Serupa Tapi Tak Sama

2050 Words
XX University "Yuna!!! Teriak seorang gadis tomboy yang sedang berlari kearah ku. Bruk! Tubuhku langsung terhuyung kedepan akibat tabrakan dari tubuh gadis tomboy itu. Untuk saja dia memeluk bahuku, jika tidak aku akan terjatuh ke lantai. "Aduh! Jadi cewe manis dikit keq!" protes ku kepadanya. Tapi bukannya minta maaf dia malah memamerkan senyum tiga jarinya. "Udah selesai kan ? Masih ada kelas gak ?" tanyanya lagi sambil mengambil buku-buku yang sedang aku pegang. Kami berjalan berdampingan dan Zefanya merangkul bahuku protektif. Dia adalah sahabat baik ku sejak SMA. Zee adalah gadis yang cantik tapi sedikit tomboy. Terlebih potongan rambutnya yang model pixie membuatnya terlihat semakin tomboy. Pernah sekali aku memintanya berdandan ala perempuan saat ulang tahun ku. Tapi setelah itu dia malah merajuk dan tidak mau berbicara kepadaku selama 3 hari. Padahal dia terlihat sangat cantik pada saat itu, walaupun rambutnya pendek. "Gak ada" balas ku sambil menggeleng. "Nongkrong yuk." "Ngak bisa Zee. Gua mesti kerja. Lo kan tau bokap gua lagi sakit. Klo gua gak kerja, bokap sama gua makan apa. Lagian gua butuh uang bukan cuman buat itu. Tapi juga buat biaya operasi bokap gua." "Ck! Lo itu, kan gua udah bilang, biaya operasi bokap lo biar gua pinjem dari bokap gua aja. Tar lo tinggal cicil tiap bulan." "Makasih Zee. Lo udah terlalu baik sama gua. Gua gak mau ngerepotin lo terus." kata ku sambil tersenyum manis. "Na, lo itu kan sahabat gua. Wajar lha kalo gua bantu lo." "Iya tapi gak sekarang ya. Seenggak nya gua mau usaha dulu. Nanti klo gua udah bener-bener butuh butuh butuh banget baru gua minta tolong sama lo." "Fiuh... ya udah tapi bener ya. Awas lo klo ada apa-apa terus ga cerita sama gua." kata Zee dengan nada mengancam. "Iya...." kata ku menghadap kearah Zee dan memberikan senyuman manis. Saat kami sudah berada di parkiran motor. "Utu utu utu sahabat aku manis banget sih." kata Zee sambil mencubit pipiku geram. "Woy dua "L"! Cari kamar sono." Teriak seorang pria yang sedang duduk di atas motor sportnya bersama dengan teman-teman nya. Sontak semua teman-temannya yang berada disana menertawakan Aku dan Zee. Dia adalah Raymond pria yang selalu membully ku dari pertama kali aku masuk kampus ini. Raymond memang anak orang kaya, bahkan gosip yang beredar katanya ayah Raymond adalah salah satu Dekan di kampus ini. "B*ngs*t nih cowo!" geram Zee dan hendak menghampiri pria tersebut dan kumpulannya. Tetapi aku dengan cepat menarik pergelangan tangan Zee. "Udah lha gak usah diladenin orang kaya gitu." bujuk ku sambil menahan tangan Zee. "Lo tuh ya! bisa gak sih galak dikit. Gini nih, makanya orang-orang seneng banget ngebully lo. Kenapa sih lo gak bisa kaya Yura." Mendengar perkataan Zee sontak membuat mood ku hancur dan itu smua terlihat dari ekspresi wajahku. Tentu saja Zee yang menyadari hal tersebut langsung merasa bersalah. Dia mendekati ku dan memegang kedua bahu ku. "Sorry!" katanya lembut sambil memegang sebelah telinganya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. "Banci lo ya pada. Bisanya cuman gangguin cewe." kata seorang pria yang sedang berjalan ke arah kumpulan Raymond. "Kenapa ?! Masalah buat lo ? Atau lo suka sama duo cewe Lesb* itu ?" ledek Raymond yang diikuti gelak tawa oleh nya dan teman-temannya. "B*NGS*T!!" BUK!! ARGH!!! Raymond terjatuh dari atas motornya akibat tonjokan dari pria tersebut. Sedangkan teman-teman Raymond yang melihat itu langsung maju dan membalas perlakuan pria itu. Terjadi perkelahian antara Raymond dan teman-temannya melawan pria tadi. Tetapi mereka yang berjumlah 5 orang tentu saja tidak bisa melawan pria itu. Karena dia adalah ketua dari klub judo di kampus ini. Malah sekarang dia dengan mudahnya membanting mereka berlima satu persatu. Karenina kekasih Raymond dan teman-teman wanitanya hanya teriak dan mundur ketakutan melihat perkelahian tersebut. "Zee ayo kita harus pisahin mereka!" saat aku hendak menghampiri para pria tersebut Zee malah menahan tanganku. "Tar dulu lagi seru nih. Biarin aja dulu." kata Zee yang malah tertawa-tawa melihat Raymond dan teman-temannya yang malah jadi bulan-bulanan pria itu. "Ih... lo ini!" kata ku sambil menarik tangan yang tadi di tahan oleh Zee. Setelah terlepas aku langsung berlari kearah pria-pria itu. Tapi sepertinya terlambat karena Raymond dan teman-temannya sudah tergeletak di tanah sambil memegangi perut dan wajah mereka yang sekarang jadi lebam. Sedangkan pria tersebut masih berdiri tegap di depan mereka. Aku hanya bisa menutup mulut dengan kedua tanganku karena terkejut melihat hasil perbuatan pria tadi. Sedangkan Zee yang tadi akhirnya menyusul ku tertawa puas saat melihat mereka smua babak belur. "APA-APAAN INI!" Terdengar teriakan dari arah belakang. Sontak Aku, Zee, dan pria tadi menoleh kearah sumber suara. Dan ternyata itu adalah suara dari salah seorang Dekan di kampus ini. Dia berjalan cepat menghampiri kami. Dan matanya membulat sempurna saat melihat Raymond dan teman-temannya yang sudah babak belur. "Apa-apaan ini! Kenapa kalian babak belur ?!" tanya nya kepada Raymond CS. Karen yang tadi sempat ketakutan akan perkelahian tersebut, sekarang berlari kearah Raymond dan membantunya bangkit. Bahkan sekarang dia berani menatap nyalang ke arah pria yang sudah memukuli pacarnya tersebut. "Dia pak! Dia yang sudah memukuli Ray. Padahal tadi kami di sini hanya sedang mengobrol." bohong Karen. "Dih dasar cabe-cabean." gerutu Zee pelan tapi masih bisa didengar oleh semua orang. "Sudah kalian smua ikut saya kekantor!" perintah Dekan Itu. ***** Raymond CS duduk di sofa yang berada di ruangan Pak Denny. Dekan yang memergoki perkelahian tadi. Sedangkan Aku, Zee dan Pria yang sudah membuat Raymond CS babak belur tersebut berdiri di samping sofa Pak Denny. "Sekarang jelaskan sama saya, kenapa kamu menyerang mereka Juan ? Kamu tau kan, kamu itu ketua klub Judo di kampus ini. Jika kamu memakai skill kamu itu buat menindas orang-orang tidak bersalah lebih baik klub judo saya bubarkan." Mendengar tentang pembubaran klub judo membuat aku langsung menoleh kearah Juan. Aku tau Juan membangun klub itu dengan susah payah, bahkan saat dia masih menjadi mahasiswa di kampus ini. Aku melihat rahangnya mengeras dan tangannya dikepalkan kencang menahan marah. Sedangkan Raymond CS terkekeh mendengar tentang pembubaran klub. "Pak ini..." kata-kata ku berhenti saat merasakan genggaman pada pergelangan tangan ku. Aku melihat kebawah dan ternyata Juan yang menahan aku untuk bicara. "Maaf pak. Saya hanya tidak suka melihat mereka menghina perempuan." jawab Juan dengan tenang. "Siapa yang kalian ganggu ?" tanya Pak Denny kepada Raymond CS setelah mendengar penjelasan dari Juan. "Kami tidak mengganggu siapa-siapa pak. Tanya saja yang lain." bantah Raymond. "Iya... kami tidak mengganggu siapa-siapa." "Kami hanya sedang mengobrol. Dan tiba-tiba dia datang dan memukul Ray." "Kami jelas tidak terima karena teman kami dipukul pak." Jelas teman-teman Raymond. Pak Denny menghela nafas sebelum dia membuat keputusan. "Juan kamu harus minta maaf ke mereka semua." pinta Pak Denny untuk mengakhiri masalah ini. Tentu saja juan tidak melakukan permintaan Pak Denny tersebut dia hanya dia sambil menatap tajam ke arah Raymond CS. Karena tidak mendapat respon dari Juan akhirnya pak Denny melanjutkan kembali. "Kalo kamu tidak mau meminta maaf, maka klub judo akan saya tutup sementara. Sampai kamu mau meminta maaf kepada mereka." Keputusan Pak Denny membuat Aku dan Zee terkejut. Aku ingin memprotes keputusan itu. Tetapi lagi-lagi Juan meremas pergelangan tanganku, sehingga aku menghentikan niatku. Setelah final dengan keputusannya Pak Denny meminta kami smua keluar. Akhirnya Aku, Zee dan Juan keluar lebih dulu dari ruangan tersebut. Sebelum keluar aku melihat Raymond yang tersenyum puas. Saat kami sudah menjauh beberapa meter dari ruangan Pak Denny, kami menghentikan langkah kami karena mendengar suara Raymond di belakang kami. "Hahahaha liat kan klo orang miskin gak bakal bisa berbuat apa-apa." katanya sambil berjalan dengan angkuhnya menghampiri kami. "Lo! Dan lo! harusnya lo orang tau dimana posisi lo sekarang." Raymond berkata sambil menunjuk-nunjuk kearah ku dan Juan. Bahkan saat Raymond mau pergi dari situ, dengan sengaja dia menabrak bahu Juan. Setelah Raymond CS meninggalkan kami aku hanya bisa menghela nafas. Saat ini aku benar-benar merasa bersalah ke Juan. Karena aku klub judonya harus ditutup sementara. Zee benar seandainya aku lebih berani seperti Yura, mungkin aku tidak akan menyusahkan orang lain. Lamunanku terhenti saat mendengar suara dehaman dari Zee. "Ehem...Ehem...! Udah kali gandengannya. Udah gak ada orang juga." kata Zee sambil tersenyum nakal dan menaik turun kan alisnya. "Hah ? Maksudnya ?" aku kebingungan dengan maksud dari kata-kata Zee. "Tuh....!" kata Zee sambil memberikan kode dengan bibirnya kearah bawah. Aku dan Juan langsung melihat kearah yang tadi ditunjuk Zee. Disana aku melihat tangan Juan yang masih menggenggam pergelangan tanganku. Setelah sadar akan yang dimaksud oleh Zee, Juan langsung buru-buru melepaskan tangannya. "So-Sorry." kata Juan tergagap. Aku menggeleng merespon permintaan maaf dari Juan. "Harusnya aku yang minta maaf sama kakak. Gara-gara membela kami klub judo kakak jadi ditutup." kata ku sedih. "Ngak koq. Kamu gak salah. Lagian kakak dan team bisa latihan dimana aja walau klub ditutup."Juan tersenyum berusaha menghapus rasa bersalah ku. Dan aku membalas senyumannya. "Ehem" lagi-lagi Zee berdeham. "CK! Kamu kenapa sih ? Sakit tenggorokan ?" tanyaku heran. "Ngak! Cuman cape aja jadi obat nyamuk." kata Zee sambil menggulikan bola matanya. "Udah yuk, katanya kamu mau pergi kerja." ajak Zee sambil menarik tangan ku. "O iya. Kak Juan aku duluan ya. Sekali lagi makasih. Bye!!" kataku sambil berteriak karena Zee sudah menarikku kembali ke parkiran. ***** Dentuman musik menggema diseluruh ruangan. Pria dan wanita terus meliuk-liukan tubuhnya dilantai dansa, ditemani dengan aroma rokok dan minuman beralkohol. Seorang pria tampan, bertubuh atletis dengan memakai setelan jas berwarna navy sedang menikmati satu gelas alkohol didampingi oleh dua orang sabahatnya. "Tumben banget kan malam ini Tuan Albert Xander bergabung dengan kita. Padahal semenjak nikah susah banget di ajak ke club."sindir Gala. "Kenapa sih bro ? Lagi gak dapet jatah dari istri ? Suntuk amat kayanya ?" sindiran Ben itu disambut gelak tawa oleh Gala. "B*ngs*t lo pada. Gua kesini buat having fun bukan buat lo orang bully." "Sorry bro. Kita becanda. Emang lo lagi ada masalah apa ?" tanya Gala yang sudah menghentikan tawanya. "Anak gua butuh asi. Tapi bini gua gak mau nyusuin anak gua langsung. Alesannya sakit lha, gak mau p*yudar*nya kendor lha, macem-macem deh." gerutu Xander. "Ya elah bini lo macem-macem aja. Giliran nyusuin bapaknya aja mau." Lagi-lagi Gala dan Ben menertawakan kesulitan Xander. Xander yang kesal langsung melemparkan kotak rokok yang sedari tadi dia pegang kearah Ben. "Udah lha! Males gua ngomong sama dua c*cunguk kaya lo." Xander meninggalkan Ben dan Gala yang masih menertawakannya. ***** Disisi lain club Raymond CS sedang berkumpul dan bersenang-senang tanpa kehadiran pacar-pacar mereka. Disaat mereka sedang mengobrol dan bersenda gurau, seorang wanita yang lewat didepan mereka menarik perhatian salah satu teman Raymond. "Ray, Ray, liat deh. Itu Yuna kan ?" kata Dino sambil menunjuk kearah wanita yang memakai mini dress model sabrina berwarna merah. "Iya, itu Yuna. Gila ternyata cantik banget dia. Mana seksi lagi."timpal Joshua. Raymond tersenyum sinis sambil memperhatikan tubuh wanita itu dari kejauhan. Lalu dia bangkit dan menghampiri wanita itu. Sesampainya dia disebelah wanita itu, Raymond langsung melingkarkan tangannya di pinggul wanita tersebut. "Halo cantik!" bisik Raymond di telinga wanita itu. Wanita tersebut terkejut dan langsung menoleh kearah Raymond. Wanita itu mengeryitkan dahinya saat melihat senyuman nakal Raymond. "Sorry. Gua kenal lo ? Atau lo yang kenal gua ?" tanya wanita itu berusaha untuk sopan. Dan menjarakan tubuhnya dari Raymond. Raymond tersenyum sinis mendengar pertanyaan wanita itu. "Udah lha lo gak usah pura-pura gak kenal sama gua. Dikampus aja lo sok polos, tapi ternyata diluar kampus lo bisa berdandan kaya jalang juga ya ?" 'Kampus ? Oh... ternyata cowo ini temen satu kampusnya Yuna.' batin wanita tersebut. "Lo salah orang." kata wanita itu ketus. Saat dia mau beranjak dari kursinya, tiba-tiba tangannya ditarik kasar oleh Raymond. "Gak usah jual mahal deh lo! Gua tau lo dandan kaya gini dan dateng ke club ini, pasti mau cari om-om kan! Lo pasti butuh duit kan buat bayar biaya kuliah lo. Dari pada lo sama aki-aki mending lo ngelayanin gua. Gua bakal kasih lo uang yang banyak dan juga kepuasan." Raymond terus mengeluarkan kata-kata hinaan sambil menggenggam kuat pergelangan tangan wanita tersebut. PLAK! Wajah Raymond terteleng ke kiri akibat tamparan yang diberikan oleh wanita tersebut. "Jaga ya mulut lo! Kalo pun gua mau cari cowo buat gua tidurin. Gua gak bakal mau tidur sama pecundang kaya lo." wanita itu balik menghina Raymond. "B*NGS*T!" Raymond hendak melayangkan tamparan ke wanita tersebut. Tetapi saat tangan Raymond hampir mendarat di pipi mulus wanita itu, tiba-tiba ada tangan seseoprang yang menahan nya. TAP "Jangan maen kasar sama cewe bro." tegur pria yang sedang berdiri dibelakang wanita itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD