BAB [3]

1439 Words
"Gue ngelawan aturan lo selama ini hanya karena dua alasan, gue nyaman dengan tingkah gue dan gue cuma mau lebih dekat sama lo, sesederhana itu." - Rekayla - *****      REY memangku tangannya sambil memperhatikan Kayla yang sedang menjalankan hukumannya, gadis itu dia hukum untuk membersihkan rooftop sekolah yang sudah tidak terpakai. Entahlah Rey tidak tau ingin menghukum gadis itu apalagi, urusan lapangan Artha sudah memerintahkan Aster, untuk membersihkan gudang sekolah sudah ada Letta yang diperintahkan. Ingin menghukum membersihkan toilet sekolah sedangkan toilet sekolah selalu bersih dengan petugas kebersihan. Jadi Rey lebih memilih meminta Kayla membersihkan rooftop sekolah yang bisa dikatakan tidak ada bersihnya sama sekali. Semua berserakan, sisa-sisa kayu dan meja yang rusak dipindahkan ke bagian sini dan ada juga kasur UKS yang robek-robek diletakkan di ujung rooftof. "Gue capek, huaaa," rengek Kayla duduk sembarangan sambil mengusap peluhnya yang menetes kian banyak. Sudah hampir satu jam dia dan Rey disini bahkan saat jam pelajaran terakhir tadi Rey sudah memanggilnya kesini hingga bel pulang berbunyi. "Lanjut," seru Rey dari jauh mengintrupsi Kayla agar kembali melanjutkan pekerjaannya yang hanya dilakukan seperempat. "Lo mau bikin gue mati ha! Ini tuh banyak woi, makanya diliat pake mata!" ketus Kayla membuat Rey hanya diam tak menyahut sama sekali. Kayla sendiri sudah mendengus kasar, memilih untuk beristirahat lagi tanpa memperdulikan Rey yang menatapnya. Mata Rey terlihat sangat meneliti tubuh Kayla yang sedang duduk beristirahat, entah apa yang ada di kepala gadis itu. Tapi Rey akui dia tertarik melihat tingkah gadis yang tidak jauh dari dirinya ini. "Gue mau balik," suara Kayla membuat Rey terkesiap namun tak terlalu kentara, laki-laki itu hanya menatap Kayla dengan tatapan datar. "Yang nyuruh lo balik siapa?" tanyanya membuat Kayla mendengus, "Apa gue harus disuruh dulu baru bisa balik? Lol," kekeh Kayla sinis dan melanjutkan langkahnya. Namun baru saja beberapa langkah, tubuh Kayla sudah terhempas bersender di dinding dengan kasar. Bahkan Kayla sempat meringis namun dominan dia sedikit terkejut melihat Rey yang berdiri di hadapannya dengan jarak cukup dekat. Bahkan hembusan nafas Rey terasa di wajah Kayla. "Mau apa sih lo, minggir," ucap Kayla datar, gadis itu tidak merasa terintimidasi sedikit pun dengan tatapan Rey padanya. "Cewek pembangkang," desis Rey dan ekspresi Kayla hanya santai bahkan terlihat merendahkan, "Terus masalah?" Kayla menarik dasi Rey dengan kasar membuat jarak itu semakin dekat bahkan hanya tinggal beberapa centi lagi bibir mereka akan segera bersentuhan. "Gue ga pernah takut sama apapun, Ketua Osis Rey," ucap Kayla pelan dengan tatapan merendahkannya dan senyum miring di bibirnya. Gadis itu dengan berani mencium pipi kanan Rey dengan cepat membuat Rey membeku di tempatnya bahkan kedua tangannya yang mengungkung Kayla berubah menjadi lemah. "Bodoh," gumam Kayla lalu menepis tangan Rey dengan santai dan berjalan pergi meninggalkan. Mungkin Rey pikir Kayla akan takluk hanya dengan hal seperti itu tapi Kayla tetap lah Kayla, sangat sulit membuat gadis itu jinak bahkan kedua orang tuanya sendiri melepaskan tangannya melihat tingkah putrinya yang kian menjadi. Kayla menyapukan pandangannya pada mobil sedan berwarna putih yang terparkir di depan gerbang sekolah dan gadis itu dengan segera masuk ke dalamnya. "Lama banget si de, ngapain di dalem?" tanya Aideen lalu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia sudah menunggu adiknya itu hampir 15 menit di dalam mobil dan dengan polosnya adiknya datang tanpa merasa bersalah dan berjalan santai. "Buang air," jawab Kayla sekenanya, A'anya itu terlalu kepo tentang apapun. "Serius woi ini gue nanya," ucap Aideen kesal, kebiasaan Aideen jika terlalu kesal maka dia akan mengubah kosa katanya kepada adiknya itu "Buset dah, serius Dede mah A'. Saha yang ga serius, itu tadi emang buang air Dede mah," ucap Kayla menjawab dengan mengerucutkan bibirnya. Aideen hanya menatap adiknya malas, adiknya itu berbohong dan Aideen sangat percaya itu. "Mobil baru lagi A'?" tanya Kayla mencoba mencari topik lain dan hanya balasan anggukan dari Aideen. "Lah mobil kemaren mana dah?" tanya Kayla bingung soalnya dia tau mobil milik Aideen yang kemarin juga baru karena baru dipakai sebulan ini. Jangan bilang A'anya itu ingin membuat showroom mobil nantinya. "Ada, ini tuh papah yang beliin katanya gara-gara mau beli sedan keluaran terbaru temennya papah ya buat sekedar bikin temen papah bahagia aja si, padahal kan dede tau sendiri papah ga suka mobil sedan. Sukanya yang ferrari atau kaga bmw," ucap Aideen sambil menarik tuas rem. "Songong amat ye si papah, minta disentil ginjalnya," gerutu Kayla membuat Aideen hanya terkekeh. "Kayak gak tau papah aja, si papah mah suka gitu orangnya," ucap Aideen. Mobil sedan berwarna putih itu sudah terparkir manis di rumah keluarga Radmilo, keduanya turun dan segera masuk ke dalam rumah. Kayla bisa mendengar gelak tawa kedua orang tuanya dari ruang keluarga, Kayla memilih untuk menghampiri mereka sedangkan Aideen lebih memilih ke kamarnya sendiri. Ada tugas kuliah yang mesti dia selesaikan. "Bunda! Papah!" Pekikan Kayla sontak membuat pasangan itu menoleh dan mendapati anak bungsu yang berlari dan duduk di tengah mereka. "Heh baru pulang, kemana aja kamu?" tanya sang Bunda negara menatap Kayla dengan tatapan bertanya, "Tadi Kayla buang air dulu pas pulang," jawab Kayla dengan santai. Kayla masih tetap mempertahankan jawaban kebohongannya daripada menceritakan kebenarannya. "Papah dengar kamu berbuat ulah lagi, iya kan?" tanya Kenrick menatap anak bungsunya dengan sayang sambil mengusap rambut putrinya itu. "Tau nih, anak cewek kok suka buat ulah, heran bunda," Liana menggeleng menatap putri satu-satunya itu yang masih memasang wajah santai padahal sudah ketahuan melakukan kesalahan. "Gak salah dede tau, kakak panitianya ngajak berantem," bela Kayla mengerucutkan bibirnya lalu mengambil toples berisi kue kering buatan Liana. "Halah papah mana percaya sama kamu mah, kucing diem aja kamu usilin mana mungkin kakak panitianya ngajak gelud duluan," Kenrick kembali mengalihkan matanya menatap layar televisi yang menayangkan sebuah film. "Papahhhh," rengek Kayla memeluk lengan Kenrick dengan manja membuat Liana hanya menggeleng kepala dengan senyuman melihat tingkat suami dan anaknya. "Dasar anak ama papah, sama aja kelakuannya," Liana lalu berdiri dari tempatnya untuk ke dapur mengambil minuman untuk mereka. "A'a mana de?" tanya Kenrick menatap putrinya yang sedang enak-enaknya bersandar di dadanya sambil memainkan ponsel. "Dikamar kayaknya, tau dede ga liat udah ilang aja tadi dibelakang," sahut Kayla membuat Kenrick mengangguk. "De ganti baju sana ah, langsung mandi. Pulang sekolah kok ga langsung bersihin diri," tegur Liana kembali membawa minuman di nampan. "Lagi nyaman bunda," jawab Kayla. "Kayla," Kayla sigap berdiri ketika mendengar suara bundanya berubah, jika gadis itu mendengar orang rumah memanggil dirinya tanpa embel-embel 'Dede' maka itu pertanda bahaya. Daripada Kayla mendapatkan amukan lebih baik dia segera melakukan apa yang diperintahkan. *****      Rey baru saja keluar dari kamar mandi, dia baru saja membersihkan dirinya setelah seharian penuh dengan kegiatan sekolah. Rambutnya yang basah terlihat jelas dengan muka segarnya, Rey mengambil ponselnya dan duduk di tepi kasur. Ada beberapa notifikasi pesan yang terlihat disana namun Rey memilih membiarkannya tanpa membalas, dirinya kembali berdiri dan membuka buku agendanya. Besok mereka akan bermalam di sekolah untuk para panitia OSIS sekaligus para peserta MPLS. Ini sudah menjadi kegiatan rutin, para peserta akan diajak berkemah bersama sekaligus mengenalkan sekolah lebih dalam lagi dan merasakan kebersamaannya. Rey menatap deretan nama adik kelasnya di buku agendanya, nama Kayla tertera disana membuat Rey kembali mengingat kejadian pulang sekolah tadi. Gadis itu mampu membuat nya terdiam dengan sikapnya yang bar-bar. Dan itu baru pertama kalinya Rey dicium oleh perempuan selain mamahnya dan itu pun saat Rey masih kecil. Lalu sekarang? Tiba-tiba ada gadis yang tak ada hubungan darah menciumnya tanpa permisi, harusnya Rey marah dan menegur gadis itu atau memakinya karena Rey tidak suka disentuh perempuan mana pun kecuali mamahnya tapi untuk Kayla? Rey merasa ada perbedaan bahkan seperti ada getaran aneh di dadanya saat gadis itu menciumnya. Atau jangan-jangan--- "Mikir apa sih gue anjir," gerutu Rey menutup bukunya secara kasar. Memilih membuka MacBook nya dan melanjutkan untuk agenda besok, akan ada banyak kegiatan seru dan Rey harus mengeluarkan sedikit tenaganya untuk bekerja malam ini demi hasil yang sempurna. Mata Rey terus berfokus di layar MacBook nya dengan jari tangan terus mengetik sesuatu, dia harus segera menyelesaikan pekerjaannya. Dan di lain tempat, Kayla sudah bersiap untuk tidur di kasur empuknya. Piyama bergambar beruang dengan sendal berbulu nya, gadis itu terlihat sangat manis walaupun sikapnya bar-bar. "Dede izin tidur ya," pamit Kayla yang sudah menguap dan duduk dengan benar, karena sedaritadi gadis itu bersender dengan nyaman di d**a Aideen sambil memakan cemilan. Keluarga kecil itu menikmati menonton film bersama dan itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari mereka saat malam hari. "Yaudah dede tidur aja, udah malem juga. A'a ga tidur juga?" tanya Liana melihat dua anaknya, Aideen menggeleng. "Belum ngantuk bun, besok kuliah A'a siangan juga. Jadi santai aja," kekeh Aideen membuat Liana menggeleng. "Yaudah kalo gitu gendong dede ke kamar buruan!" seru Kayla menarik tangan Aideen. "Apaan kaga, jangan manja," ketus Aideen membuat Kayla mengerucutkan bibirnya. "A'a mah gitu ama dede, udah pelit," ucap Kayla membuat Aideen menatapnya datar. "Alay," cibir Aideen lalu membungkukan badannya di depan Kayla. Kayla tersenyum ceria dan segera berhambur naik ke punggung Aideen. Rutinitas gadis itu adalah selalu meminta Aideen menggendongnya ke kamar, entahlah Kayla terlalu manja di keluarganya. Gadis itu selalu bersikap kekanakan jika di hadapkan dengan keluarganya, gadis yang masih perlu bimbingan dan selalu ingin dimanja oleh siapapun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD