Chapter 38 : Tatapan yang Membuka Kenangan

1100 Words

Pintu apartemen terbuka. Dewi berdiri di depan. Sekejap, seluruh dunia di dalam sana tertelan hening. Waktu seperti berhenti berdetak. Nu yang sebelumnya penuh senyum, kini menatap kaku. Sorot cintanya mendadak redup. Di ruang tamu, teman-temannya—Bianca, Yuni Ndaru, Tya, dan Citra—semua membeku dalam postur tegang yang ganjil. Hati mereka runtuh dalam detik yang terasa selamanya. Dewi menatap Ryan tanpa berkedip. Tatapannya tajam, seakan mencoba merangkai potongan kenangan yang terlalu familiar untuk diabaikan. Ryan tersenyum gugup, sedikit kaku. “Selamat siang, Ibu. Saya… Ryan. Silakan masuk.” Dewi tetap diam. Nu melangkah mendekat, ingin membantu meredakan situasi, tapi kaki ibunya seperti tertanam. Ia berdiri seperti patung, matanya tak lepas dari Ryan. “Buk…” Nu menyeret napas p

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD