bc

Perjodohan Salah Sasaran

book_age18+
4.9K
FOLLOW
48.7K
READ
billionaire
arranged marriage
playboy
tomboy
kickass heroine
dare to love and hate
comedy
office/work place
cheating
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

“Ya Tuhan, jika dia memang jodohku, maka dekatkanlah. Jika dia bukanlah jodohku, maka tetap dekatkanlah. Jadikan dia sebagai jodohku. Aamiin.”

Praditha Sampoerna, putri bungsu dari keluarga miliuner Sampoerna selalu berharap untuk bisa mendapatkan cinta dari pria yang dia idamkan. Ditha pun mulai melancarkan sebuah upaya. Bukannya dengan pendekatan kepada pria itu melainkan dengan cara Perjodohan.

“Tunggu, Ma! Jangan dilanjutin! Mama salah orang ini yang dilamar!” Namun, kenyataan berjalan tidak sesuai dengan segala scenario yang telah dirancang Ditha dengan matang. Ternyata pria yang dilamar oleh kedua orangtua untuknya adalah pria yang salah.

Memang ini bukanlah perjodohan paksa, karena Ditha sendiri yang memintanya. Namun, kalau begini kejadiannya, namanya berubah menjadi PERJODOHAN SALAH SASARAN.

Cover:

Picture by Kseniia Perminova

Design by Die-din

Follow me @

FB : Diedin IG: die.din2210

Tiktok and Snack video : die.din2210

chap-preview
Free preview
01. Perjodohan
"Ditha, kamu sudah siap belum?" Tanya seorang wanita paruh baya yang baru memasuki kamar. "Sudah, Ma." Ditha menjawab sambil sekali lagi memastikan penampilannya. Dia memutar tubuhnya beberapa kali di hadapan cermin setinggi tubuh manusia. Untuk mengamati bayangan yang terpantul dengan lebih seksama. "Perfect!" Ditha tersenyum puas melihat penampilannya. "Ditha? Ini beneran kamu kan?" Rahayu, mama Ditha bertanya takjub. Dia nyaris tidak mengenali siapa gadis yang berada di hadapannya. Tak percaya bahwa yang dilihatnya adalah Ditha, putrinya sendiri. Karena sang putri kini terlihat begitu manis, jauh berbeda dari penampilan kesehariannya yang tomboi. Gadis berkulit cerah itu terlihat sangat mengesankan dalam balutan dress putih berbahan brokat yang indah. Rambut hitam sebahunya dibiarkan terurai dengan head piece berbentuk kupu-kupu yang tersemat di sisi kiri kepala. "Iyalah Ma. Memangnya siapa lagi?" Ditha terkikik geli mendengar pujian mamanya. "Kamu cantik sekali, bagaikan seorang putri. Semua orang pasti akan terkagum melihat kamu." Rahayu kembali memuji hasil kerja perias profesional kenamaan yang telah dia sewa untuk malam ini. Malam spesial, pertemuan antara dua keluarga terpandang. Dua keluarga yang merupakan crazy rich negeri ini, keluarga Sampoerna dan Pradana. Untuk membicarakan perjodohan di antara putra dan putri mereka. "Ditha, Mama ingin bertanya sekali lagi sama kamu." Rahayu beralih memasang wajah serius. "Kamu yakin dengan perjodohan ini?" "Tentu saja." Ditha menjawab mantap. Acara malam ini bukanlah perjodohan paksa. Bukan pula kisah dramatis seperti yang sering digambarkan dalam film-film atau cerita dari novel. Malah sebaliknya, Ditha sendiri yang meminta. Ditha ingin dijodohkan dengan pria yang telah lama mencuri hatinya. Lama sekali bahkan mungkin sejak Ditha belum mengenal apa itu arti dari kata cinta yang sesungguhnya. Kepada Tuan Muda dari keluarga Pradana yang terhormat. "Ya sudah kalau begitu. Semoga saja kalian berdua menikah kecocokan." Rahayu hanya bisa memberikan doa restunya atas keputusan Ditha. "Amin, semoga saja." Ditha mengamini doa dari sang mama. Dia tidak menyangka bahwa gagasan absurd darinya tentang perjodohan ini malah berakhir sukses. Tak mengira bahwa ide perjodohan ini akan disambut dengan sangat baik oleh kedua belah pihak keluarga. Mungkin mereka berharap akan ada penyatuan dari dua keluarga besar dengan adanya jalinan pernikahan antara kedua pewaris mereka. Setelah segala persiapan selesai, Ditha bersama segenap keluarga Sampoerna pun berangkat ke tempat acara. Di salah satu restoran hotel bintang lima kota Surabaya. Restoran yang telah dipesan oleh keluarga Pradana khusus untuk menyambut dan menjamu mereka. Sambutan yang mereka dapatkan tergolong mewah. Dengan dekorasi restoran yang diatur sedemikian rupa sesuai dengan tema Elegance in white. Sehingga menciptakan kesan kuat akan kesederhanaan dan kemewahan yang terlihat nyata sekaligus. "Bagus sekali dekorasinya, suasana yang sempurna untuk hari spesialku." Batin Ditha sambil mengedarkan pandangannya ke segala penjuru restoran. Di tengah ruangan ada meja besar berbentuk oval. Meja yang telah ditata sangat apik lengkap dengan peralatan dinning set super mewah diatasnya. Serta kursi-kursi yang jumlahnya telah disesuaikan dengan jumlah anggota inti dari masing-masing keluarga. Sementara di sisi lain restoran terdapat meja makan prasmanan. Serta mimbar dengan kursi-kursi yang ada di hadapannya, mimbar konferensi pers. "Selamat datang. Mari silahkan!" Ditha bersama kedua orang tua dan ketiga kakak laki-lakinya disambut dengan ramah oleh pihak dari keluarga Pradana. Mereka bersalaman dan bertukar sapa sebelum akhirnya menempati deretan kursi yang mengelilingi meja oval. Anggota keluarga Pradana juga ikut duduk di kursi yang mengelilingi meja. Menempati sisa tempat duduk yang tersedia. Kecuali satu kursi tepat di sebelah Ditha yang dibiarkan kosong. Ditha sangat bersemangat menantikan seseorang duduk di situ, pria yang akan dijodohkan dengannya. Namun di lain sisi dia juga tak kuasa untuk menegakkan wajahnya. Karena banyak mata yang memandang kepadanya, sebagai tokoh utama acara malam ini. Sampai kemudian terdengar ketukan sol sepatu beradu dengan lantai yang semakin jelas mendekat. Berakhir dengan suara decitan kursi di sebelah Ditha yang dimundurkan serta diduduki oleh seseorang. Semua adegan dramatis itu selaras dengan debaran jantung Ditha yang semakin cepat tak karuan. "Here he comes! Yosh, aku pasti bisa!" batin Ditha menyemangati diri sendiri agar tetap tenang. Tarik napas ... hembuskan ... tarik napas dalam ... hembuskan perlahan! Acara dimulai dengan sapaan dan ramah-tamah ringan antara kedua keluarga. Percakapan untuk membangun suasana dan menghilangkan rasa canggung yang terjadi di antara kedua kubu. Ditha memberanikan sedikit mengangkat wajahnya setelah beberapa saat. Setelah berhasil mengatasi kegugupan dan kecanggungan yang melanda. Namun betapa kagetnya Ditha saat dia mendapati sosok pria idaman hati, pria yang ingin dia minta untuk acara perjodohan malah duduk tepat di kursi yang berhadapan dengannya. "Lho kok dia ada di sana? Jadi yang duduk di kursi tepat di sebelahku siapa?" Ditha bertanya dalam hatinya. Kepanikan dan ketakutan mencekam membuat bulu kuduk Ditha meremang seketika. Dengan gerakan slow motion dia menolehkan wajahnya ke sisi kanan dari tubuhnya. Bermaksud untuk menjawab pertanyaan, siapakah gerangan 'seseorang' yang duduk di sana. Kursi yang seharusnya ditempati oleh pria impiannya. Kedua bola mata hitam Ditha seketika melebar saat mendapati seorang pria muda yang tampan duduk di sana. Pria yang sudah tidak asing baginya, dalam balutan tuxedo resmi nan mewah. Senyuman lebar penuh percaya diri terkembang di bibir pria itu. Senyuman yang semakin lebar saat mengetahui arah pandangan mata Ditha kepadanya. Seakan ingin memberi sapaan hormat. "Ada apa ini? Kenapa malah dia yang duduk di kursi sebelahku?" Ditha membatin tidak senang mendapati senyuman indah bak iklan pasta gigi itu. Malah semakin bingung dibuatnya. "Masa salah susunan tempat duduk?Kenapa malah pria gak jelas ini yang duduk di sebelahku?" Ditha masih berusaha tetap tenang dan dapat berpikir rasional. Memikirkan segala kemungkinan atau something missing yang kira-kira dapat terjadi di acara ini. Akan tetapi acara ini adalah acara resmi yang bahkan sudah diatur sedemikian rupa oleh hotel berbintang lima. Jadi tidak mungkin akan terjadi kesalahan fatal seperti ini. "Selamat malam Nona Praditha Sampoerna," sapa pria itu dengan senyuman lebarnya kepada Ditha. "Kamu? Ngapain kamu duduk disitu?" Ditha tidak menjawab sapaan itu malah bertanya dengan bisikan pelan. Tak dapat menahan rasa penasaran di dadanya untuk bertanya. "Suka-suka aku donk." Pria itu menjawab santai dengan bisikan lirih juga. Bahkan lebih jauh dia menambahkan sebuah seringai congkak diwajahnya. "Iiih, ngeselin banget si kamu!" Ditha mengumpat dengan suara pelan, tidak berani terlalu keras dan mencolok. Berusaha keras untuk tetap menjaga image-nya sebagai putri keluarga Sampoerna yang manis dan terhormat di hadapan seluruh tamu yang hadir di acara ini. "Kamu baru tahu ya?" jawaban menyebalkan itu keluar dari mulut pria di sebelah Ditha, bahkan pria itu terlihat sudah terkikik ringan tanpa ditutup-tutupi. Dieng! Apa maksud dari perkataannya? Aaarrrgggh menyebalkan sekali dia!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.4K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook