TUJUH

1162 Words
matahari muncul dari tempatnya terbit,duvessa terbangun karna alarmnya berbunyi keras sekali sehingga memekakkan telinganya,dia pun langsung mandi dan berpakaian,bersiap untuk berangkat menuju kantor,semua pelayan yang menunggunya di sempanjang lorong membungkukan badan mereka saat duvessa lewat,eric dengan setia menunggu di dekat mobil dan membukakan pintu untuk duvessa,tak lama mereka berdua langsung pergi dari sana menuju kantor,sesampainya di kantor duvessa langsung menuju ruang rapat,di sana sudah menunggu semua bawahannya. "pagi,baiklah aku ingin membahas masalah proposal perencanaan ini,idenya sangat kreativ sekali aku suka,siapa yang membuat proposal yang sangat bagus ini.." "yang membuat itu susan nona,dia orangnya.." menunjuk salah satu karyawan "oh,sangat bagus sekali,investor pasti akan sangat menyukai kerja mu ini,dan satu hal lagi,kalian belajarlah darinya.." "baik nona / baik nona.." "aku akan membawa proposal ini nanti untuk bertemu investor,susan kamu ikut saya nanti jam 2 siang.." "baik nona.." "baiklah,rapat kali ini cukup sampai di sini,kalian bisa kembali ke ruangan kalian.." mereka pun membereskan semua bawaan mereka,sementara duvessa melangkah pergi dari ruangan itu,sesampainya di ruangan miliknya sendiri,duvessa pun memhempaskan pantatnya ke atas sofa yang empuk di hadapannya. "hah,hari ini tidak ada kerjaan yang menumpuk,oh eric bukan kah kemarin ada yang menanyakan berlian lagi.." "oh ya duv,tuan griffin,dia meminta steinmetz pink diamond.." "hah,dia gila,untung saja tuan zeroun memilikinya,dia sungguh sangat gila.." "mau bagaimana lagi duv,dia membayarnya 2x lipat pada kita.." "hah,sebaiknya kau temui dia sekarang,dan katakan minta tambahan harga,berlian itu sekarang sangat langka karna membutuhka waktu yang sangat lama saat mengambilnya.." "aish,duv kamu kan punya sekitar 100 berlian itu.." "bilang saja padanya kalau kita minta tambahan harga,aku pusing memikirkan cara memdapatkannya lagi,itu pun baru ku dapat 5 berlian itu sekitar 1 tahun yang lalu,kau bagaimana,itu pun sudah di pesan tuan zeroun sudah sejak lama.." "hah baiklah,aku akan hubungi dia dulu ok.." "baiklah,aku akan mengecek email dulu,nanti suruh rehan yang ke sini gantiin kamu ok.." "ya,terserah padamu saja.." Eric yang terlihat sedikit kesal meninggalkan ruangan dan langsung hilang dari pandangan duvessa,duvessa kembali duduk di balik meja kerjanya yang sangat nyaman,melihat semua email yang masuk. "wah banyak banget yang masuk,aish,gila aku.." dia pun membuka semua email itu satu persatu dan meminta sekretarisnya membuat laporan sesuai email yang di lihatnya,tak lama beberapa laporan yang telah siap di berikan oleh sekretarisnya,duvessa memeriksanya dengan sangat teliti,setelah selesai memesiksanya duvessa menandatangani semuanya. "akhirnya selesai juga,um sudah jam segini,apa rehan sudah datang ya.." duvessa keluar dari ruangannya dan tak melihat orang lain selain sekretarisnya saja,dirinya kembali masuk ke dalam ruangannya dan menyiapkan berkas untuk pertemuan dengan investor nantinya,tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruangannya. "ya masuklah.." "nona axel menghadap nona.." "kau sudah kembali axel,bukankah kau cuti ya.." "sudah habis nona dan hari ini rehan yang cuti nona,bagaimana anda bisa lupa.." "oh benarkah,maaf aku sepertinya memang lupa,berarti joseph sudah masuk juga.." "ya nona,apa hari ini anda akan keluar.." "ya nanti jam 2,kamu siap-siap aja nanti ya. " "baik nona,saya akan tunggu di bawah.." duvessa pun tersenyum,axel pun keluar dari rungan itu,saat jam makan siang sudah berlalu,duvessa dan susan pun langsung menuju sebuah restoran mewah di pusat kota S,di sana mereka menunggu dengan santai karna masih cukup waktu untuk mereka sedikit santai,begitu orang yang mereka tunggu datang,mereka langsung berbicara serius. "baiklah nona duvessa,besok kami akan ke perusahaan anda,kami tertarik dengan rencana ini,senang bertemu dengan anda.." "terimakasih tuan,sampai jumpa besok tuan.." dua orang laki-laki itu pun pergi dari hadapan duvessa dan susan,duvessa tersenyum dan melihat ke arah susan,tak lama mereka berdua pun juga pergi dari sana,sesampainya di luar restoran,seseorang menggenggam tangan duvessa membuat dirinya sedikit terkejut,saat dirinya melihat ke belakang,di sana sudah berdiri ezra yang tersenyum penuh arti. "aish,kau ezra,susan masuklah dulu ke mobil,aku akan bicara sebentar.." "baik nona,saya permisi.." "ya,baiklah ezra,ada apa,lepaslah dulu tanganku,nanti di salah artikan orang,apa kata tunanganmu nanti..." "bagaimana kakak tau aku sudah ada tunangan.." "aku juga pergi waktu itu,kau saja yang tak melihat ku ezra.." "hahaha,baiklah,kakak sudah mau pergi lagi ya,aku ikut boleh.." "kau bagaimana,aku akan pergi ke kantor,kau kan juga harus kerja bukan.." "sebenarnya hari ini aku akan bertemu dengan tunangan ku kak,tapi dia belum datang kak.." "hahaha,kau sabarlah menunggu ok,aku harus pergi sekarang sayang.." memegang pipi ezra Tiba-tiba tamparan keras mendarat di pipi duvessa yang bersiap pergi dari hadapan ezra,semua orang yang melihatnya sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat saat ini,dengan tatapan tajam duvessa melihat ke arah wanita yang menamparnya. "dasar kau jalang,beraninya kau menggoda tunangan ku.." raut wajah marah "LIONA,APA YANG KAU LAKUKAN.." "kau pun tergoda dengan jalang seperti dia ezra davies.." "hah,kau liona herianto ya,kau anak derick herianto..??" "ternyata kau tau ayahku,apa kau mulai takut.." "hah,takut..??? apa kau mau taruhan denganku saat ini,dengan ponsel ini aku bisa menghancurkan keluarga mu dan semua kekayaan yang kau punya saat ini akan hilang tanpa sisa.." "aku tak percaya dengan semua yang kau katakan,kalau kau bisa coba kau lakukan sekarang.." "baiklah,asal kau tak kan menyesal dengan pilihanmu.." "apa yang aku takutkan padamu jalang.." "hallo sarah,batalkan semua kontrak dengan perusahaan derick company,suruh mereka bayar hutang mereka yang terisisa dan tarik saham kita dari perusahaan mereka.." "mana bukti dari ucapanmu jalang.." Raut wajah duvessa berubah datar dan perlahan terukir senyum smirk di wajahnya,ponsel liona pun berdering saat menjawab telfon masuk itu,wajahnya tiba-tiba berubah pucat kemudian ponselnya jatuh dan pecah,liona pun terduduk saking lemasnya,melihat ke arah duvessa dengan mata yang berkaca-kaca. "siapa kau sebenarnya,apa yang kau lakukan pada keluargaku.." "aku duvessa oxley,pemilik perusahaan zeroun oxley company,hah sangat menyanngkan hari ini,ezra sepertinya kau harus memutuskan hubungan dengan orang yang tak berguna seperti dia,tinggalkan saja wanita miskin ini.." Dengan tatapan tajam,duvessa melihat ilona yang sudah menangis dan berteriak histeris,dia pun berlalu dengan suara tertawa yang mengerikan membuat orang yang mendengarnya takut,ezra pun ikut pergi mengikuti kakaknya yang dia sayangi meninggalkan tunangannya sendiri di parkiran restoran itu.1 jam berlalu dan mereka sampai di z.o company,duvessa turun dari mobilnya dan langsung menuju ruangannya,sesampainya di sana dirinya melihat eric yang tertidur di sofa,duvessa pun tersenyum dan mendekati eric yang tertidur dengan manis,saat duvessa akan menyentuh tangannya eric dengan cepat memegang tangan duvessa dan menariknya hingga pelukannya,pria itu berhasil membuat mata duvessa membola sempurna,eric yang melihat duvessa tepat di depannya pun kaget bukan main,mata mereka saling bertatapan,perlahan wajahnya memerah begitu juga dengan eric,perlahan eric mendekatkan wajahnya dan secara perlahan tangannya menuntun kepala duvessa hingga wajah mereka menjadi semakin dekat dan dekat,eric dengan lembut mencium bibir duvessa,perlahan cium itu berubah jadi lumatan yang dalam,duvessa meletakkan tangannya di d**a eric dan meremas bajunya,duvessa membalas lumatan eric dengan lembut,cukup lama mereka melakukannya,eric yang menyadari duvessa hampir susah bernafas pun melepaskan lumatannya dan tersenyum melihat wajah duvessa yang memerah seperti tomat. "hei,bukalah matamu duv,wajahmu merah seperti tomat matang.." membelai pipi duvessa "kau gila eric,kau membuatku hampir tak bernafas lagi.." memalingkan wajahnya "ya baiklah,tadi aku benar-benar terkejut,aku fikir ada orang lain yang masuk sayang.." "lanjutkan tidurmu,aku mau bekerja lagi,ezra ada di luar sama susan juga.." "hah,calon adek ipar datang ya.." duvessa pun tersenyum dan mencubit pinggang eric membuat eric sedikit teriak,ezra yang mendengar teriakan itu pun masuk dengan mendorong pintu secara kasar,dan melihat eric yang di cubit duvessa,membuat dirinya tertawa terbahak-bahak,ezra pun ikut duduk bersama dengan mereka berdua hingga sore datang dan mereka pulang ke rumah masing-masing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD