ibu sambung

"hari ini sudah satu minggu pernikahan kita mas ,tapi lia masih enggan bicara dengan ku,bahkan dia hanya mengurung diri di kamarnya" dian tampak sedih " kita yang sabar ma,nanti aku coba lagi bicara dengannya"rico berlalu dan pergi menemui lia " tok,tok,tok" suara pintu "pasti wanita itu lagi dari tadi tampak nya dia tak bosan mengetuk pintu,lagian siapa yang mau punya ibu kayak dia" lia bergumam tanpa ingin membuka pintu, "lia ,buka pintunya nak ini a papa , bisa papa bicara sebentar " " mau bicara apalagi pa ,masih tentang istri baru papa ?" lia bicara dengan nada kesal, "buka dulu pintunya nak ," "tak ada yang perlu di bicarakan pa ,papa egois". lia masih enggan membuka pintu "kita bicarakan ini baik baik nak, buka pintunya, sampai kapan kamu mengurung diri dikamar terus" lia pun membuka pintu kamarnya , " papa mau bicara apa lagi ,papa sekarang udah nikah lagi, berarti papa udah gak sayang sama aku dan mama" ucap lia ketus " papa sayang sama kamu lia ,papa juga sayang sama mama tapi sampai kapan kamu dapat menerima kenyataan ini nak" " papa gak usah sok peduli dengan ku" "oke,,papa tau kamu masih marah karena menikahi tante dian , tapi itu semua papa lakuin demi masa depan kamu nak biar kamu tak berlarut dengan kesedihan atas kepergian mama mu" " papa itu bukan mikirin aku tapi egois dengan kemauan papa sendiri, sedangkan papa tau ibu tiri itu gak ada yang baik ,jikapun baik pasti ada maunya" lia masih tak setuju dengan dian lantaran dian gadis yang berasal dari keluarga sederhana dan anggapannya masi sama yaitu dian akan menguras harta papanya. "astagfirullah, nak tidak boleh berburuk sangka kepada orang, lagian tante dian itu orangnya pengertian dan baik" " alah ,di depan papa aja lagaknya sok baik ,kita kan mana tau niatnya kayak apa ,lah contohnya mama sambungnya rani ,lagaknya baik tapi setelah harta papanya dikuras dia hilang bagai di telan bumi" lia menyamakan dian dengan mama tirinya rani yaitu sahabat sekolahnya bersambung...