Chapter 37

991 Words

Allice masih menggerutu kesal dengan berdecak pinggang. Dirinya berjalan lebih dulu ketibang Amungke yang berdiri di sisinya. Amungke yang masih merasa nyeri di bagian d**a hanya mampu pasrah melihatnya kesal. Allice berjalan tanpa menghiraukan seorang Raja yang kini berjalan disisinya. Hingga dua puluh langkah kaki, Allice berhenti. Rasa kesalnya membawa dirinya kepada dua jalan dihadapannya. Pandangan Allice tidak kabur, aneh saja jika ada dua jalan dihadapannya. Jelas-jelas yang ia lihat hanya satu jalan. “Kita ke arah yang mana?” Tanya Allice dengan pasrah. Pertanyaan Allice tidak ada balasan, dengan pandangan nanar dirinya menengok ke arah belakang. Tidak ada siapapun disini. “Bukankah dia ada dibelakangku? Ini sangat aneh. Kenapa sekarang menghilang. Apakah penyihir suka menghi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD