PART 5

1391 Words
        Rezkan baru saja pulang kantor semenjak Sheeva tinggal di rumahnya ia tidak lagi pulang malam seperti biasanya karena ia sudah bisa menemui Sheeva di rumahnya. Kalau selama ini setelah pulang kantor barulah ia ketempat Sheeva dan pulang kerumahnya malam hari.         Kini ia tidak perlu melakukannya karena Sheeva sudah dirumahnya. Sama seperti kali ini ketika pulang ia sudah menemukan Sheeva sedang bersama dengan anaknya. Pemandangan yang indah bukan baginya? “Kalian lagi apa?” Tanya Rezkan pada kedua orang yang sedang asyik itu. “Papa!” Teriak Raka pada Papanya. “Mas Rezkan.” Rezkan duduk di sebelah Raka. “Tante Sheeva lagi ngajarin Raka ngerjain PR Pa, Raka cepat ngerti loh Pa.” “Wah bagus dong, emang Mama kemana?” Tanya Rezkan karena ia tidak melihat ada tanda-tanda istrinya dirumah. “Gatau Mas tadi Mbak Ina minta aku buat jemput Raka di sekolah.” Rezkan menganggukkan kepalanya mengerti. “Nama Raka siapa yang buat namanya? Mas Rezkan atau Mbak Ina?” Tanya tiba-tiba Sheeva entah mengapa ia ingin tahu siapa yang membuat nama Raka. “Ohh itu Ina yang buat katanya dia suka sama nama itu.” Sheeva menganggukkan kepalanya mengerti atas jawaban Rezkan. “Kalau gitu Papa mandi dulu ya yang bener ngerjainnya.” “Oke Pa.” Sebelum pergi Rezkan sempat mengacak-acak rambut Raka dan meremas bahu Sheeva.         Sheeva masih terus memberi arahan pada Raka untuk tugasnya sampai Raka mengerti dan mengerjakannya sendiri. “Raka bentar ya Tante kebelakang dulu kerjain sendiri dulu ya.” “Oke Tante.”         Sheeva pergi meninggalkan Raka yang sedang mengerjakan tugas dan ia pelan-pelan untuk naik ke atas menuju kamar Rezkan dan Ina. Melihat Rezkan yang membelakangi pintu membuat Sheeva memeluk Rezkan dari belakang dan pria itu terkejut langsung membalikkan wajahnya melihat Sheeva. “Kamu ngapain disini?” “Mau nemuin Mas Rezkan.” “Iya tapi ga disini sayang kalau Nia lihat gimana?” “Kan Mbak Nia sekarang ga ada Mas.” “Kamu nekat banget sih.” Sheeva hanya tersenyum menjawab Rezkan ia membuka dasi Rrezkan kemudian membuka kemeja Rezkan dengan perlahan sampai pada kaus dalam Rezkan Sheeva yang membantu membukanya.         Rezkan dengan senang hati menerima yang dilakukan Sheeva padanya. Kemudian Sheeva mulai memegang d**a bidang Rezkan dengan perlahan. Sheeva mendekatkan diri pada d**a bidang Rezkan dan memberikan kecupan-kecupan kecil pada Rezkan di tubuhnya membuat sensasi yang berbeda di rasakan Rezkan “Aku kangen banget sama Mas Rezkan.”         Rezkan memeluk pinggang Sheeva erat menghapus jarak mereka Sheeva menatap Rezkan dengan cinta begitu juga sebaliknya. Mereka menikmati momen mereka bersama-sama sudah lama rasanya mereka berdua saat ini dengan begitu dekat. “Kamu tahu aku rindu masa kita berdua kayak gini. Emang waktu kita jauh lebih banyak bersama sekarang tapi ga bebas.” Sheeva tersenyum mendengar perkataan Rezkan ia mengelus rahang kokoh milik Rezkan dan pria itu menikmati sentuhan lembut dari wanitanya. “Aku rindu sentuhan ini.” Rezkan berbicara sambil memejamkan matanya. Sheeva meletakkan kepalanya di d**a bidang Rezkan untuk mendengar degub jantung milik Rezkan. “I love you Mas Rezkan.” “I love you too baby.”         Sheeva langsung melepaskan diri dari Rezkan dan berlari keluar, Rezkan yang kaget dengan Sheeva bingung tetapi baru dia sadar bahwa ada suara sepatu yang mendekat ke kamarnya. Sheeva bersembunyi di kanar Raka dan tak lama Nia masuk ke kamar menemukan suaminya yang sedang bertelanjang d**a. “Mas kamu kenapa?” “Eh enggak papa aku mandi dulu.” Rezkan memungut bajunya di lantai. “Kamu lihat Sheeva ga Mas?” “Tadi dibawah sama Raka.” “Ga ada kata Raka pergi ke dapur aku lihat ga ada di kamarnya juga ga ada.” “Kamar mandi mungkin.” “Mungkin kali ya. Yaudah kamu buruan mandi Mas aku juga udah gerah nih.”         Rezkan langsung masuk ke dalam kamar mandi dan bernafas lega. Bisa jantungan dia kalau begini terus kalau ketemu sama Sheeva diam-diam pikirnya. Setelah merasa aman Sheeva langsung turun ke bawah dan kembali menemui Raka ia baru benar-benar aman pikirnya. Belum saatnya hubungannya dengan Rezkan ketahuan pikirnya.   *****         Setelah makan malam Sheeva tidak ikut bergabung dengan Rezkan, Nia dan Raka yang berada di ruang santai. Mereka sedang menonton film bersama, Rezkan sedikit penasaran dengan apa yang dikerjakan Sheeva dikamarnya sehingga tidak ikut bergabung bersama mereka.         Rezkan sudah memberikan pesan pada Sheeva untuk memintanya bergabung tetapi Sheeva mala mengabaikan pesannya dan hanya dibaca saja. Tak lama Sheeva keluar dari kamarnya membawa tas sandang kecil dengan raut wajah yang sangat sulit diartikan bagi Sheeva dan dia berlari begitu saja melewati orang yang ada di rumah itu. “Sheevaa!” Teriak Nia.         Karena Sheeva pergi begitu saja Membuat ketiga orang itu penasaran dan merasa aneh karena  Sheeva seperti pergi dengan terburu-buru dan tidak mengatakan apa-apa. Rezkan mendengar suara deru mobil milik Sheeva yang menandakan bahwa dia pergi dengan mobilnya. “Tante Sheeva kemana Ma?” “Iyayah Sheeva kemana kok aneh gitu lari gitu aja tanpa bilang apa-apa.” “Coba telvon” Kata Rezkan yang langsung dikerjakan Nia tetapi tidak diangkat. Bahkan sampai panggilan yang kelima ia tetap tidak mengangkat. “Mungkin ada suatu hal yang penting.” Kata Rezkan berusaha tetap tenang padahal sebenernya dirinya juga khawatir. Karena tidak pernah Sheeva seperti itu sebelumnya. “Mungkin kali ya Mas.” Kali ini Nia yang berpikiran positif. “Aku ke ruang kerja dulu ya mau lihat kerjaan.” Nia menganggukkan kepalanya.         Rezkan memang mau ke ruang kerjanya tetapi tidak karena kerjaan tetapi ia juga berusaha menelvon Sheeva manatau diangkat pikirnya. Tetapi hasilnya tetap sama Sheeva tidak mengangkat telvonnya dan semakin membuat Rezkan kalut ia takut terjadi sesuatu dengan Sheeva.         Rezkan terus mengubungi Sheeva dan mondar-mandir karena gelisah ia semakin kesal karena selalu tersambung dengan operator.         Selama lima jam Sheeva pergi meninggalkan rumah selama itu pula lah Rezkan menunggu Sheeva untuk pulang. Rezkan mendengar suara deru mobil Sheeva ia segera membuka pintu dan melihat Sheeva dengan keadaan baik-baik saja barulah ia bernafas lega. “Kamu kemana aja? Kamu tahu ga kalau kamu udah buat aku khawatir. Kamu pergi gitu aja dan ga bilang apa-apa. Telvon kamu juga ga diangkat! Kamu kemana aja sih?” Akhirnya Rezkan mengeluarkan isi hatinya dan sedikit marah pada Sheeva tanpa melihat bahwa ada yang aneh pada Sheeva.         Sheeva langsung memeluk Rezkan dan menangis di pelukan pria itu membuat Rezkan merasa bersalah karena sudah memarahi wanitanya dan ga tanya ada apa. Rezkan memeluk Sheeva dan perlahan membawa Sheeva untuk masuk ke rumah dan kekamarnya sambil memeluk wanita yang dicintainya itu.         Rezkan membawa Sheeva untuk duduk di ranjang dan tetap memeluknya. Ia mencium kepala Sheeva dengan sayang dan mengelus bahu bergetar milik Sheeva yang masih terus menangis. “Maaf sayang aku ga maksud buat maharani kamu, aku hanya khawatir sama kamu. Udah ya jangan nangis lagi sayang.” Rezkan mencoba membujuk Sheeva dan ia memelankan suaranya supaya Sheeva tidak merasa dirinya sedang marah sekarang. “Baby aku disini udah dong nangisnya. Kamu cerita sama aku kamu kenapa nangis gini?” Rezkan terus menenangkan Sheeva, Rezkan tahu bahwa sebenernya wanita yang dicintainya ini sangat rapuh walaupun ia terlihat kuat di luar. “Mas Rezkan.” “Iya sayang? Kenapa?” Rezkan bertanya dengan sangat lembut. Ia tahu bagaimana cara menenangkan Sheeva apabila begini karena ini bukan pertama kali bagi Rezkan melihat Sheeva menangis. “Mas Rezkan jangan tinggalin aku.” Tangis Sheeva semakin kencang. “Kamu kangen sama Kakak kamu ya?” “Mas Rezkan jangan tinggalin aku.” “Mas Rezkan jangan tinggalin aku.” “Mas Rezkan jangan tinggalin aku.” “Sssst iya sayang iya. Mas ga akan ninggalin kamu udah tenang ya.” Rezkan mengeratkan pelukannya dan memberikan ciuman bertubi-tubi di kepala Sheeva. Baru ia mengerti bahwa Sheeva begini karena merindukan Kakaknya.         Sheeva sering sekali menangis di tengah malam, atau bahkan bermimpi buruk karena mengingat Kakaknya. Rezkan tahu betapa Sheeva sangat menyayangi Kakaknya dan kini Sheeva sedang merindukan Kakaknya makanya Rezkan tahu bagaimana menenagkan Sheeva karena ini bukan hal pertama bagi Sheeva menangis di hadapan Rezkan. “Mas Rezkan jangan tinggalin aku, aku udah ga punya siapa-siapa lagi.” “Sssstt udah ya, kamu punya aku sayang. Udah yaa jangan nangis lagi. I love you baby.” Rezkan terus memeluk Sheeva dan mencium kepala Sheeva sampai dia benar-benar tenang. Barulah ia melepaskan dirinya dan menangkup wajah Sheeva. Rezkan menghapus air mata diwajah Sheeva dengan lembut dan tersenyum pada wanita itu. “I love you baby.” Rezkan mencium bibir Sheeva dengan lembut. “I love you baby.” Rezkan kembali mencium bibir Sheeva. “I love you baby.” Rezkan melakukannya lagi. “Mas Rezkan aku ngantuk.” Akhirnya Sheeva kembali bermanja ria dengan Rezkan membuat pria itu tersenyum. “Oke baby. Sini aku bantuin.”         Rezkan dengan telaten membantu Sheeva membuka cardigan yang digunakannya membuka sepatu Sheeva kemudian ia langsung ke lemari membawakan baju ganti untuk Sheeva dan membantu menggantikannya. Kemudian Rezkan membantu Sheeva untuk berbaring di tempat tidur dan menyelimuti Sheeva. “Mas Rezkan jangan tinggalin aku.” Kata Sheeva lagi menggenggam tangan Rezkan. “Iya sayang ga akan.” “Mas Rezkan temani aku disini.” Rezkan diam sejenak kemudian tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Oke baby mari kita tidur.”         Rezkan tidur di samping Sheeva dan membawa Sheeva ke dalam pelukannya. Sheeva menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Rezkan dan mencium dalam-dalam bau Rezkan. Pria itu memeluk Sheeva dengan erat dan mengelus bahu telanjang milik Sheeva dan meletakkan kepalanya di atas kepala Sheeva. Ia benar-benar mencintai wanita yang sedang berada di dalam pelukannya ini dan berjanji tidak akan meninggalkan Sheeva sampai kapanpun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD