Pertemuannya dengan Jason beberapa hari yang lalu, membuat Khyone seakan teringat dengan janji Jason empat tahun yang lalu. Janji yang sampai saat ini, masih membekas di pikiran Khyone.
Dia masih ingat di depan rumah yang cukup sederhana. Dengan tulisan awas ada anjing galak, yang tak lain tak bukan, adalah rumah Khyone. Jason datang dan berjanji, jika dia akan menikahi Khyone setelah dia lulus kuliah di Inggris.
Nyatanya Khyone harus menelan pil pahit. Jason tidak menikahi Khyone, melainkan menikahi wanita lain. Mungkin, karena Khyone dan juga Jason tidak pernah saling kontak. Itu sebabnya Jason berpaling dari Khyonendan menikah dengan wanita lain.
Apalagi ketika, Khyone sedang membutuhkan bantuan Jason. Bahkan ketika Khyonenmengiirm email pada pria itu, tak ada satu pun email yang Jason balas sampai saat ini. Dan nyatanya email pun masih tersimpan jelas di salah satu komputer jadul milik Khyone.
Beberapa hari yang lalu Khyone sempat berpikir untuk menerima makan malam Bobby. Tapi otak warasnya cukup bekerja dengan baik. Dia memang jahat, bahkan bisa dikatakan wanita jalang. Tapi dia juga tidak tega dengan istri dan juga anak Bobby. Lagi pula dia wanita, nanti saat dia menikah. Dia juga tidak mau kalau suaminya bersama dengan wanita lain.
Tapi bersamaan dengan itu, pikiran Khyone malah tertuju pada Jason. Dia jadi punya pikiran kalau dia ingin mendapatkan Jason kembali. Apa dia salah? Dia sudah menunggu, dia tidak ingin empat tahun dia menunggu menjadi sia-sia.
Jika boleh jujur pun, Khyone juga masih menyukai Jason. Dia masih menyimpan rasa pada pria itu. Walaupun Khyone sudah mencoba untuk melupakannya, namun dia gagal. Dan rasa itu bahkan semakin besar.
Coba saja jika mereka tidak berjauhan seperti ini. Khyone yakin, jika dia yang akan menikah dengan Jason. Menjadi wanita paling sempurna dan bahagia dalam hidupnya. Tapi apakah itu bisa? Sedangkan kedua orang tua Jason saja tidak ada yang menyukai Khyone.
Sejak dulu, Ayah Jason tidak pernah menyukai Khyone. Selain mereka tidak seimbang, Khyone juga tidak sederajat dengan mereka. Ayah Khyone menginginkan menantu yang sepadan, setidaknya harta, tahta dan kehormatan adalah paling penting bagi Ayah Jason. Dan bahkan Khyone berpikir jika pernikahan ini sangat disengaja. Atau tidak pernikahan ini hanya akal-akalan Ayah Jason saja yang tahu, jika anaknya nanti jika pulang akan menikah dengan Khyone. Atau tidak mereka sama-sama dari orang kaya juga.
Bukannya sekarang Khyone juga bisa dikatakan kaya? Dia memiliki apartemen mewah, mobil mewah, penampilan mewah, apapun serba mewah. Bukannya dia juga pantas jika harus bersanding dengan Jason? Walaupun kekayaan Khyone datang dengan terlambat.
"Tidak!! Tidak!! Dia kan sudah menikah. Aku tidak boleh merebutnya dari istrinya, Ellie." gumam Khyone dengan gelengan kepala kecil.
Tapi empat tahu bukanlah waktu yang singkat. Dia sudah menunggu Jason cukup lama, dan dia tidak mendapatkan hak apapun? Ini tidak bisa dibiarkan. Wanita itu mengambil ponselnya dan menghubungi Aubrey, untuk menemukan di salah satu cafe. Ada hal penting yang ingin disampaikan pada Aubrey tentang ide gilanya ini.
Setelah sudah bersiap, barulah Khyone menuju ke cafe dimana Aubrey dan Khyon membuat janji. Menunggu hampir tiga puluh menit, Aubrey baru saja sampai ke cafe dengan muka bantalnya.
"Kamu kenapa ngundang aku datang ke cafe? Kau tahu aku baru saja tidur jam dua pagi tadi. Dan sekarang aku masih mengantuk." katanya, dan meletakkan kepalanya diatas meja dengan kedua tangannya sebagai bantalan.
Khyone mendengus, dia pun meneguk coklat dinginnya dan menatap Aubrey yang hampir saja menutup matanya. Mungkin, jika mengerjai wanita itu akan menjadi hiburan berkelas untuk Khyone.
"Aubrey, kau tahu. Aku berpikir jika aku akan merebut Jason dari istrinya setelah ini." kata Khyone santai sesekali menikmati coklat dinginnya.
Mencerna ucapan Khyone, Aubrey menegakkan tubuhnya. Matanya mengerjap beberapa kali, hanya untuk memastikan jika apa yang dia dengar tidak salah. Bahkan rasa kantuk yang dilanda Aubrey hilang entah kemana.
"Haa, gimana? Bisa tolong jelaskan? Atau ulangi perkataanmu?" kata Aubrey. Dia masih berharap jika telinganya tidak sedang sakit, atau mungkin dia sedang salah dengar karena masih ngantuk.
"Tidak ada siaran ulang!!" dengus Khyone.
Aubrey merubah duduknya dan menatap Khyone dengan serius. "Kau ingin merebut Jason dari Ellie? Khy, itu akan sangat menyakitkan untukmu."
"Memang. Tapi aku ingin menuntut hakku. Dia berjanji empat tahun yang lalu untuk menikahiku. Dan sekarang dia malah menikahi wanita lain. Aku hanya tidak mau penantianku sia-sia saja. Jadi aku pikir itu tidak akan ada masalah antara aku dan juga Jason."
"Tapi akan bermasalah jika itu Ellie, Khyone!!"
Dan nyatanya wanita itu tidak peduli sama sekali. Entah bermasalah sama Ellie atau mungkin keluarga Jason, Khyone benar-benar tidak peduli. Yang dia inginkan hanya satu, Jason menjadi miliknya. Sudah cukup penderitaan Khyone saat ini, sekarang waktunya dia menunjukkan pada mereka jika Khyone juga berhak atas Jason.
Sangking Ayik mendengar cerita Aubrey. Tak sengaja pandangan Khyoen terarah pada sosok yang baru saja dibicarakan. Siapa lagi jika bukan Jason. Pandangan mereka berpadu beberapa detik, sebelum Khyone memalingkan wajahnya seolah dia tidak ingin menatap wajah pria itu untuk saat ini. Dia masih belum terima, Jiak Jason masih memilih wanita lain dibanding dirinya. Setidaknya Khyone tahu apa alasan Jason memilih wanita lain.
***
Dengan baju berbahan rajut yang cukup besar dan juga menonjolkan bahu mulus Khyone. Dia pun sudah siap pergi bersama dengan Aubrey.
Tujuan kita masih sama kok, club. Tempat dimana yang paling asyik dan mengusik kesepian bagi mereka berdua. hidup tanpa pasangan itu membosankan.
Aubrey terus bergoyang dengan sebatang rokok yang terselip di tangannya. Katanya, kalau tidak ada ini rasanya tidak enak, padahal dia juga mau berhenti dari rokok. Rasanya sangat sulit untuk Aubrey yang sudah candu dengan rokok.
Untung saja Khyone tidak pernah menyentuh benda sialan itu kecuali mabuk. Saat sedang asik meneguk cairan coklat, yang baru saja melewati kerongkongannya. Lagi-lagi mata Khyone tertuju pada seorang pria berjas yang baru sama masuk ke club.
Khyone mendengus, dia pun langsung memalingkan wajahnya ke arah bartender, yang malah tersenyum ke arahnya.
"Jangan terlalu banyak minum, kau bisa tidak sadarkan diri seperti kemarin." kata Aubrey memperingati.
"Aku bahkan ingin sekali minum sampai mati."
Aubrey memilih diam, dia pun menatap sekeliling club ini yang mulai ramai. Jangan kalian pikir jika seorang DJ hanya pria saja, di sana ada DJ yuna malam ini, dengan penampilan paling seksi dia pun berdiri di atas panggung dengan beberapa penari seksi.
Aubrey ingin pergi kesana, ditatapnya Khyone yang sudah setengah sadar seperti ini membuat dia tidak tega. Dia ini kalau mabuk cuma diem aja tapi nakutin.
"Sudah kubilang bukan, jangan banyak minum." Omel Aubrey kesal dia harus mengurus Khyone malam ini.
Aneh aja sih, dia ini suka sekali masuk club tapi minum beberapa botol saja langsung tepar.
Aubrey membantu Khyone untuk berdiri, dia ingin mengantar Khyone pulang ke apartemennya. Tapi saat masih berdiri pandangan Aubrey jatuh pada Jason yang menatapnya.
"Jason apa aku bisa meminta bantuanmu?" kata Aubrey tidak enak hati, takut saja Jason menolak dan besoknya Khyone marah.
"Ada apa?" kata Jason. Dia datang kesini juga ingin bertemu salah satu teman dan juga rekan kerjanya.
"Bisa kau antaran Khyone pulang? Aku masih ada urusan disini dengan DJ yuna." bohong Aubrey.
Sebenarnya dia tidak memiliki urusan apapun, hanya saja menurut Aubrey masalah ini perlu diluruskan. Mereka perlu berbicara berdua disini, membahas apa yang terjadi di antara mereka.
Jason mengangguk dengan senang hati. Dia pun langsung menggendong tubuh Khyone yang mulai memerah. Kulit Khyone putih pucat dan ditambah saat dia mabuk seperti ini, malah seperti ada warna merah di sekujur tubuhnya.
Jason mengantar Khyone ke apartemennya, untung saja Aubrey memberitahu alamat dan juga nomor kamar apartemen Khyone mencoba saja tidak, mungkin Jason juga tidak akan tahu alamat rumah barunya. Pantas saja saat dia datang kerumah Khyone yang dulu sudah ditempati dengan orang lain.
Jason menidurkan Khyone di atas tempat tidur. Tapi saat ingin pergi, tangan Jason ditarik oleh Khyone dan membuat pria itu menoleh.
"Khyone." panggil Jason saat tahu Khyone membuka matanya dan langsung duduk.
Jason pun ikutan duduk, dia pun duduk di samping khyone, dan meneliti wajah khyone lebih dekat lagi. Dia merindukan gadis di hadapannya saat ini.
Tubuh jason membeku saat tiba-tiba saja khyone memeluknya dengan hangat. Mungkin efek alkohol membuat dia seperti ini. Tidak mau menyia-nyiakan waktu Jason pun langsung membalas pelukan itu tak kalah eratnya. Jujur saja dia rindu dengan gadis di hadapannya saat ini, gadis yang sepenuhnya masih penghuni hatinya.
"Aku merindukanmu." bisik Khyone.
Jason tersenyum melepas pelukan itu tapi ditahan oleh Khyone. Seakan dia tidak ingin melepas pelukan itu.
"Aku juga merindukanmu." Jawab Jason tersenyum simpul.
"Tapi kamu jahat menikah dengan wanita lain, dan melupakan janjimu padaku."
"Maafkan aku"
"Ya, aku sakit hati denganmu. Aku bahkan punya pikiran jika aku ingin merebutmu." ucap Khyone tanpa sadar.
Jason tersenyum jadi seperti ini jika dia mabuk, lebih lucu dari aslinya. Pikir Jason.
"Maka lakukanlah." jawab Jason.
Khyone yang sedang setengah mabuk pun menatap Jason dengan mata buremnya. Kepalanya pusing, dan rasanya dia ingin mual. Dia masih seratus persen sadar dengan apa yang dia ucapkan, tapi mungkin Jason akan menganggap dia mabuk berat di sini
Khyone, mengedipkan mata dua kali sebelum dia mencium Jason. Masa bodo jika Jason akan menganggapnya w************n, nyatanya dia memang murahan. Dia hanya ingin haknya kembali, apa yang dia tunggu kembali padanya. Termasuk Jason.
Khyone memperdalam ciuman itu, bahkan dengan kurang ajarnya Khyone juga mencecap leher Jason hingga berwarna merah, lalu tersenyum.
"Ini milikku." kata Khyone menunjuk leher Jason. "Ya.., ini milikku." katanya lagi dan tertawa.
Jason tersenyum. "Aku akan selalu menjadi milikmu."
Khyone mengangguk dia kembali mencium Jason membabi buta. Jason pun tidak menolak dia bahkan menikmati ciuman itu, hingga tanpa sadar dia malah sudah menindih tubuh Khyone.
Tangan Jason tidak tinggal diam, dia ingin malam ini adalah malam di mana dia akan memiliki Khyone seutuhnya.
****
Pagi hari Khyone terbangun saat merasakan deru nafas di tengkuk lehernya. Dia pun membuka mata dan sedikit terkejut saat ada sebuah tangan melingkar di perutnya. Seingat Khyone dia tidak lagi menyewa atau disewa dengan pria mana pun. Karena Khyone sedang dalam mood tidak mau.
Khyone menoleh dan terkejut saat melihat Jason tidur dengan posisi memeluknya. Khyone pun langsung bangun, pergerakan Khyone membuat Jason juga ikutan membuka mata.
"Sudah bangun." Kata Jason dengan suara khas orang bangun tidur.
"Kamu ngapain di sini!" cetus Khyone menatap Jason tidak suka. Dia masih sakit hati, tapi dia ingat malam itu. Jika semalam mereka--
"Kamu lupa semalam kita habis ngapain? Dan ternyata kamu sudah tidak perawan lagi? Siapa yang ngambil?"
Mendengar kata perawan Khyone pun langsung menatap tubuhnya sendiri yang polos tanpa sehelai benang. Apalagi dia hanya ditutup dengan selimut tebalnya , sudah dipastikan jika malam itu mereka bercinta.
Khyone menghela nafasnya berat, dia pun bangkit dari tidurnya tapi di tahan oleh Jason yang langsung menatap Khyone tajam.
"Apa lagi? Aku ingin mandi." kata Khyone
"Siapa yang melakukannya?" tanya Jason tajam.
"Bukan urusanmu Jase, bukannya semua orang seperti itu?" Jawab Khyone dengan kepala miringnya.
Jason memilih diam dia pun menatap Khyone yang langsung masuk ke kamar mandi, dengan tubuh yang dililit selimut. Sedangkan Jason dia pun memunguti bajunya dan memakainya. Dan membersihkan diri di kamar mandi sebelah.
Khyone keluar dengan badan segarnya, dia pun kaget melihat kulit putihnya berubah menjadi merah kebiruan, itu sudah dipastikan kalau Jason yang melakukannya. Lagian siapa lagi jika bukan dia?
Setelah dandan ala kadarnya Khyone pun memilih keluar dia sangat lapar. Tapi saat melihat Jason tidak ada di apartemennya, sudah dipastikan jika mantan kekasihnya itu sudah pulang kerumah istrinya.
Khyone tersenyum dia pun masuk ke dapur dan betapa terkejutnya saat melihat Jason yang berdiri di depan kompor dengan telanjang d**a.
Dia sedang memasak, hingga kaki Khyone pun langsung melangkah mendekati Jason. Kalau saja Jason tidak menyakiti Khyone, mungkin saat ini Khyone langsung memeluk Jason dari arah belakang seperti di novel atau film-film yang ada.
"Apa yang kau lakukan di sini, ku pikir kau sudah pulang." Kata Khyone mencoba biasa saja.
"Aku sedang memasak untuk kita."
Mendengar kata kita, Khyone jadi merasa sesak. Aku dan dia tidak akan menjadi kita, apalagi ada Ellie di sini. Dan itu tidak akan membuat Khyone dan juga Jason bersatu kembali.
Air mata Khyone lolos begitu saja dia pun langsung mengusapnya kasar. Sebelum Jason tahu jika dirinya sedang menangis.
Khyone pun memilih pergi dari dapur, dia pun menuju ruang televisi dan menonton film kartun. Mungkin moodnya akan sedikit membaik, jika sudah menatap salah satu kartun kesukaannya.
Tak lama, Jason pun datang dia membawa dua nasi dan juga dua omelet dihadapan Khyone, jangan lupakan buah dan juga s**u di mana depan Khyone.
Dia sudah seperti ratu dan Jason adalah pelayan di rumah ini. Khyone jadi punya pikiran dia tahu dari mana alamat Khyone tinggal? Khyone tidak pernah memberi tahu alamat apartemen Khyone selama ini.
"Ayo kita makan, ada banyak hal yang ingin aku bahas dengan kamu." kata Jason lembut.
Dia ingin menyuapi Khyone, tapi dengan cepat Khyone menolaknya dia ingin makan sendiri. Dia memiliki dua tangan yang masih berfungsi dengan baik, jadi Khyone pikir dia sedang tidak ingin di suapi.
"Kau tahu dari mana alamat apartemenku?" kata Khyone akhirnya.
"Aubrey, dia yang menyuruhku mengantarmu pulang." jawab Jason santai.
Sudah Khyone duga, jika wanita itu yang memberitahu alamat apartemen Khyone. Matanya terus menatap film kartun yang menyala, tapi pikirannya tertuju pada pria di sampingnya saat ini.
Apa yang ingin dia bahas di sini, apa mungkin ini berhubungan dengan masa lalu mereka empat tahun yang lalu?
Apa yang harus Kyhone lakukan jika Jason benar-benar membahas hal itu. Hal yang mampu membuat hati Khyone sakit setengah mati.
Dia sudah mau melupakan Jason, tapi kenapa dia malah kembali? Oke, dia memang berpikir jika dia ingin merebut Jason. Tetapi niat itu dia urungkan ketika dia mengingat Ellie. Bagaimanapun dia juga tidak tega jika harus berbuat jahat. Tapi hati kecil Khyone juga menginginkan Jason.
Sekali lagi, Khyone melirik Jason yang sibuk makan di sebelahnya, apapun yang terjadi, Khyone akan mempertahankan Jason di sampingnya. Khyone kekasih Jason, hubungan mereka belum berakhir sampai saat ini.
TBC.
tahap revisi ya bund.