Chapter 25 - Rasa yang Tak Ingin Pulang

1624 Words

Sabtu siang itu, Semarang tampak cerah. Nu menggandeng tangan Ryan dengan ringan saat mereka melangkah ke supermarket di pusat kota. Ia tampak riang, mengenakan blus putih santai dengan celana jeans, sementara Ryan mengenakan kaos lengan panjang berwarna navy dan celana chino krem. “Jadi, nanti malam kita masak daging sapi rica ya?” tanya Nu sembari menatap ke daftar belanja di ponsel. “Rica, sayur asem, dan sambal. Oh, dan nasi panas,” jawab Ryan antusias. “Aku mau bantu motong-motong juga. Jadi sous chef pribadi kamu.” Nu terkekeh. “Kalau kamu bantu motong, yang ada nanti semua bumbunya kamu cicipi dulu satu-satu.” Ryan pura-pura protes sambil mendorong troli. “Hei, aku ini bukan food taster, tapi tukang masak profesional bagian peluk chef.” “Cih! Peluk chef tuh bonus, bukan pekerja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD