuju jendela, membuka gorden ini dan tersenyum puas. Saat dibuka membuka jendela terdengar suara gemuruh ombak yang menyapa telinganya.
Khyone memijat pundaknya yang capek. Dia merasa sulit. Akhirnya Khyone pun memutuskan untuk mandi
Setelah tiga puluh menit berlalu, Khyone pun keluar dengan daster hello kitty berwarna biru. Berdiri di dekat jendela sambil tersenyum.
Dulu dia memiliki impian memiliki rumah di pinggir pantai seperti ini. Apalagi dia suka melihat film action, antara Briand dan Mia yang memiliki rumah di pinggir pantai.
Walaupun belum terwujud tapi Khyone suka disini. Semoga saja nanti Khyone bisa membeli rumah di pinggir pantai, agar dia bisa tenang dan jauh dari pemukiman dunia.
Khyone keluar kamar saat merasakan perutnya mulai meraung ingin minta makan. Niat hati ingin memasak untuk sarapan, tapi saat memandangi meja makan dapur vila ini Khyone tersenyum.
Disana sudah ada segelas s**u vanilla satu piring sandwich, roti selai dan juga sepiring nasi goreng nugget sosis.
"Selamat makan, aku memasak banyak makanan ini. Maaf aku tidak membangunkanmu, kau cukup lelap. Aku harus berangkat bekerja, jaga diri baik-baik saja aku akan cepat pulang. Cintailah kamu." ucap Khyone saat menemukan secarik kertas di atas meja.
Apa dia lupa kalau ada ponsel di sini? Sampai dia harus menulis note di bawah piring. Tapi tidak masalah yang penting saat ini, Khyone makan dan kenyang.
Dia pria yang baik, pengertian dan bukan pemaksa. Tiga sikap itu tak pernah berubah sama sekali, dia masih sama seperti yang dulu.
Setelah makan Khyone pun langsung membereskan semua piring kotor yang ada. Setelah itu dia pun langsung merebahkan diri di sofa depan televisi.
Matanya cukup berat, lama kelamaan dia pun tertidur akibat kekenyangan.
Menjelang sakit Jason juga tak kunjung datang. Khyone baru saja bangun dari tidurnya, dia pun melihat sekeliling vilal ini dan tidak menemukan Jason sama sekali.
Akhirnya untuk mengusir rasa bosan, Khyone pun keluar villa dan menuju ke pantai.
Dia bisa melihat pantai ini cukup tenang, ini bukan pantai dengan ombak yang cukup besar. Atau bahkan ombak yang mampu menyeret hingga mati.
Kaki Khyone menciptakan air laut yang dingin membuat Khyone terkikik kecil. Lalu dia pun berlari ke atas dan duduk di kursi pantai.
Mata Khyone kembali terpejam kembali sebelum membukanya kembali. Dia pun merasakan angin yang menerpa kulitnya, ditambah lagi dia akan menikmati sunset. Mungkin duduk berdua dengan Jason menikmati matahari terbenam akan terlihat sangat romantis
Tapi saat Khyone memejamkan mata kembali, dia pun merasakan kecupan di dahinya. Tanpa mata bebas Khyone tahu dia siapa, apalagi bau parfum maskulin yang selalu membuat Khyone betah di peluknya.
Reflek tangan Khyone pun terangkat mengusap pipi lembut Jason. Sampai kecupan kening itu pun turun dari kening, hidung, bibir melumat dibuka sebelum Khyone membuka mata.
"Kok kamu di sini." kata Jason duduk di samping Khyone.
"Aku bosan. Aku nunggu kamu pulang tapi kamu lama" jawab Khyone cemberut.
Jason tersenyum, "Maaf sudah membuatmu menunggu."
"tidak masalah, yang penting saat ini kamu sudah pulang." ucap Khyone berbinar dan membuat Jason tersenyum.
"Mau main ayunan? Ayo aku temenin." tawar Jason
"Memangnya ada? Sejak tadi aku di sini, tidak melihat ada ayunan."
"Tentu saja ada di sana. Ayo ikut aku."
Khyone menurut dia pun langsung mengikuti langkah kaki Jason, menuju ayunan yang dimaksud.
Sepanjang perjalanan juga kaki Khyone mengambil henti-hentinya menuju air laut yang dingin. Ditambah lagi Jason mengajak dan mengajaknya berlari.
Awalnya biasa saja, tapi lama kelamaan perut Khyone menjadi kram. Khyone pun menghentikan langkahnya sambil meremas perutnya yang kram.
Jason yang berhasil menghentikan langkahnya sambil menarik kembali, langsung menoleh dan menghampiri panik.
"Kenapa? Apa yang terjadi, kamu sakit?" tanya Jason bertubi-tubi.
"Perutku hanya kram di buat berlari, kita jalan saja,
"Kalau begitu kita ke villa saja, aku tidak mau kamu sakit, sayang"
Khyone menggelengkan persetujuan, "Tidak, aku ingin ke ayunan."
"Sayang--"
"Ayolah Ayah." renggek Khyone.
Jason mengalah, dia pun langsung menggendong Khyone alah gaya pengantin menuju ayunan yang ada di ujung. Tidak ada ujung, sebenarnya di tengah saja tidak akan terlihat jika tidak perlu apa lagi naiknya di pinggiran lantai dengan kaki yang naik pun akan diterbangkan udara laut.
****
Malam bertemu mereka tak kunjung masuk ke dalam vila. Malah yang mereka duduk di kursi pantai sambil menikmati daging bakar.
Ya mendadak Khyone ingin sekali makan di pinggiran pantai. Jadi setelah bermain ayunan, Khyone dan Jason pun harus mengambil bahan makanan yang ada di villa. Dan pindahkan di pinggir pantai. Untung saja ada penerangan lampu walau tidak terlalu terang.
"Sayang sosisnya masih mau lagi atau tidak?" tawar Jason.
"Satu lagi sayang." ucap Khyone.
Jason mengangguk dia pun langsung membakar dua sosis sekaligus, dan dia diberikan pada Khyone. Tak lupa juga dia beri mayonaise di atasnya dan juga saus pedas.
Jason duduk di depan Khyone yang sibuk makan, bahkan menurut Jason dia lebih banyak makan. apa perutnya tidak kenyang sama sekali.
"Kamu ngapain aja tadi saat kerja? Apa kamu menelpon Ellie istrimu atau apa?" tanya Khyone.
Jason tersenyum dia pun langsung menceritakan apa saja yang dialami sejak pagi. Dari bangun tidur langsung mandi, masak, terus ke proyek yang akan dijalani selama dua minggu.
Setelah itu pulang dan bertemu dengan Khyone. Dia tidak memegang ponsel sama sekali satu hari ini. Sebelumnya Jason tahu jika tadi Ellie menelponnya, mengirim pesan untuknya.
Jason juga bertanya soal Khyone yang suka sekali makan. Dan jawaban Khyone membuat Jason geleng kepala.
"Aku juga tidak tahu, sejak kamu pulang aku banyak makan sampai saat ini. Nanti tubuhku akan melar setelah ini." jawab Khyone sedih.
"Tidak masalah, jadi aku berhasil membuatmu gemuk."
"Dan kamu akan mengembalikannya saat aku gemuk nanti. Kau pasti akan mencari wanita lain atau tidak bersama Ellie jika aku jelek." jawab Khyone dan membuat Jason mendengus tidak suka.
"Kenapa berpikiran seperti itu? Aku malah tidak mengerti apapun soal kamu. Entah kamu jelek, gemuk atau apapun aku tidak peduli, yang penting aku mau kamu disamping aku selamanya."
"Bukannya setiap pria seperti itu, jika dilihat tua dan tidak menarik. Dia akan mencari wanita lain sebagai pemuas."
Jason membenarkan ucapan Khyone tapi dia bukan tipe orang seperti itu. Jika bosan dia akan mencari lagi, jika pun dia memiliki sikap seperti itu, mungkin saat ini juga Jason tidak mungkin ada di sini.
“Mungkin kebanyakkan pria seperti itu. Entah nanti kamu mau jelek, gemuk atau apapun aku tidak peduli. Aku memandang kamu bukan dari segi fisik, aku tidak peduli dengan segi fisik yang hanya ingin hatiku saja. Itu saja, dan aku akan setia padamu sampai maut mau kita bersama." lanjutnya.
Khyone tersenyum kecil hingga akhirnya Jason pun mengecup bibir Khyone. Awalnya hanya kecupan, hingga menjadi lumayan yang menggairahkan. Akhirnya Jason pun langsung menindih tubuh Khyone.
"Aku ingin melakukan di dalam air." ucap Khyone malu-malu.
Beruntunglah dengan malam sinar bulan yang sempurna, dan lampu yang tak terlalu terang. Mungkin kalau pun terang, warna merah di pipi Khyone akan kentara dan membuat Jason tertawa kecil.
Jason menggendong Khyone hingga di pinggiran pantai. Dia pun membantu Khyone melepaskan semua bajunya hingga ketinggalan sempurna.
Pemandangan yang sempurna, pemandangan yang tak pernah membuat jaJason merasa bosan untuk tidak menyentuhnya.
"Jangan menatapku seperti itu." kata Khyone malu.
"Kenapa? Aku hanya bisa mengagumi pahatan sempurna darimu."
"Sudah ayo jangan menggombal, disini dingin."
Jason tertawa mendengar ucapan Khyone yang tak sabaran. Jason pun melepaskan bajunya dan langsung menggandeng Khyone ke tepi laut sampai sebatas perut.
Awal masih menikmati bulan yang indah, sampai Jason lebih dulu memulai permainannya. Sampai mereka berdua pun mencapai puncak pelepasan yang pertama kalinya.
****
"Apa aku tidak boleh ikut denganmu Jase, aku bosan?" ucap Khyone sedikit cemberut.
"Tapi disana panas, apa kamu mau?"
"Tidak masalah, aku bisa memakai baju tertutup agar kulit ku tidak terbakar."
Jason mengalah dia membiarkan Khyone ikut dengan dirinya. Toh, tidak ada yang tahu banyak siapa istri Jason di sini. Wajah Ellie juga tidak tahu, kecuali orang yang pernah datang ke acara pernikahan dan sering bertemu dengan Ellie.
Sesampainya di tempat kerja, Khyone pun langsung turun lebih dulu. Sambil mengenakan topi ala Korea agar tidak ada panasan.
Dia pun suka banyak pekerja yang langsung menyapa dirinya dan juga Jason, yang baru saja datang.
"Selamat pagi Pak, Bu." sapa salah satu karyawan di sini
Jason tersenyum, dia pun langsung mengambil denah restoran yang ini bangun di sini. Desain simple sih tapi dengan interior yang elegan.
Para karyawan pun langsung mengangguk, dan menatap denah yang ditunjukkan pada Jason. Mereka pun memilih pondasi yang kuat dan juga membeli bahan yang dibutuhkan.
"Aku ingin pondasi ini kokoh, kucing juga tidak luntur atau lumutan. Dan kita pertahankan lantai dua jangan sampai bocor saat hujan." instruksi Jason.
Karyawan mengangguk, Jason langsung diajak belanja kebutuhan yang kurang. Seperti pasir, semen, atau apa pun yang dibutuhkan. Terkait pondasi yang kokoh untuk menyangga restonya nanti.
Setelah berbelanja Jason pun kembali, dan terkejut saat melihat Khyone memegang alat-alat bangunan dan membantu para pekerja.
"Sayang apa yang kamu lakukan?" seru Jason menghampiri Khyone.
Khyone menoleh kaget, "Apa, aku hanya membantu mereka."
"Iya tapi ini bukan pekerjaanmu sayang, ayo di sini saja sama aku."
Khyone mengangguk dia pun memberikan cangkul yang berisikan tanah dan semen pada karyawan lain. Dia pun duduk di dalam mobil dengan pintu terbuka. Di tataplah Jason yang sibuk menunjuk ke atas, bawah, sana, di sini apa pun yang ditunjuk dia saat ini.
Hingga Jason pun menghampiri Khyone, dan meminta minum sambil mengecup bibir Khyone singkat.
khyone yang malu pun langsung menghajar Jason. apa lagi banyak karyawan yang menatapnya dan tersenyum malu. Bukannya Khyone yang malu tapi mereka semua yang malu melihat Khyone dan juga Jason.
"Jangan lakukan itu, karyawanmu malu" ucap khyone cemberut.
Jason terkikik, "Aku tidak tahu, tapi aku tidak bisa menahannya sedetik pun jika dekat denganmu."
"Jangan merayu, kamu terlalu banyak merayuku Jase."
"tidak masalah istri sendiri"
Khyone tertawa mungkin semua karyawan di sini akan mempertimbangkan jika Khyone bertanya. padahal sama sekali bukan, dia hanya wanita yang dulu pernah mengisi hidup Jason.
Khyone terus mengunyah makananya di dalam mobil. Sambil memandang banyak karyawan yang bekerja. Khyone ingin membantu tetapi mana boleh dengan Jason. Lagian apa yang dua bisa bantu? Dia hanya lulusan SMA yang nggak mungkin ngerti dengan sketsa.
Jason Terkadang juga harus lari, dari pekerjaanya ke mobil hanya memandang Khyone.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Khyone, kecuali makan dan berfoto ria di ponsel Jason.
Dia juga terkadang membuka obrolan Ellie dan sesekali membalasnya. Oh sia-lan kenapa dia jadi cemburu seperti ini sih. Ellie sangat memperhatikan Jason selama ini, tapi hubungan mereka cukup kaku.
Jason pernah melihat, jika dia paling suka mengucapkan terima kasih Khyone dibanding Ellie. Apa mungkin Ellie tidak pernah suka pada Jason? Tapi tolong mengucap terima kasih setiap orang berbeda.
Untung saja pernikahan mereka ini masih seumuran jagung belum dihargai-tahun. Tapi mereka sudah mengenal selama empat tahun. Selama Jason ada di Inggris, dang menikah sekitar enam bulan yang lalu. Anehnya kenapa Jason tidak bisa jatuh cinta dengan Ellie?
Bukannya yang jauh akan kalah dengan yang selalu dekat? Atau mungkin melupakan kekasihnya demi wanita lain. Seolah dia tidak menjalin hubungan dengan kekasihnya dan beralih ke wanita lain.
Lagi-lagi Khyone tertawa kecil saat melihat Jason berlari ke arahnya, sambil mengibaskan helm proyek ke lehernya. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Panas ya." kata Khyone.
Jason mengangguk. khyone pun langsung mengambil tisu dan mengusap peluh Jason. Ditambah lagi mengambil kipas kecil miliknya dan di lepaskan ke Jason Mendapat
perhatian kecil itu membuat Jason tersenyum, m. Tangannya terulur mengusap pipi Khyone yang duduk di jok mobil bagian belakang.
"sayang kita di sini sampai kapan?" tanya Khyone.
Pasalnya dia bosan, apalagi dia tidak melakukan apa pun di sini. Hanya duduk diam sambil menatap banyak orang bekerja
"Sampai sore, kenapa kamu capek, mau pulang dulu?" jawab Jason.
"Aku sedikit bosan, karena tidak melakukan apapun." jawab Khyone dengan wajah cemberutnya.
"Ini pekerjaan pria sayang, apa aku mengantarmu pulang saja kau beristirahat di villa."
"nggak mau, aku mau disini sama kamu."
"Nanti kamu tambah bosan, sayang."
"Belikan aku boba, aku ingin."
"Sama kamu?"
Khyone mengangguk dia pun langsung keluar mobil dan keluar dari proyek ini. Letaknya strategis dengan jalan raya. Makanya Alexander ngotot sekali membuat resto di sini yang akan menjadi ladang uang bagi keluarga Jason. Ditambah lagi hotel di tengah kota dekat dengan klub.
Khyone memesan banyak boba disini karena memang tidak hanya untuk dirinya saja,
Disini cukup panas sekali, apalagi kulit Khyone jika membeli panas dia akan memerah. Untung saja dia pakai baju panjang tapi tetap saja warna merah itu tidak hilang.
Setelah membeli boba, Khyone pun langsung
kembali ke mobil. Tapi ditengah jalan langkah kaki Khyone terhenti saat melihat mobil biru metalic terparkir di samping mobil Jason.
"Ahh, aku benar-benar tidak suka." guman Khyone dan pergi begitu saja membuat Jason menatapnya sedih.
TBC