Jason yang melihat Khyone dipeluk orang lain pun, langsung menghampiri Khyone dan melepaskan orang itu hingga tersungkur.
"Siapa kau, beraninya memeluk istriku." katanya marah.
Khyone terkejut, apalagi banyak pelanggan yang langsung berdiri dan memandang kejadian itu. Sementara satpam restoran ini pun masuk dan melerai Jason.
"Ada apa ini, apa yang terjadi?" kata satpam itu.
"Dia dengan lancang memeluk istriku." ucap Jason marah sambil menunjuk pria di hadapannya.
"Istri? Dia belum menikah jadi jangan mengada." jawabnya mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
Oh sial kenapa dia juga harus menjawab seperti itu. Bisa saja Jason marah lalu memukuli dia hingga mati disini.
Mereka masih adu mulut, karena memang mau adu hantam pun mereka tidak bisa. Apa lagi ada satpam dia di antara mereka.
"Josh dia benar dia suamiku, dan kita sudah menikah dua minggu yang lalu." kata Khyone akhirnya.
Ya dua minggu yang lalu setelah Jason pindah ke apartemen Khyone. Mereka tidak menikah dan entah menikah atau tidak, Khyone tidak tahu.
"Aku tidak percaya. Aku mengajakmu menikah satu tahun yang lalu kau tolak. Dan sekarang Kau malah menerima dia?" ucap Josh menunjuk Jason.
Jason menepis tangan itu kasar, kayak apa pun dia paling tidak suka ditunjuk.
"Dia kekasihku sejak aku sekolah. Dia kuliah di Inggris, dan dia bilang kalau dia kembali kita akan menikah. Dan ya kita menikah" jelas Khyone.
"Aku tidak percaya sama sekali. Kau milikku Khy, bukan dia. Aku akan merebutmu dari dia bagaimanapun melakukan" kata Josh dan berlalu.
khyone meminta maaf pada satpam dan juga pelanggan disini. Lalu mengajak Jason pergi dari restoran ini dan memilih pulang.
Sepanjang perjalanan Jason nampak marah dengan hal ini. Khyone tahu apalagi aura Jason yang cukup menegangkan di sini.
"Jase." panggil Khyone lirih.
Jason tidak menjawab dia hanya fokus dengan setir mobilnya. Dalam hati Khyone berdoa, agar selamat sampai tujuan. Mengingat dia menaiki mobil ini dengan kecepatan di atas rata-rata.
"JASON !!" teriak Khyone.
Jason yang mendengar teriakan Khyone pun langsung menginjak pedal rem mobilnya. Dia tidak peduli jika ada mobil dari Arah belakang yang akan menghantam mobil miliknya saat ini.
"Jangan berteriak." kata Jason marah.
"Aku tidak akan berteriak, jika kamu tidak mengendarai mobilmu seperti orang kesetanan." teriak Khyone.
Jason diam. Dia pun menghela nafasnya dalam, lalu memukul kepalanya di setir pengemudi.
Jujur saja melihat Khyone dipeluk, apalagi disentuh pria lain, membuat Jason ingin sekali membunuh pria itu. Lagian dia punya hak apa? Siapa dia sampai berani memeluk Khyone.
"Lagian kau ini kenapa, kau bisa membunuh kita." kata Khyone lagi.
"Kau masih tanya kenapa? Aku sedang marah padamu. Kau bahkan membiarkan dia memelukmu, siapa dia? Kenapa kau tidak pernah bilang apapun ke aku." jawab Jason bertubi-tubi.
Khyone menghela nafasnya, "Dia Josh fotografer, dia memang menyukaiku selama ini. Aku selalu menolaknya, dia sering memelukku saat kita bertemu."
"Maka jangan lakukan itu lagi. Aku tidak suka melihatmu di sentuh pria lain selain aku." ucap Jason posesif.
Khyone mengalah dia mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak mau menambah beban, lagian Jason marah wajar dia juga cemburu dengan Josh. Lagian Khyone juga pernah marah, dengan wanita manapun yang dekat dengan jason. Termasuk Ellie istrinya.
Khyone langsung memeluk lengan Jason. Menyandarkan kepalanya di bahu Jason dengan mata terpejam.
"Maafkan aku. Tapi aku benar-benar tidak ada hubungan apapun dengan dia."
Jason mengangguk, "Jangan di ulangi lagi, aku tidak suka."
Khyone mengangguk dia pun langsung memejamkan matanya, saat tangan besar Jason mengusap pipinya. Tak terasa sayup-sayup mata Khyone pun berat dan dia mengantuk.
"Aku ingin tidur." kata Khyone dengan suara manja.
"Tidurlah." titah Jason dan membuat Khyone mengangguk.
****
"Aku mau dua set dengan model yang berbeda." kata Jason.
"Baiklah Pak, mau model seperti apa?"
"Aku ingin batu hitam dan juga hati"
Pemilik toko itu pun langsung mengambil dua desain perhiasan terbaik di toko ini. Jason tersenyum, dia pun langsung mengambil dua desain terbaik itu dengan bungkus yang berbeda.
Tentu saja satu untuk Ellie dan satu lagi untuk Khyone. Dia ingin sekali Khyone memakai yang berbentuk hati. Sedangkan batu hitam dia ingin berikan pada Ellie. Setidaknya dia harus adil bukan?
Setelah membayar, Jason langsung meninggalkan toko perhiasan ini. Dia ingin menemui Khyone dan memberi perhiasan ini sebagai tanda maaf setelah membentak semalam.
"Ash kau dimana ?" tanya Jason menelpon Asher.
"Aku di cafe, ada apa? Aku sedang bersama dengan Aubrey jangan menggangguku"
"Sial, aku ingin makan siang dengan Khyone. Kau tidak memiliki rekomendasi restoran yang bagus?"
Ahser tertawa , "Aku akan mengirim nomor ponsel temanku. Dia memiliki restoran yang cukup romantis di ibukota"
Setelah itu Asher pun langsung memutuskan sambungan telepon itu sepihak. Jason berdecak sebal, tapi dia cukup senang saat Asher dengan cepat mengirim nomor ponsel Adam.
Jason pun menelpon teman Asher, dan ingin membooking tempat dia beberapa jam saja. Dia ingin ada lagu romantis saat dia dan juga Khyone berada disana.
Setelah merasa beres Jason pun tak lupa membeli buket bunga mawar putih delapan tangkai. Ya selama ini Khyone paling suka dengan bunga mawar. Tapi yang berwarna putih tidak merah, biru, peach, atau bahkan hitam, mawar duka.
"Baiklah, aku akan menjemputmu sayang." kata Jason menatap poto Khyone.
Jason pun langsung melajukan mobilnya ke arah apartemen Khyone di tengah kota. Sedangkan restorannya di pinggiran kota.
Sesampainya di depan apartemen, Jason pun langsung menelpon Khyone untuk segera turun.
Tak lama Khyone pun turun dengan dres putih rendra, dua tali yang melingkar di lehernya. Ditambah lagi bahunya yang cukup terlihat jelas di sana. Rasanya Jason ingin sekali mengecup disana.
Khyone masuk dan tersenyum. Jason pun langsung menyodorkan bunga mawar itu pada Khyone.
"Wah terima kasih, kau masih ingat jika aku suka mawar putih?" kata Khyone menghirup bunga mawar ini.
"Aku selalu saja ingat apa yang kau suka" jawab Jason.
khyone tersenyum dia pun langsung menghitung bunga mawar ini dan bingung. Bunganya hanya ada delapan tangkai, bahkan jauh dari angka sepuluh.
"Ini kenapa hanya delapan tangkai?" tanya Khyone bingung. "Kenapa tidak sepuluh saja?" lanjutnya.
Jason tersenyum dia pun meraih tangan Khyone dan menggenggamnya. Lalu mengecup tangan itu dengan sayang dan lama.
"Lambang cinta kita angka delapan. Angka yang tidak ada ujungnya seperti cinta kita yang tak berujung." ucap Jason.
Mendadak Khyone jantungan. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Tapi sebisa mungkin Khyone nampak biasa saja di hadapan Jason.
Hingga mobil yang dikendarai pun berhenti di pesisir pantai. Khyone menoleh ke arah Jason, untuk apa dia mengajak Khyone panas-panas ke pantai.
Tapi belum juga Khyone berbicara, Jason sudah turun lebih dulu, dan membuka pintu mobil untuk Khyone.
Lagi-lagi Khyone tersipu malu dia seperti anak remaja yang masih labil, saat kencan pertama.
"Kita mau ngapain ke sini?" tanya Khyone heran.
