Suasana apartemen itu mendadak membeku. Bagi Nu dan Ryan, kejadian yang sangat cepat itu masih menggema seperti dentuman bom yang merobek keheningan malam. Nu membeku, matanya bergerak tak tentu arah antara Ryan dan ibunya. Sementara Ryan, wajahnya pucat pasi, seolah-olah sedang menghadapi masa lalu yang selama ini ia kira sudah terkubur dalam. Dewi yang semula akan merelakan dirinya kehilangan anaknya dan memilih 'membuang' Nuraini Senja, mendadak berbalik kembali masuk ke apartemen itu. Nafasnya memburu dan karena selama ini dirinya membiarkan dendam itu hidup dan ditambah pengaruh kepercayaannya pada hal-hal mistis, membuat dirinya berubah. Saat itu matanya membelalak dengan sorot mata yang tajam, penuh amarah yang sudah lama dipendam bahkan cenderung bengis untuk ukuran normal. “Saat

