Jason pulang kerumah dengan wajah lelahnya. Tadi, dia memang sengaja berangkat pagi mampir ke kantor pusat, sebelum dia pulang kerumah Ellie sang istri.
Dengan wajah lelahnya Jason pun masuk ke rumah. Disana sudah ada Ellie yang menunggunya, mengambil jas, tas dan juga kopernya
"Mau mandi dulu atau makan dulu?" tanya Ellie penuh perhatian.
"Mandi. Aku punya sesuatu untukmu, tapi aku sangat lelah. Apa aku bisa istirahat lebih dulu, sebelum memberimu surprise."
Ellie tertawa kecil dia pun langsung melepaskan lengan Jason, "Tentu saja bisa. Aku tahu kau sangat lelah bekerja, jadi istirahatlah."
Jason mengangguk dia pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan membersihkan diri. Setelah sudah dia keluar kamar mandi dan menatap kamar ini.
Jika di apartemen Khyone, jika Jason selesai mandi, Jason pasti masih melihat Khyone yang duduk di sofa sambil menunggunya dan menyiapkan semua keperluan nya.
Disini juga hanya tersedia baju dan celana pendek. Jason tersenyum saat bayangan Khyone menyeruak begitu saja di sini. Dia jadi rindu Khyone, padahal belum ada dua puluh empat jam dia ninggalin Khyone.
Jason berbaring di atas tempat tidurnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Apa yang dia lakukan tidak salahkan? Ellie, dia hanya memikirkan apa yang harus dia lakukan bersama Khyone.
Dia memiliki mimpi kecil bersama dan bahagia bersama Khyone. Tapi kenapa cuma karena tahta sama sekali selesai.
Jason menghela nafasnya berat. Apapun yang terjadi setelah ini, dia ingin Khyone di sampingnya, Khyone yang selalu ada untuknya, Khyone yang selalu memeluknya dan menggenggam tangannya.
Mata Jason terpejam hampir saja dia terlelap, ponselnya bergetar tanda jika ada pesan masuk. Jason pun berdecak sebal kalaupun itu Asher, sudah bisa diminta kalau kali ini Jason akan marah besar.
Dan ternyata yang mengirim pesan adalah Khyone. Dia hanya bertanya apakah Jason sudah sampai di rumah atau belum.
Jason pun langsung mengirim Fotonya yang tidur di dalam kamar, dan melihat apakah dia mau diambil.
Oke Ayah selamat istirahat.
Melihat tulisan Ayah membuat Jason ingin tertawa. Astaga kenapa dia merasakan seperti ini, usianya tidak muda lagi. Tapi nyatanya dia seperti remaja labil.
Jason pun langsung mengunci ponselnya dan dia taruh di bawah bantal. Lalu memejamkan matanya untuk tidur.
Menjelang sore Jason belum juga bangun. Ellie pun langsung membangunkan Jason untuk segera bangun. Apa lagi tadi dia belum makan apapun setelah pulang dari kantor.
"Jangan menggangguku, Khy" ucap Jason tanpa sadar.
"Kau memanggilku apa Jase?" tanya Ellie. Dia memastikan atau mungkin dia salah dengar saja.
Seketika itu juga mata Jason terbuka lebar. Dia pun menjauhkan guling dan langsung membalik badannya, menatap Ellie yang menatapnya curiga.
"Apa? Aku memanggilku Lie, apa telingamu tidak bisa mendengar dengan jelas." kekeh Jason.
"Bagaimana bisa jelas, kalau ngomong saja ditutupi dengan guling." cibir Ellie dan membuat Jason tertawa.
"Lalu kau kenapa membangunkan aku. Aku masih ngantuk Ellie."
"hanya menyuruhmu makan, sejak pulang kau belum makan apapun."
Jason mengangguk dia pun langsung menyuruh Ellie menyiapkan semuanya. Jason mengambil ponselnya dan tersenyum saat mendapat pesan dari Khyone.
Apa dia seceweret seperti ini saat jauh dari Jason. Sedikit menatap pintu kamar ini yang tertutup, Jason pun langsung membalas pesan Khyone jika dia sudah bangun dan ingin makan.
Oke lanjutkan dulu.
Jason tersenyum membaca pesan ini. Sudah di pastikan jika saat ini wajah Khyone pasti cemberut dan marah.
Jason mengantongi ponselnya dan turun ke bawah. Tak lupa juga dia membawa oleh-oleh untuk Ellie, dan ternyata Ellie sudah menunggunya disana dengan sedikit cemberut.
"Apa turun dari tanggal saja memakan waktu satu jam? Aku sangat lapar Jason"
Jason tertawa dia pun duduk di hadapan Ellie, "Baiklah kita makan. Tapi sebelum itu aku ingin memberimu sesuatu."
"Apa?"
Jason mengeluarkan paper bag berwarna pink dan dia berikan pada Ellie. Ellie mengernyitkan keningnya heran, tapi dia juga mengambil paper bag itu dan membukanya.
Isinya hanya satu set perhiasan berbentuk batu. Kalung yang sangat cantik dengan bola hitam, cincin dan juga gelang yang sangat indah.
"Kau menyukainya?" tanya Jason memastikan.
Ellie tersenyum lalu dia pun mengangguk, secara ekspresi saja sudah berbeda dengan Khyone.
"Hmm aku suka, sekarang kita makan." ucap Ellie dan membuat Jason tersenyum kecut.
****
Ketukan pintu membuat Khyone menoleh ke arah pintu utama apartemen ini. Dia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Jase" panggil Khyone.
Ya tamu dadakan itu adalah Jason, yang tiba-tiba saja datang dan langsung menciumnya membabi buta.
Khyone tidak menolak, dia bahkan membalas ciuman Jason dengan lembut. Sampai akhirnya Jason pun membuka baju Khyone tapi ditahan oleh Khyone.
"Apa yang kau lakukan?" tanya khyone heran.
"Kangen"
Satu kata yang mampu membuat Khyone diam seketika. Apa lagi Jason yang langsung menerjang Khyone dengan brutal. astaga kalau begini caranya sudah dipastikan kalau Khyone akan hamil lebih cepat.
Jason melepas semua bajunya dengan paksa, apa dia ke sini dalam keadaan mabuk?
"Aku ingin kau yang di atas, memegang kendali." kata Jason.
khyone diam menurut dia pun duduk di atas Jason. Dan langsung menyatukan diri dengan Jason. Tidak ada foreplay disini semua serba terburu.
Jason hanya mencium bibir Khyone, dan juga memainkan dua gundukan padat milik Khyone.
Tentu saja Khyone langsung mendesah sempurna. Apa lagi Jason yang tak sabaran mencapai puncak.
"Astaga sayang, bisa kau percepat aku hampir sampai." desah Jason.
khyone tersenyum dia pun langsung mengalungkan tangannya di leher Jason. Ingin rasanya dia memberi warna merah di leher Jason, tapi dia sadar jika selama satu minggu kedepan dia berada di rumah Ellie. Tidak mungkin kalau Khyone akan mencecap leher Jason saat ini juga.
Khyone dengan sengaja memperlambat gerakannya dan membuat Jason menatapnya dengan memohon. Bahkan tak tanggung-tanggung Khyone menghentikan aksinya dan menatap Jason kesal.
"Astaga aku hampir sampai, kenapa berhenti."
Seketika itu juga Jason langsung menggulingkan Khyone agar dibawah. Lalu dengan cepat dia pun bergerak cepat hingga puncak kenikmatan menghantam dirinya.
Jason memeluk Khyone dengan sedikit bergerak. Apa lagi sesekali Jason juga mengecupi setiap jengkal tubuh Khyone.
"Apa yang kau lakukan? Kau memperkosaku?" kata Khyone memeluk Jason.
"Tidak, aku hanya rindu. Aku sudah bilang jika malam ini aku datang meminta jatah."
"Jadi kau membuatku mekakang di bawahmu seperti Aubrey dan juga Asher?"
"Astaga sayang kau ini kenapa sih, marah?"
Jason menggulingkan tubuhnya miring di samping Khyone. Sofa ini sedikit sempit jadi bisa ditempati berdua, dengan posisi miring saling menghadap atau memunggungi.
"Aku tidak apa-apa." jawab Khyone.
"Khyone." panggil Jason dan membuat Khyone mendongak.
"Ada yang membuatmu gelisah?"
"Sedikit."
"Apa coba cerita denganku."
Khyone memposisikan dirinya memeluk pinggang Jason. Apa lagi wajahnya dia taruh di d**a bidang Jason.
"Kamu pulang, aku punya pikiran jika kamu akan bercinta dengan istrimu. Apa saja yang kau lakukan rasanya aku ingin ikut kesana."
Jason tertawa kecil lalu mengecup kening Khyone dalam.
"Jangan pernah berpikiran seperti itu, aku tidak akan pernah menyentuhnya. Tubuhmu sudah seperti narkoba dan membuatku candu. Jadi jika aku ingin aku akan pulang kesini dan meminta jatahku." jawab Jason.
khyone ingin menjawab, tapi ucapannya terpotong saat ponsel Jason bergetar tanda jika ada panggilan masuk.
Jason bangun dan menatap siapa yang menelponnya, perasaan tadi dia sudah izin pada Ellie jika dia ingin minum kopi dengan Asher. Dan ternyata Asher yang menelponnya.
"Apa?" kata Jason saat menerima panggilan itu.
"Kau dimana aku sudah di cafe."
"Setengah jam lagi aku sampai."
Jason mematikan sambungan teleponnya, lalu memakai bajunya dengan tergesa. Apa lagi Khyone yang langsung menatap Jason heran.
"Kau mau kemana? Istrimu menelpon menyuruhmu pulang?" kata Khyone sedih.
"Asher mengajakku minum kopi. Aku pergi sebentar."
"Ku pikir berita Istrimu hamil." ucap Khyone
Jason tersenyum, "Tidak mungkin, jadi jangan berpikir yang enggak-enggak sayang."
Khyone mengangguk, dia pun langsung mengambil bajunya dan menggunakannya kembali. aneh sih tapi yaudah. Semua sudah terjadi dan ini pilihan Khyone bersama dengan jason .
****
Sesampainya di cafe, Jason pun langsung duduk di depan Asher. Semoga saja Asher tidak mencium bau se-ks di sini.
"Kau ini lama sekali sih, aku menunggumu hampir satu jam" kata Asher cerewet.
"Aku ke apartemen Khyone lebih dulu." jawab Jason akhirnya. Lebih baik bicara daripada nanti Asher mencium, lalu menggodanya.
"Ngapain?"
"Menyuruh Khyone meka-kang di bawahku, seperti kau menyuruh Aubrey meka-kang di bawahmu."
Mata Asher membulat sempurna, dia pun langsung mengumpat dan membuat Jason tertawa kecil.
"Dasar si*lan, apa hal seperti itu juga harus dibicarakan?"
"Sepertinya iya."
Asher tersenyum, "Lalu bagaimana hubunganmu dengan dia?"
"Sejauh ini cukup baik. Aku harus banyak belajar darimu agar Ellie tidak tahu soal ini."
"Hmm, kau cukup diam dan jangan buat Ellie curiga."
"Apa kau juga melakukan hal itu dengan Ara? Apa selama kau di rumah kau juga menyentuh Ara?"
Asher menggeleng, "Aku tidak pernah menyentuh Ara setelah malam pertama, dan membuat dia hamil. Sampai dia punya anak pun aku tidak pernah menyentuh dia. Dia tahu jika aku tidak mencintainya makanya aku tidak mau menyentuh dia."
"kau mencintai Aubrey?" tanya Jason.
Mana mungkin kalau nggak mencintai Aubrey, mungkin Asher sudah meniduri Ara sebanyak yang dia mau.
Asher mengangguk, "Awalnya aku membayar dia cukup mahal malam itu. Tapi yang ada, aku ketagihan dan mencari tahu siapa dia dan dimana dia tinggal, sampai akhirnya aku bilang jika aku mencintainya." cerita Asher.
"Dia Percaya? Ucapanmu cukup mendadak." komentar Jason.
"Sampai saat ini dia tidak percaya dengan perasaanku. Rasanya aku ingin menghamili dia saja, biar dia tahu jika aku benar-benar mencintainya" ucap Asher frustasi.
Jason pun tertawa terkikik sambil meneguk minimnya dengan santai. Kali ini dia puasa alkohol apalagi bir, kata Khyone jika Khyone tidak minum maka Jason juga tidak boleh minum, seteguk pun atau dia akan marah.
Ancaman yang membuat Jason menciut akhirnya dia pun menurut. Disini hanya Asher saja yang minum, sedangkan Jason dia memilih memesan secangkir cappuccino Latte saja.
"Kenapa tidak kau hamili saja, lagian kau sudah lama bukan bersama dengan Aubrey?" celetuk Jason.
"Tidak semudah bayanganmu."
"Apa maksudmu?"
"Dia memakai alat kontrasepsi, jadi dia tidak akan hamil saat aku membuahinya. Kecuali, dia melepas alat itu baru dia bisa hamil"
Jason manggut-manggut dan sekarang dia paham kenapa Aubrey tidak hamil selama ini. Apa lagi hubungannya dengan Asher saja sudah berjalan selama Asher menikah dengan Ara. Untuk ukuran wanita normal tanpa kontrasepsi pun kemungkinan besar langsung hamil jika mereka berdua subur, dan tangan Tuhan berkarya.
Asher pun terus bercerita apa saja yang membuat dia tertarik dengan Aubrey. Bahkan Asher juga bercerita jika dia ingin hidup bersama dengan Aubrey selamanya. Meninggalkan istrinya dan membawa anaknya.
Hidup Jason dan juga Asher hampir sama. Mereka menikah juga karena perjodohan. Ya cuma karena tahta dan status sosial sangat membedakan mereka berdua.
Dulu sebelum Asher menikah memang dia memiliki kekasih yang dia cinta. Tapi Jason tidak tahu pasti siapa kekasih Asher. Apa lagi Asher termasuk orang yang cukup tertutup.
Dan di sini Jason bisa menyimpulkan kalau orang yang di cinta asher itu bukanlah aubrey. Dan kedua orang tua Asher tahu seluk beluk keluarga besar Asher, sehingga membuat asher langsung dinikahkan disini.
Sebelas dua belas bukan hidup Asher dan juga Jason di sini. Cuma karena tahta saja dia harus rela menikah dengan orang yang tak di cintai.
Asher terus berceloteh ria disini dan membuat Jason tertawa. Inilah yang disukai Jason jika ada masalah Asher selalu mabuk. Hanya kadang kalau mabuk dia lebih memilih sendiri dibanding dengan Jason. Mengingat saat dia mabuk yang ada apa yang dia rasakan, apa yang dia alami atau apa yang dia lakukan dia akan berkata dengan jujur. Kadang kalau marah pun dia akan meracau atau berteriak seperti orang gila.
Jason menyuruh Asher untuk pulang, lebih baik dia tidur di banding dia harus di sini dan terus berbicara.
Tapi saat memasukan Asher ke dalam mobil, mata Jason tak sengaja menatap Aubrey yang sedang membeli makanan di pedagang kaki lima.
"Aubrey." panggil Jason sedikit berteriak.
Aubrey yang merasa di panggil pun langsung menoleh dengan menyipitkan matanya. Pandanganya tidak terlalu jelas, apalagi Jason juga sedikit di kegelapan.
Jason mendekat dan membuat Aubrey jelas menatapnya.
"Untung kau ada disini." kata Jason merasa lega.
"Memangnya kenapa?"
Walaupun di jatah sehari tiga belas juta nyatanya, Aubrey lebih suka jajan di pinggiran jalan yang akan buat perutnya kenyang. Dibanding makan di resto mahal dengan porsi sedikit.
"Bisa kamu antar asher pulang, dia mabuk."
Mata Aubrey mendelik sempurna apa dia gila bilang seperti itu. Asher memilih istri bagaimana kalau istrinya tahu Asher pulang dengan wanita lain?
"Jangan gila, kau tahu bukan dia memiliki istri masa iya pulang sama aku." jawab Aubrey seakan mengingatkan Jason.
Jason menepuk jidatnya lupa, dia pun langsung menatap Asher yang mungkin terkapar di dalam mobil karena mabuk berat.
"Bawa dia pulang ke apartemenmu saja, aku membawa mobil kalau tidak mungkin juga aku akan mengantar dia pulang."
Aubrey menghela nafas tidak ada pilihan sama sekali. Dia pun mengangguk dan berjalan ke arah mobil Asher. Menatap Asher yang terkapar di pengemudi dengan meracau tak jelas. Apa Lagi dia selalu bilang jika dia mencintai Aubrey.
"Jadi apa kau juga cinta dengan dia." goda Jason.
Aubrey mendengus, "Ini gimana bisa dia mabuk kayak gini, kau tahu bukan dia kalau mabuk itu aneh." ucap Aubrey mengalihkan pembicaraan.
Jason mengangguk, "Yaaa aku tahu, ku pikir dia pemabuk handal yang tidak bisa tumbang dengan beberapa botol."
"Handal sih handal, dia bisa mabuk kalau dia meminum lebih dari lima botol." ucap Aubrey.
Jason mengangguk walau sejujurnya dia tidak tahu soal Asher pemabuk yang bisa diandalkan atau tidak. Yang dia tahu Asher pernah tidur dengan dia dan terkapar berdua di apartemen Jason saat mereka masih di Inggris.
Dan setelah itu dia juga tidak tahu apa yang terjadi. Aubrey langsung berpamitan pulang dan membawa Asher pulang ke apartemennya. Sementara Jason dia memilih pulang kerumah Ellie, tidak mungkin dia pulang ke apartemen Khyone yang mungkin saat ini dia sudah tidur.
tbc