Malam itu di Gunung Kidul, udara terasa lebih hangat dari biasanya. Bintang belum sepenuhnya nampak ketika dering ponsel di tangan Nu mengusik keheningan. Nama yang tertera di layar cukup membuatnya menahan napas: Ibu. Dengan sedikit gugup, Nu mengangkat panggilan itu dan menjauh dari kamar, berjalan ke halaman villa yang mereka sewa. Suara Dewi langsung terdengar—tinggi, penuh emosi. "Nu! Kamu dimana?! Kenapa hapemu mati dari kemarin?! Kamu tahu nggak Mamamu khawatir?! Jangan-jangan kamu—" "Ma…" suara Nu tenang, sedikit dibuat lelah, seperti sudah siap dengan drama ini. "Aku di Solo, sama Yuni dan teman-teman. Kita liburan bentar aja, Ma. Aku juga pengen lah, awal libur lulus SMK ini tenang dulu. Nggak sekolah, nggak jaga kios." "Liburan?! Kamu nggak ngomong apa-apa sama Mama! Dan wak

