“Sayurnya sudah, daging juga sudah. Ah, semua lengkap! Rasanya aku sudah tidak sabar mau memakan steamboat ala resep dari mama,” ocehnya dalam perjalanan menuju pintu kontrakan.
Setibanya di dalam, Shera langsung terkejut karena suaminya berdiri mematung dengan tangan berlipat. Menatapnya dingin seolah punya janji yang tidak ditepati. Shera memegang tubuhnya, lalu mengelus pelan.
“Eh, kau sudah bangun?” tanyanya mengalihkan rasa kagetnya.
“Kau dari mana?” tanya Alan.
“Beli makanan. Aku nanti siang aku bekerja, jadi setelah makan, kau sudah bisa pulang.” Shera malah mengusir suaminya.
Alan langsung tersenyum padanya. Shera jadi merasa aneh dengan senyuman dan tatapan menggoda itu.
“A-ada apa?” tanyanya terbata-bata.
“Tidak ada, aku lagi senang saja.” Alan menutupi isi hati dan pikira
