BAB [1]

1934 Words
"Kita dipertemukan karena sebuah alasan. Kita mempunyai cerita berdua juga ada alasan, lalu kita berpisah pun karena ada alasan. Tapi untuk perasaan ini, belum ada alasan yang aku mengerti." - Rekayla - *****     KATA orang masa putih abu-abu itu adalah masa yang paling banyak ditunggu, paling banyak hal menyenangkan yang terjadi disana, bahkan saat masa-masa mulai banyak memulai hubungan dengan lawan jenis. Ya, ibaratkan ada hal yang sangat wah saat berada di bangku SMA tapi tunggu, Kayla akan berpikir ulang untuk hal itu. Mengapa ekspetasinya tak sesuai kenyataannya, bibirnya mengerucut saat melihat gaya berpakaiannya sekarang. "Kenapa pakaian MPLS gini si ah, Kayla kan ga mau kayak gini. Ini aneh, nanti Kayla mau lapor sama bunda aja ga mau tau!" dumelnya pelan saat melihat dirinya di cermin full body miliknya. Hari ini, hari pertama Kayla memasuki Sekolah Menengah Atas. Tapi di awal pagi nya dia sedikit kesal karena alasan pakaiannya yang aneh, roknya terlalu pendek diatas lutut beberapa centi sedangkan SMP dulu dia mengenakan rok panjang walaupun tak berhijab. Entah mengapa sekolahnya yang sekarang malah memakai rok pendek, baju gadis itu ya cukup ketat dengan sedikit terbuka di atas nya padahal kancing atas sudah dia tutup lalu memakai dasi kotak-kotak. Lalu atribut MPLS gadis itu papan nama karton dengan tulisannya, rambut dikuncir kuda dan seharusnya Kayla memakai pita tapi gadis itu tidak memakainya. Sepatunya menggunakan converse berwarna baby pink bertali putih, dan kaos kaki semata kaki. Melenceng dari aturan. Tapi memang pada dasarnya Kayla selalu memakai ini ke sekolah karena dulu gadis itu menggunakan rok panjang, alhasil kaos kaki semata kaki tak masalah baginya bahkan sepatu pun tak jadi masalah. Kayla suka melanggar aturan, karena Kayla menyukai kebebasan bukan dikekang dengan aturan. Merasa sudah siap, Kayla keluar menuju ruang makan dan sudah ada keluarganya yang berkumpul disana. "Pagi epribadeh!" teriak Kayla dengan gembiranya membuat yang duduk di meja makan meringis mendengarnya. "Dede suaranya ya," Liana, sang bunda menegur putrinya yang sudah rusuh sejak pagi. Suara anak gadisnya itu memang tidak bisa dianggap manusiawi. "Maaf bunda," cengir Kayla lalu memilih duduk di sebelah saudara laki-laki nya. Ya lengkapnya Prince Aideen Radmilo, biasa dipanggil A'a Ai jika dirumah dan Aideen menyetujuinya saja dalam tanda kutip khusus orang rumah bukan siapapun. Keluarga besarnya sering memanggil A'a Aideen. Untuk Rekayla yang memiliki nama lengkap Rekayla Quielettla Radmilo ini sering dipanggil 'Dede' entah kenapa Aideen sejak Kayla lahir sudah mencetuskan panggilan seperti itu bahkan hingga Kayla sudah beranjak dewasa. Kayla pernah meminta orang rumah berhenti memanggil seperti itu, karena terlalu kekanakan dan geli jika di dengar tapi Aideen langsung membantah dan tetap menggunakan nama panggilan itu diikuti kedua orang tuanya. "Makanya itu mulut di rem dulu kalo pagi, A'a kasian sama tetangga yang denger atuh De, katanya udah besar tapi masih suka teriak kayak orang utan," celetuk Aideen dengan entengnya membuat Kayla mendelik tak terima. "Papah Bunda liat A'a!" adu Kayla dengan rengekan khasnya, sedangkan Aideen cuek tak peduli. Kenrick hanya menggeleng melihat kedua anaknya yang selalu melakukan perdebatan setiap paginya. "A'a jangan gangguin dede," tegur sang kepala keluarga,  "A'a ga ganggu Dede pah, kan A'a cuma bilang," bela Aideen tak terima melihat Kenrick membela adiknya sendiri. "Udah mending sekarang sarapan, nanti kalian terlambat dan Dede hari ini MPLS kan jadi jangan sampai telat sayang," Liana menghentikan perdebatan mereka sebelum makin panjang. "A'a Dede nebeng ya, motor Dede masih di bengkel belum pulih keadaannya," ucap Kayla yang sudah menyelesaikan sarapannya. "Hm," sahut Aideen yang sedang meneguk susunya, sedangkan Kenrick sudah berdiri dari kursinya bersiap untuk berangkat ke kantor. Hari ini dia akan rapat dengan client dari luar negeri membuatnya harus datang lebih pagi agar bisa menyiapkan semuanya dengan baik. "Aku berangkat sayang," ucapnya mencium kepala Liana disusul menyalimi kedua anaknya, "Ingat, jadi anak baik di sekolah dan Dede jangan buat masalah dulu soalnya ini hari pertama," pesan Kenrick tersenyum lembut lalu melangkah pergi. Setelah Kenrick pergi disusul oleh Aideen dan Kayla berpamitan. "Bunda, Dede berangkat ya Assalamualaikum," "A'a juga bun," sambung Aideen dibalas anggukan dan usapan lembut dari Liana untuk kedua anaknya. "Waalaikumussalam, hati-hati bawa mobilnya ya A', jangan lupa kewajiban sholatnya ya di sekolah atau di kampus. Awas aja sampai ketinggalan," pesan sang Bunda dibalas anggukan kedua anaknya. Aideen segera membawa mobilnya menuju ke sekolahnya dulu, ya Kayla disekolahkan ditempat SMA nya dulu. Jadi sudah hafal Aideen jalur kearah sana, di dalam mobil pun Kayla sibuk mengotak ngatik music agar mobil tidak terlalu sepi. "MPLS disana hati-hati ya de, biasanya panitianya pada usil kayak ga ada kerjaan," Aideen memulai pembicaraan mereka setelah beberapa menit hening. "Seusil apa sama dede?" tanya Kayla yang masih sibuk mencari lagu, "Ya masih usulan Dede lah, mereka mah ga ada apa-apanya," tawa Aideen menggema. Tawa yang sangat jarang diperlihatkan di depan banyak orang karena Aideen terkenal dengan sifat dingin dan cueknya berbeda jika bersama keluarganya sendiri. Maka kehangatan akan terasa. "Lagian udah biasa Dede liat panitia kek gitu, mereka cuma mau ngerjain sekalian balas dendam sama angkatan sebelumnya yang juga gituin mereka. Udah kebaca itu mah," Kayla akhirnya memutarkan lagu setelah lama memilih. neol wihaeseoramyeon nan seulpeodo gippeun cheok hal suga isseosseo neol wihaeseoramyeon nan apado ganghan cheok hal suga isseosseo Kayla menyenderkan tubuhnya menikmati suara milik para biasnya. Ya, Kayla adalah fangirl sejati dan dia seorang ARMY sejak debut era Not Today. Tapi dia juga menyukai idol lain seperti TXT, Blackpink, NCT, bahkan EXO. Dan bayangkan saja Kayla itu mempunyai album, photocard, merchandise berbau fangirl yang selalu dia beli dengan uangnya sendiri. Jangan salah, Kayla tidak serta merta menghamburkan uang tapi dia juga berbisnis dengan dirinya yang juga sebagai fangirl. Biasanya gadis itu akan berjalan-jalan juga ke Korea membeli barang untuk diperjual beli kan nya nanti dan jangan tanya untungnya karena bahkan gadis itu bisa membeli motor sendiri dan MacBook bermerk apel tergigit dengan uangnya. Awalnya Kayla sangat ditentang oleh kedua orang tuanya dan A'a nya karena tidak penting dan membuang waktu tapi Kayla terus memaksa hingga akhirnya seperti ini, mereka semua mendukung asal Kayla tau batasannya dan tidak berlebihan. Oke cukup menceritakan sisi fangirl  Kayla dan sekarang kembali ke topik. "nae modeun yakjeomdeureun da sumgyeojigil irweojiji anneun kkumsogeseo piul su eomneun kkocheul kiweosseo," gumam Aideen ikut menikmati lagu sambil membelokkan mobilnya menuju jalan utama. "Wah udah hafal aja nih, kemaren