Pagi itu, sinar matahari menembus tirai jendela apartemen Ryan yang mereka tempati, menciptakan nuansa hangat dan intim. Nuraini Senja, atau Nu, terbangun di tempat tidur yang lembut, merasakan kehangatan tubuh Ryan yang masih tertidur di sampingnya. Matanya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi, dan rasa enggan menguasai hatinya. Hari ini adalah hari terakhir mereka di sini, dan Nu tahu bahwa waktu begitu berharga. Dengan hati-hati, Nu membalikkan tubuhnya dan memeluk Ryan dari belakang, menyandarkan kepala di bahunya. Aroma lembut cologne Ryan menyelimuti dirinya, membuatnya merasa aman dan dicintai. Tanpa sadar, senyumnya merekah, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium pipi Ryan. Ryan terbangun oleh sentuhan lembut Nu. Dia membuka matanya dan tersenyum, melih