"Makan siang"
Ya Khyone tahu jika saat ini sudah waktunya masuk makan siang. Tapi kan bisa makan siang di resto pinggiran kota, tidak perlu ke pantai seperti ini.
Jason mengapit tangan Khyone menuntunnya untuk ke dermaga pantai ini. Ya pantai ini memiliki dua dermaga dan salah satu dermaga itu ada sebuah cafe atau mungkin resto yang cukup indah di atas laut.
Dan saat ini arah kaki Khyone menuju ke arah dermaga cafe itu. Dilihat dari jauh saja terlihat indah, apalagi terdengar suara musik yang mampu membuat hati Khyone tenang.
Pertama kali masuk Khyone langsung merasa nyaman dengan teman ini. Ada bartender kecil di barusan paling depan, panggung kecil dan lengkap dengan alat musik. Meja dan juga kursi yang cukup nyaman sudah terlihat seperti sofa.
Khyone duduk di sofa putih yang tertuju pada pantai, lumayan sepi sih atau mungkin kalau jam segini emang sepi.
Alunan lagu terdengar begitu dengan indah di telinga Khyone. Sesekali Khyone ikut bernyanyi mengikuti lirik lagu yang dibawakan.
Hingga Jason pun datang dan langsung duduk di depan Khyone.
"Apa kau suka?" tanya Jason memastikan.
"Hmm, aku seperti anak remaja lainnya dengan pakaian dewasa." kekeh Khyone.
Tak bisa dipungkiri wajah dan juga perawakan tubuh Khyone tidak banyak berubah. Bahkan malah terlihat Khyone sudah seperti anak sekolah. Bukan wanita dewasa dengan pakaian serba terbuka.
"Sebenarnya dulu sebelum aku berangkat ke inggris, aku ingin mengajakmu dinner seperti ini. Tapi semuanya gagal saat papi menyuruhku berangkat dengan cepat " kata Jason.
Ya dulu dia punya impian dinner romantis bersama dengan Khyone sebelum dia berangkat. Berfoto berdua sebagai kenangan terakhir. Tapi sayangnya semua itu sirnah saat Papi Jason, meminta Jason berangkat dengan cepat.
"Aku ada sesuatu untukmu." kata Jason
"Apa?"
Jason pun langsung mengeluarkan satu paper bag berwarna coklat. Lalu dia berikan pada Khyone.
Khyone bingung tapi dia juga menerima paper bag itu dan membuka isinya. Betapa terkejutnya Khyone saat tahu isinya.
Khyone menutup mulut sambil mengambil satu kalung dengan liontin hati di dalamnya. Ya kalung ini cukup indah, ada hati yang di lingkari tanpa batasan ataupun ujung.
"Kau membelikannya untukku?" kata Khyone menatap Jason tidak percaya.
"Tentu, sini aku pakaikan."
Jason merebut kalung itu dan langsung memasangkan di leher Khyone. Tak lupa juga memasang cincin, gelang, anting dan juga gelang kaki yang pas di kaki Khyone.
Sebagai hadiah terima kasih Khyone pun mengecup pipi Jason, berkali-kali tanda jika dia bahagia bersama dengan Jason saat ini.
Hingga tak lama makanan mereka pun datang dan mereka pun menikmati sambil bercanda tawa.
****
Jason berdiri di depan kompor sedang membuat omelet, nugget dan juga sosis bakar.
Sepulang kerja dia memang sengaja masak. Apalagi Khyone yang masih tidur akibat kelelahan, setelah perang dunia kesepuluh bersama dengan Jason.
Dan akhirnya dialah yang masak, walau cuma goreng-goreng lainnya beli, di tambah lagi salad buah kesukaan Khyone.
Sambil menunggu Khyone bangun, Jason pun berinisiatif membuat kentang keju, dan juga jus.
Kali ini puasa dulu soal bir, atau minuman keras karena Jason ingin Khyone program ibu hamil. Dia ingin memiliki anak dari Khyone.
Jason sudah menikah tapi entah kenapa dia ingin Khyone bukan Ellie, yang mengandung anaknya. Semoga saja Tuhan mengabulkan doa Jason saat ini.
Karena keasikan masak, sampai akhirnya Jason pun tak menyadari keberadaan Khyone yang berdiri di belakangnya.
Dia sudah bangun, sudah mandi dan langsung memeluk Jason dari belakang.
"Sudah bangun." kata Jason tanpa menoleh.
"Sudah, mencium bau makanan jadi bangun"
Jason tersenyum dia pun melepas pelukannya, dan mengecup kening Khyone berulang-ulang.
Khyone tertawa kecil, lalu dia pun duduk di meja sambil menunggu Jason selesai masak.
"Jadi malam ini kamu jadi koki?" kata Khyone.
"Ya, aku tahu kamu capek jadi biarkan aku saja yang masak."
"Baik sekali terima kasih suamiku" kekeh Khyone.
Jason pun tertawa dia pun langsung dengan cepat menyelesaikan masakannya. Lalu membawa semua cemilan yang ada di depan televisi bersama dengan Khyone.
Di depan televisi mereka pun bercanda tawa seperti layaknya suami istri yang harmonis. Apalagi Khyone yang suka dengan dengan film kartun, tapi sayangnya malam begini gak ada film kartun sama sekali.
Khyone merubah posisi duduknya dengan kaki yang ditaruh di atas pangkuan Jason. Sambil menatap Jason yang terus menunduk memainkan ponselnya. Mungkin dia mengabari istri tercintanya kalau besok dia akan pulang.
"Baby--" panggil Khyone.
Jason tidak menoleh dia malah menggaruk alisnya yang tak gatal sama sekali. Bahkan terkesan acuh saat Khyone memanggilnya.
"Sayang---"panggil Khyone lagi.
Dan masih dengan keadaan yang sama Jason tidak menoleh sana sekali. Malah manggut-manggut tidak jelas.
"MyLav---"
Dan benar saja Jason tidak menoleh sama sekali disini, hal itu mampu membuat Khyoen cemberut.
"Daddy---" panggil Khyone dengan manja.
Jason pun tersenyum kecil, lalu melirik ke arah Khyone yang menatapnya dengan ekspresi lucunya.
Jason menoleh langsung dan memeluk Khyone. Begitu juga dengan Khyone tang langsung tertawa geli dengan sikap jason saat ini.
"Kau ini kenapa, aku memanggil sayang kau tidak menoleh. Tapi saat aku memanggilmu Daddy kau langsung menoleh?"
"Aku hanya membiasakan telingaku dengan sebutan itu. Nanti kalau aku punya anak, aku ingin sekali dipanggil Daddy, dan kau di panggil Mommy"
"Kenapa? Aku ingin dipanggil Bunda."
"Aku tidak suka. Pokoknya dipanggil Mommy." jawab Jason kukuh.
Khyone tertawa kecil dia pun mengangguk menangkup kedua pipi Jason dengan sayang.
"Jangan tinggalkan aku lagi." kata Jason dan membuat Khyone tersenyum.
"Harusnya yang bilang itu aku, kau yang dulu meninggalkanku. Dan entah kenapa aku diliputi rasa sakit jika bersamamu."
"Aku tidak akan meninggalkanmu, aku sudah berjanji bukan jika kita akan hidup bersama selamanya. Kita harus hadapi semua ini bersama sayang, aku tidak mau pisah lagi denganmu."
Khyone tersenyum dia pun mengangguk. Sampai Jason pun menarik tengkuk leher Khyone dan menciumnya lembut.
Mata mereka terpejam satu sama lain, ciuman yang menuntut akan hak kepemilikan di sini.
Tanpa melepas tautan bibir mereka, Jason pun langsung menggendong tubuh Khyone ala bridal masuk ke dalam kamar. Dia ingin mengisi penuh Khyone sebelum dia pulang kerumah Ellie.
"Aku ingin sekali lagi, sebelum aku besok pulang." kata Jason.
"Kalau kau pulang kau tidak akan mengunjungiku?"
"Aku akan mengunjungimu setiap malam." jawab Jason .
"Apa kau juga akan menyuruhku meka-kang, dan terlentang di atas kasur seperti Aubrey?" tanya Khyone dengan wajah polosnya.
Jason tertawa kecil, dia jadi ingat cerita Asher yang setiap malam selalu mengunjungi Aubrey, hanya untuk memuaskan sela-kangannya saja.
Dan kali ini Khyone yang bertanya malah membuat Jason tertawa terpingkal. Dan melucuti semua pakaian Khyone dan juga miliknya.
"Aku sayang kamu, aku akan memulai." kata Jason dan menyatukan diri dengan Khyone.
TBC.