siapa yang bilang ga suka lagunya?" ejek Kayla menatap Aideen dengan tertawa, "Siapa yang kaga hafal kalo diputarin terus lagunya," balas Aideen. Gara-gara adiknya, Aideen jadi menyukai mendengar lagu artis dari Negeri Ginseng itu ditambah Aideen juga suka mengcover lagu dan dance jadi tak salah kalo kedua kakak beradik ini satu paket komplit. Love you so bad, love you so bad neol wihae yeppeun geojiseul bijeonae Love it's so mad, love it's so mad nal jiweo neoye inhyeongi doeryeo hae Kayla melirik jalan sekitarnya, sekolahnya sebentar lagi terlihat. "Seru ga SMA A'?" tanya Kayla menatap Aideen yang dibalas anggukan Aideen, "Seru tapi tergantung bawaan orangnya juga gimana, kalo terlalu introvert ya bakal biasa aja malahan monoton," Akhirnya Aideen menghentikan mobilnya di dekat gerbang sekolahnya dulu bertepatan dengan berakhirnya satu lagu milik boyband grup BTS. "Mau dijemput jam berapa?" tanya Aideen merapikan anak rambut Kayla, laki-laki itu terbiasa memperhatikan adiknya walaupun sering bertengkar. "Dede ga tau A', nanti Dede naik taksi aja. A'a kan ada ujian tulis hari ini pertukaran mahasiswa ke Jerman. Hafalin aja tuh bahasa bahasa aneh," ejek Kayla membuat Aideen mendengus. Ya, Saudara laki-laki Kayla ini memilih Jurusan Kedokteran di kampusnya dibandingkan bisnis yang pada dasarnya Aideen akan meneruskan perusahaan Kenrick nantinya. Tapi, Aideen memilih jalur lain, dia senang hal yang berbau sulit seperti kedokteran yang banyak memakan otak. "Udah, Dede berangkat. Dadah A'a!" pamit Kayla setelah mencium pipi Aideen dan pergi dari mobil. Aideen hanya menggeleng saat melihat Kayla dari balik kaca mobil, adiknya tidak menuruti peraturan lagi. "Dasar," gumamnya lalu melajukan mobilnya menuju kearah kampusnya. Sedangkan Kayla sudah melangkah santai masuk ke dalam sekolah sambil mengemut permen tangkainya rasa coklat. Tadi gadis itu sempat berhenti sebentar untuk membuka bungkusnya. "Lumayan lah sekolahnya," celetuk Kayla pelan melihat sekelilingnya. Kemarin saat mengantarkan berkas pendaftaran, Kayla memilih di dalam mobil dan Kenrick saja yang masuk ke dalam sekolah. Makanya dia hanya tau dari luar tidak tau dari dalam. "Hai!" Suara seseorang menyapa telinga Kayla, membuat Kayla menoleh dan mendapati seorang gadis manis dengan kulit putih, dia bermata sedikit sipit dan Kayla dapat menebak bahwa gadis itu bukan berdarah asli Indonesia. "Anak MPLS juga? Kita sama," suara gadis itu lembut dan wajahnya terkesan pemalu. "Eh iya," balas Kayla canggung namun gadis di depannya langsung mengulurkan tangannya memperkenalkan diri. "Violetta panggil aja Letta," ucapnya dibalas uluran tangan dari Kayla, "Rekayla panggil Kayla," "Salam kenal Kayla," ucapnya tersenyum tulus membuat Kayla bertambah canggung, gadis di depannya terlalu manis dan kalem. "Ga nyaman ya, maaf," lirih Letta menunduk, gadis itu sebenarnya sudah dari rumah mempersiapkan diri untuk berbaur dengan lingkungannya. Dia tidak ingin terus menjadi pemalu. Namun sekarang, gadis itu benar-benar tidak bisa keluar dari zonanya. Selalu ada rasa malu dan gugup, membuatnya berpikir bahwa orang lain pasti menilainya sangat aneh. "Eh kaga santai elah santai, gue cuma kaget aja kok lo bisa kalem banget," jujur Kayla dengan frontal membuat Letta mengangkat kepalanya. "Kalem?" beonya membuat Kayla mengangguk, "Iya kalem mana cantik amat elah, ini gue sebagai cewek minder ngeliat lo anjir," Sifat Kayla yang sudah bar-bar sejak dulu tidak bisa dia tutupi walaupun seharusnya kesan pertama tidaklah seperti ini, namun bagaimana lagi. Kayla tetaplah Kayla. "Kayla juga cantik," puji Letta membuat Kayla mengerjapkan matanya, baru kali ini dia merasa pujian yang tulus. "Jangan bercanda lo, keluarga gue bahkan temen SMP gue yang cewek kaga pernah tuh muji gue, dikatain muka gue mirip ama Kekeyi kan pengen gampar jadinya," ucap Kayla memelankan suaranya di akhir membuat Violetta tertawa. Letta mengira bahwa Kayla tidak pernah seseru ini, dia berpikir berkenalan dengan Kayla pasti sulit karena keliatannya gadis itu terlalu cuek dilihat dari penampilannya, ternyata dirinya salah. "Letta serius, Kayla cantik kok. Ayo kita berteman," ajak Letta dengan senyum lembutnya lalu mengangkat jari kelingkingnya. Kayla menatap jari kelingking milik Letta lalu tanpa membalas gadis itu langsung merangkulnya. "Sama gue tanda pertemanan bukan kek gitu, terlalu cewek. Kaga seru," ucapnya lalu membawa Letta berjalan masuk ke dalam. Sedangkan Letta hanya tersenyum, jujur saja baru kali ini Letta menemukan gadis seunik Kayla yang tidak bisa dilihat perempuan, melihat kelakuannya yang bar-bar. Bel berbunyi, tanda MPLS segera dimulai. Semua peserta yang mengikuti pun diberi arahan menuju lapangan untuk mengikuti rangkaian acara, yang Kayla dengar MPLS ini akan diadakan beberapa hari entah diisi dengan kegiatan apa. "Syutt Let," bisik Kayla di barisan belakang memanggil Letta disampingnya. Letta sendiri hanya menoleh dengan wajh polosnya. "Lo dari sekolah mana dah?" tanya Kayla, sungguh gadis itu tidak bisa menahan diri untuk bertanya. Padahal mereka bisa saja bercerita setelah ini. "Letta pindahan dari China Kayla, Letta sekolah disana dan pindah kesini," jawaban Letta membuat Kayla menganga tak percaya. "Woi kontrol tuh mulut ada lalat mau masuk," celetuk seseorang di belakang Letta. Kayla dan Letta menoleh bersamaan, melihat seorang gadis dengan tampang bar-bar seperti Kayla juga sedang menatap mereka. "Apa?" tanyanya membuat Kayla mendelik kesal, "Lo yang apaan, ikut nimbrung wae. Kenal kaga," ucap Kayla. "Oh iya lupa kenalan cecan, kenalin Aster calon istrinya Jung Jaehyun," ucapnya membuat Letta mengerjap pelan matanya sedangkan Kayla melotot tak percaya. "Itu laki gue bahlul, jangan ngada ngada lo," sahut Kayla menjitak kepala Aster dengan kasar, "Anjir sakit b**o!" umpat Aster meringis tak terima. "Makanya jangan bawa-bawa suami ke delapan gue," sewot Kayla, "Yaelah kedelapan, kurang banyak suami lo meng," sahut Aster. Aster menatap gadis di depannya yang menatapnya dengan senyum canggung. "Hai, Violetta biasanya dipanggil Letta dan dia namanya Rekayla panggilnya Kayla," ucap Letta mewakilkan untuk memperkenalkan diri di hadapan Aster. Aster mengangguk, "Ya lo seenggaknya lebih kalem dari temen lo ini," lirik Aster kearah Kayla. "Apa kata lo!" Kayla mendelik sedikit keras membuat Letta meringis dan Aster segera menutup mulutnya. "Jangan berisik, entar kita dihukum setan!" jerit Aster pelan sedangkan Kayla hanya memukul tangan gadis itu agar segera melepaskannya. "Sialan lo anjir! Ngapain gue dibekap segala entar gue mati kaga napas," caci Kayla tak terima. Sedangkan Aster yang dicaci melotot tak percaya, "Emang ngajak gelud ya nih orang!" "Udah kalian jangan ribut nanti ketahuan," lerai Letta meringis melihat keduanya, dia takut mereka akan diketahui para panitia di depan karena mengobrol. "ITU YANG DIBELAKANG BERTIGA NGAPAIN NGERUMPI!" "Nah kan Letta bilang apa,ketahuan kan,"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD