chapter 1

472 Words
"Allice!" Seorang pria dengan rambut yang sudah sepenuh uban memakai topi berjalan dengan menggunakan tongkat kayu di hamparan salju tengah Taman Kota Aster. Sebuah Taman Kota di tengah Negeri Fresia. Bruch Knett memanggil cucu kesayangannya, Allice. Gadis manis itu tersenyum dengan melihat kakeknya saat ini, "Cucuku kau sangat cantik. Kemarilah, sebentar lagi kita pulang," Bruch Knett tersenyum bahagia ketika melihat cucunya memberikan rona berseri dihadapannya. Allice semakin tertawa lepas, "Lebih baik kita pulang, ayo Allice kita pulang ke rumah," ucap Bruch Knett dengan berjalan mendekati Allice. "Kakek, apakah aku akan memiliki orangtua seperti dia?" Bruch Knett tidak mendengar perkataan Allice. Dirinya menarik pergelangan tangan kanan Allice, "Ayo Allice pulanglah," air mata Bruch Knett mulai menetes diliputi wajah dirinya yang sudah usia lanjut. Baginya kebahagiaan Allice adalah yang terpenting saat ini. Melihat usia nya yang sudah berlanjut Bruch Knett sangat pasrah. "Kakek, aku ingin permen lollipop. Apakah kita bisa membelinya di Kota? Apakah kita hanya akan berjalan-jalan seperti biasanya tanpa berbelanja?" tanya Allice dengan mengikuti langkah kaki Bruch Knett. Setelah memasuki rumah, Bruch Knett melepas jaket mantel tebal miliknya, Allice pun membuka jaket mantel dan berjalan menuju dapur untuk menyiapkan beberapa kue dan minuman hangat. Tanpa diketahui Allice, Bruch Knett menghampiri Allice yang saat ini berada di dapur. Suara gelas terjatuh terdengar oleh Allice di dekat dapur rumah, Allice pun mendekati kakeknya yang saat ini sudah terjatuh di ruang tengah. "Kakek, kakek kenapa?" tanyanya dengan melihat tubuh kakeknya terjatuh di ruang tengah, Allice pun dengan cepat mengambil jaket mantel untuk meminta pertolongan kepada Keluarga Berd. "Kakek, bertahanlah. Aku akan membawakan Paman Berd untuk menolong kakek," dengan wajah panik, Allice pun berjalan melewati salju yang sudah memenuhi jalan, udara dingin dengan salju yang turun tak menghentikan langkah kaki Allice menuju rumah Paman Berd. "Kakek, bertahanlah. Aku akan membawakan Paman Berd untuk menolong kakek," tuturnya dengan menahan cuaca dingin berjalan melewati salju. Allice menahan dingin dengan hanya memikirkan Keluarga Berd. Hanya Keluarga Paman Berd yang dekat dengan rumahnya dan bisa menolong kakeknya yang saat ini tidak sadarkan diri di ruang tengah. "Maafkan aku kakek, setelah berjalan-jalan ke Kota Aster kakek jadi tidak sadarkan diri. Aku akan membawakan Paman Berd untuk menolong kakek," bisikan Allice terdengar dengan menahan dinginnya salju. Allice berjalan seorang diri menuju rumah Paman Berd. "Bertahanlah Allice, cuaca ini sangat dingin, demi kakek sebentar lagi akan sampai ke rumah Paman Berd. Hanya tinggal beberapa langkah lagi, kau pasti bisa Allice," lirihnya terdengar dengan rona wajah kedinginan. Tubuhnya menahan dingin melewati jalanan yang sudah di penuhi salju. Jarak menuju Keluarga Berd agak jauh, dengan menahan dingin Allice berjalan seorang diri. "Sebentar lagi pasti sampai, sebentar lagi pasti sampai. Bertahanlah Allice, cuaca ini begitu dingin, kau pasti akan sampai ke kediaman Bibi Brenda dan Paman Berd." Tak henti-hentinya Allice bergumam sembaring berjalan melewati dinginnya salju, hanya dengan memakai jaket ia berjalan menuju rumah Keluarga Berd.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD