Bab 3 : Oh Jinwoo

1019 Words
Suasana pagi itu begitu sepi, hanya ada Eunbi yang tengah menyantap sarapan seorang diri. Jaehyun? Pria itu sudah pergi ke studionya sejak pagi buta. Omong-omong Eunbi sendiri baru tahu jika Jaehyun adalah seorang produser musik sekaligus pemilik salah satu perusahaan hiburan ternama Korea Selatan. HJ Studio. Eunbi mematut diri di depan cermin besar. Merapikan penampilan serta riasan pada wajahnya. Rencananya, ia akan pergi melamar pekerjaan. Sekalipun ia telah dipersunting seorang produser terkenal, pernikahan keduanya hanya pernikahan kontrak yang akan berakhir dalam jangka waktu satu tahun. Eunbi tidak ingin bergantung pada siapapun. Sekalipun nantinya Jaehyun akan menjamin hidupnya juga anak mereka sekalipun telah bercerai, Eunbi tak ingin berpangku tangan. Selama ia masih sanggup menghidupi dirinya sendiri, maka ia akan tetap bekerja. "Nona mau ke mana?" seorang Bibi pekerja bertanya ramah. "Aku akan pergi keluar sebentar Bi. Tolong jangan beritahu Jaehyun ya, aku akan pulang sebelum Jaehyun kembali," ujar Eunbi. Iya, sekalipun pernikahan keduanya hanya pernikahan kontrak, Jaehyun tetap melarang Eunbi untuk bekerja. Alasannya? Selain karena Eunbi tengah mengandung, pria itu juga tak ingin jika ada yang tahu soal pernikahan mereka. Apalagi berita soal pertuangannya sudah menjadi rahasia umum dikalangan masyarakat luas. "Tapi, bagaimana jika Tuan Jaehyun tahu?" "Jaehyun tidak akan tahu jika Bibi tidak memberi tahu. Sudah ya Bi, aku pergi dulu," segera Eunbi berlalu. Hari ini ia sudah mempunyai janji dengan teman sekolahnya dulu. Ia bilang ia akan dikenalkan dengan seseorang yang bisa memberinya pekerjaan. Tak ada mobil pribadi, fasilitas atau apapun. Sebenarnya bukannya tak ada, itu lebih kepada Eunbi sendiri yang segan untuk memakai fasilitas di rumah Jaehyun. Ia merasa itu bukan haknya. "Kwon Eunbi!" langkahnya kian cepat, senyum ceria tercipta begitu saja saat Jiah melambaikan tangan ke arahnya. Keduanya sempat berpelukan juga berbasa-basi sejenak, melepas rindu setelah sekian lama tidak bertemu. "Kau bilang ada yang akan menawari ku pekerjaan. Mana dia?" tanya Eunbi antusias. Meskipun ia terbilang cukup sering gagal soal pekerjaan, wanita bermata doe itu tetap antusias mengenai lowongan kerja. Ia akan berusaha sebaik mungkin kali ini, terlebih biaya hidupnya kian membengkak begitu tahu tengah mengandung. Jaga-jaga untuk biaya persalinan. "Dia bilang sudah sampai. Ah itu dia, Jinwoo-ya, di sini," seru Jiah riang. Gadis yang sama mungilnya dengan Eunbi itu tersenyum sumringah begitu seorang pria tinggi duduk di antara mereka. "Eubi-ya, kau pasti tahu siapa dia bukan. Dia Oh Jinwoo, salah satu model juga aktor. Dan kau tahu, dia juga teman sekelas kita dulu," terang Jiah semangat. Sementara Eunbi tersenyum kecil, ia tidak ingat memiliki teman sekolah setampan Jinwoo. Eh. "Apa kabar, Kwon Eunbi." Uluran tangan Jinwoo membuat lamunan Eunbi buyar, dengan segera ia menjabat tangan pemuda itu dengan senyum canggung. "Kau tahu namaku?" tanya-nya yang dibalas kekehan Jinwoo. "Tentu. Kita bahkan cukup dekat," jawabnya. Eunbi mengangguk saja sebagai respon. "Jadi, apa pekerjaan untukku?" "Asisten. Kau akan menjadi asisten pribadi Jinwoo. Tugasmu hanya perlu mengikutinya kemanapun dan menyiapkan keperluannya. Oh! Juga mengingatkannya soal makan dan berhenti bermain game. Dia itu maniak soal game," jelas Jiah setengah berbisik di akhir kalimat. "Aku mendengarmu Noona. Dan aku tidak semaniak itu," elak Jinwoo yang dibalas dengkusan Jiah. "Ya terserah kau saja. Jadi, bagaimana? Kau mau tidak?" tanpa berpikir dua kali Eunbi mengangguk mantab. Setidaknya ia bisa mendapat penghasilan dan tidak perlu bergantung pada Jaehyun nantinya. Setidaknya itu yang ia pikirkan. Mobil Jinwoo melaju tenang, begitupun keadaan di dalam. Sang pengemudi fokus pada jalanan sedang satu penumpang lainnya asyik bersandar sembari menikmati pemandangan musim gugur di sepanjang perjalanan. Keduanya memang pulang bersama. Ralat, lebih tepatnya Jinwoo yang mengantar Eunbi pulang. Awalnya Eunbi menolak, tapi Jinwoo memaksa. Pria itu beralasan ingin mengenal Eunbi lebih jauh agar bisa bekerja sama dengan baik nantinya. "Kau benar-benar tidak mengingatku?" ucap Jinwoo lirih. Tak mendapat jawaban atas pertanyaannya Jinwoo melirik sekilas ke arah Eunbi, perempuan itu hanya diam dengan posisi sama seperti sebelumnya -menghadap jendela mobil. Eunbi masih asyik melamun dan sepertinya ia tidak mendengar apa yang baru saja Jinwoo tanyakan. "Eunbi-ssi." Eunbi menoleh dan tersenyum canggung, merasa malu karena ketahuan tengah melamun. "Kau sepertinya tengah memikirkan sesuatu, sampai-sampai tidak mendengar ucapanku," ujar Jinwoo membuat Eunbi tak enak hati. "Maaf. Akhir-akhir ini aku sedang banyak pikiran," sahutnya lirih. Jinwoo mengangguk sekilas, sedikit tersenyum tipis. "Boleh aku minta nomor ponselmu?" Eunbi mengangguk. Jemarinya menari di atas ponsel begitu pria itu memberikan benda pipih itu padanya. "Ku harap kita bisa bekerja sama dengan baik." kata Jinwoo yang diangguki Eunbi dengan semangat. "Dan semoga saja kau bisa cepat mengingatku," lanjutnya dalam hati. Keduanya sampai di pelataran rumah Jaehyun, Eunbi turun lebih dulu diikuti Jinwoo di belakangnya. "Ini rumah mu?" Jinwoo bertanya ragu, Eunbi menggeleng. "Bukan. Ini rumah ...." "Han J?" tebak Jinwoo tiba-tiba. "Kau tinggal bersama Jaehyun Hyung?" si wanita diam, bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin 'kan ia mengatakan jika ia adalah istri seorang Han Jaehyun? "Aku bekerja di sini. Omong-omong bagaimana kau tahu ini rumah Han J?" "Memang siapa yang tidak mengenal produser musik seperti Jaehyun Hyung? Han J, ia terlalu terkenal untuk menjadi seorang produser musik biasa. Ku rasa ia lebih pantas jadi seorang idol," kata Jinwoo terkekeh. "Oh Jinwoo," si pria menoleh. "Bisa tolong kau rahasiakan ini dari Jaehyun? Maksudku, jangan sampai dia tahu jika aku bekerja menjadi asistenmu," minta Eunbi. Awalnya Jinwoo mengernyit, tapi pria itu mengangguk sebagai tanda setuju. "Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Nanti biar ku minta Jiah Noona untuk mengirimkan salinan jadwalku padamu, dan," Jinwoo itu terlihat ragu untuk melanjutkan. "Apa kau tak keberatan, jika besok pagi ku jemput? Besok aku ada jadwal pemotretan juga syuting iklan," terangnya kemudian. "Eung." jawab Eunbi mengangguk. Si pria Oh tersenyum simpul, secara alami tangan besarnya terulur mengusap surai gelap perempuan di hadapan nya. Tindakan kecil Jinwoo nyatanya berimbas cukup besar bagi Eunbi. Terbukti dari wajahnya yang berubah merah padam seiring kepalanya yang tertunduk. Malu. "Aku pergi dulu, sampai jumpa besok." Eunbi tak lantas ikut melambaikan tangan seperti apa yang Jinwoo lakukan. Perempuan itu hanya diam mematung selama beberapa detik sebelum ikut melambaikan tangan dengan kikuk. Entahlah, pikirannya mendadak menjadi kosong begitu jemari Jinwoo mendarat di atas surainya beberapa detik yang lalu. Eunbi melangkah dengan cepat begitu mobil Jinwoo sudah tak terlihat. Sepertinya ia butuh mandi, badannya terasa panas, terlebih pada area wajah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD