"Apa kau menyukainya?" Tanya Amungke disana dengan kedua mata ular itu nyaris tertutup dengan tertidur. "Ya, tanganmu sungguh dingin. Aku menyukainya setiap kali kau mengusapku. Aku ingat kau selalu menolongku ketika pertama kali bertemu, hingga kau memberikanku Hutan Daaz'. Hutan dengan namaku disini. Aku akan selalu menjaganya dari orang-orang yang keji," ucap Dazel dengan lidah yang menjulur keluar. Amungke hanya berkelit dengan bibir tipis disana. Melirik dengan mata kanan yang mencoba kembali memutarkan tubuh untuk memberikan usapan tangan ke tubuh Dazel. Beberapa pertanyaan berkecamuk di kepala Amungke dengan rasa penasaran. Dirinya mencoba dengan beberapa pertanyaan. "Kenapa kau menyerang rombongan?" Tanya Amungke dengan pandangan nanar. Dazel yang memejamkan kedua mata hany

