03 MUSUH PERTAMA

1414 Words
Zell telah mendapatkan kekuatan Magic. Hal itu membuat semuanya hampir tidak percaya, tapi itulah kenyataannya. Kenapa ada kekuatan semacam itu di dunia ini? Sungguh tidak terduga. *** Selanjutnya mereka bergegas untuk pulang. Ben bertanya-tanya kenapa hanya Zell yang mendapatkan kekuatan Magic, katanya itu curang dan tidak adil. Melio juga beranggapan apa karena Zell pemimpin, tapi menurut Arta itu tidak masuk akal. "Kalian pada kenapa, iri? Kasian...," canda Zell pada teman-temannya. "Zell, sialan banget kamu," kata Ben merasa kesal mendengar itu. Menurut Zell cahaya itu adalah benda jatuh yang mirip meteor malam itu. Dia memberitahu pada teman-temannya, tapi mereka semua masih tidak yakin. "Kalian sih gak percaya dengan apa yang kulihat, jadi cuma aku yang mendapat Magic itu," kata Zell. "Mustahil!" teriak mereka bertiga. Saat asik bercanda, tiba-tiba ada aura gelap muncul dari air, dan tampaklah sesosok makhluk menyeramkan seperti monster. Makhluk itu berbentuk mirip seperti udang seukuran manusia, memiliki 2 capit tajam dan tubuhnya tampak keras. Kemudian monster itu berkata, "Kalian semua harus mati!" Perkataan monster membuat semuanya kaget dan ketakutan. "Tunggu! Kamu siapa dan kami salah apa?" tanya Zell pada monster itu. "Berisik!" jawab monster itu. Mendengar hal itu, Zell segera menyuruh teman-temannya untuk mundur dulu dan sembunyi. Zell yang mempunyai kekuatan Magic sudah paham hanya dia yang mampu melawan monster itu, mendengar itu teman-temannya juga mengerti dan segera menjauh untuk sembunyi. Sementara itu Zell siap melawan monster itu dan melihat di atas kepala monster itu muncul angka LP:2000, dia pun menyadari sesuatu. "Hah, itu... angka kehidupan. Berarti itu target aku untuk mengalahkannya, menarik!" kata Zell. ... "Tunggu, apa aku juga punya?" Zell mencoba melihat di atas kepalanya sendiri, tapi mana bisa, "Sial, aku gak bisa melihatnya!" tambah Zell. Monster itu pun langsung loncat menyerang Zell, tapi sepertinya Zell tiba-tiba bisa ahli dalam bertarung dan dengan gesit lompat menghindar. "Tunggu, aku belum siap. Dasar monster jelex!" kesal Zell lalu menyadari sesuatu, "Oh, jadi disini." Zell melihat angka itu ada di lengan tangan kirinya "LP:2000, angka yang sama. Oke ini adil," ucap Zell dengan serius. Monster itu menyerang dengan tekniknya. Menembakan duri-duri kearah Zell, tapi dia selalu mampu menghindarinya dengan baik. "Giliran ku..."Magic Air ke-1, Cambuk Air" Zell memakai teknik dengan tangan kanan mengepal depan d**a, tapi tidak menempel dan harus memakai pose itu saat merapal Magic. Zell membuat cambuk dari air kemudian mencambuk monster itu dari jauh, tapi mampu dihindari. "Gak kena ya! Bagaimana dengan ini," kata Zell lalu melompat agak mendekat dan mencambuk dengan sangat cepat. Monster itu kesulitan menghindari dan terkena 3 kali cambukan, hingga terpental jatuh dan angka menjadi LP:1400. Sementara beberapa pohon ikut tumbang terkena cambuk air itu, teman-temannya hanya bisa melihat dari jauh. "Gila kekuatan Zell," kata Melio. "Hey... Kawan. Coba lihat angka ditangan kiri kalian dan di atas kepala monster itu!" perintah Zell sambil teriak. "Apa maksudmu?" kata mereka bertiga setelah melihat tangan kiri dan monster itu tidak ada bedanya. "What? Kalian gak melihat angka? Oh, jadi memang hanya aku yang diberi Magic," kata Zell sambil menghindari serangan monster dengan capitnya. Monster itu terus menyerang Zell. Kemudian dengan duri-duri lagi, tapi dia mampu menangkis dengan cambuk air yang digerakkan dengan cepat. Pada saat itu monster mengganti teknik baru, menyemprotkan busa korosif dan Zell pun terkena cairan busa itu di dadanya, bajunya sedikit meleleh dan membuat angka menjadi LP:1600. "Ouch... Panas. Sial, aku kena teknik barunya," keluhnya. "Zell, hati-hati!" teriak teman-temannya. "Siaal, andai kita juga diberi Magic, kita bisa membantunya," kata Ben dan teman lainnya juga beranggapan seperti itu. Monster itu menyerang lagi dengan cairan busa korosif. "Itu gak akan terulang kedua kalinya," teriak Zell lalu melompat ke atas, "Rasakan ini "Magic Air ke-2, Laser Air" Tembakan laser air sangat cepat, laser tersebut berukuran cukup besar dan saking cepatnya monster itu tidak bisa menghindar. Monster langsung terkena telak hingga terkapar ke tanah dan membuat tanah berlubang besar. Namun monster itu belum mati karena dilindungi kulit yang keras, tetapi angka hanya tersisa LP:400, kemudian monster marah besar. "Kurang Ajar!" Dengan amarahnya, dia memakai teknik terakhirnya. Membuat duri-duri besar di sekelilingnya, duri itu juga berputar cepat, lalu diluncurkan ke segala arah terus-menerus hingga pepohonan tumbang. "Apa-apaan, monster itu jadi gila," ucap Zell sambil berusaha keras menghindari serangan itu. "Waduh, teman-teman, ini bahaya buat mereka," lanjutnya dengan cemas. Salah satu duri besar itu mengarah di tempat teman-teman Zell bersembunyi, Zell pun tidak akan sempat menolong mereka. "Teman-teman awas! Larilah, di situ bahaya!" peringatan Zell dengan teriak. "Gawat!" teriak mereka bertiga, dan semua memejamkan mata tanda pasrah. Saat mereka bertiga pasrah akan kematian, tiba-tiba ada udara berhembus kencang dan menghempaskan duri itu. "Apa yang terjadi?" kata Arta sedikit bingung. "Apakah Zell menyelamatkan kita?" tanya Ben. "Bukan Zell, tapi aku," #soundtrack semangat# jawab Melio dengan senyum bahagia. Saat itu sebelum duri mengenai mereka bertiga, ada udara berhembus dari belakang dan Melio mendapatkan penglihatan bahwa dia bisa memanipulasi udara, disebut "Magic Udara" dan dari penglihatan inilah dia bisa menggunakan teknik-teknik Magic, begitu juga dengan Zell. Mereka juga mendapat kekuatan untuk bisa bertarung. Selanjutnya Melio langsung terjun ke pertarungan. "Zell, aku siap membantu," teriak Melio. "Baiklah. Ayo kita akhiri ini!" ajak Zell sambil tersenyum. Mereka mengeluarkan teknik bersamaan. "Magic Air ke-3, Pusaran Air" "Magic Udara ke-3, Tornado Pemusnah" Dari 2 arah, pusaran air besar yang terus berputar cepat dan putaran tornado udara mengarah ke monster itu. Menghancurkan semua duri-duri besar dan musuh tidak bisa menghindari serangan itu, hingga terkena telak. Air dan udara terus berputar dahsyat membentuk bola besar. "Aargghh!" teriak monster itu hingga LP:0 dan hancur. "Jadi ini yang dimaksud Zell," kata Melio sambil melihat angka di tangan kiri LP:2000. Akhirnya monster itu bisa dikalahkan. Mereka memakai teknik Magic ke-3 karena monster itu memakai kekuatan penuh. Seketika itu Zell merasa sangat lemas setelah melawan monster itu dari awal, dia meminta untuk istirahat sebentar dan teman-temannya setuju. "Zell, gimana dengan lukamu?" tanya Melio. "It's Oke, ini bukan masalah," jawab Zell. Melio mengatakan bahwa angka kehidupan sudah hilang setelah dia melihat tangan kirinya, begitu juga Zell mengatakan benar saat melihat tangan kirinya. Melio berpendapat bahwa angka itu hilang bersamaan dengan lenyapnya monster itu. "Hey... Guys lihat! Monster itu berubah jadi udang biasa," kata Arta terkejut. "Benarkah?" tanya Zell penasaran lalu mendekati bekas monster itu tewas. "Jangan-jangan itu udang yang mau kita tangkap tadi pagi," tambahnya. "Mustahil!" kata Melio dan Ben merasa tidak percaya. "Wah, kalau gitu aku bawa aja, enak nih," kata Arta. "Coba kulihat!" pinta Zell lalu melempar udang itu jauh-jauh ke hutan. Perilaku Zell membuat Arta kesal kenapa udang itu dibuang, namun Zell menjawab bahwa udang itu menjijikan dan bertanya apakah Arta mau makan monster tadi. Arta tidak mau dan membuatnya ingin muntah setelah membayangkan monster itu. "Hahaha..." Melio dan Ben hanya bisa tertawa. Setelah istirahat beberapa menit, mereka melanjutkan perjalanan pulang sambil ngobrol dan bercanda. "Hey... Zell. Sekarang bukan hanya kamu yang senang karena punya Magic," kata Melio dengan senang. "Yahh, jadi pada akhirnya kamu juga punya. Andai aja cuma aku yang punya, aku bisa ngerjain kalian terus." Zell menanggapi dengan bercanda dan membuat Ben sedikit emosi. "Gimana dengan kita Ben, apa kita juga bakal punya?" tanya Arta. "Yahh, kuharap kalian gak akan punya," jawab Zell secara tiba-tiba. "Apa kamu bilang?" kata Arta dan Ben marah kemudian bersiap mengeroyok Zell, namun dia bergegas lari menghindar. "Zell, berhenti kamu! Jangan kabur!" "Apaan, kalian beraninya keroyokan," balas Zell. Zell pun terus berlari, tapi begitu melewati sebuah rumah, dia berhenti, mencari sesuatu di situ. Ben penasaran lalu bertanya sedang mencari apa pada Zell. Arta juga penasaran, tapi Zell menjawab kalau bukan apa-apa, namun Ben masih penasaran mengenai hal itu. "Serius?" tanya Ben. "Ke mana gadis itu ya, kirain masih sendirian di sini," kata Zell dalam hati, dia tidak menjawab pertanyaan Ben. "Woii, malah melamun!" kata Arta sambil menepuk pundak Zell, sedangkan Melio juga ikut penasaran dan bertanya memangnya ada apa. "Hehee ... kalian gak perlu tau. Yuk bergegas pulang!" jawab Zell. Sebenarnya Zell bermaksud mencari gadis yang tadi pagi sendirian di ayunan, dia mau minta maaf karena telah mengerjainya sampai terjatuh, namun tidak menemukannya. Setelah menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di desanya, hal itu membuat Melio lega dan bahagia. "Ya udah, cukup sampai di sini. Kita harus istirahat," saran Zell. "Oke, untuk kegilaan hari ini," kata Arta lalu, "3... 2... 1... Fight!" Mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing karena badan masih terasa lelah. Hari Minggu ini Zell dan teman-teman mendapat sesuatu yang spesial dan menakjubkan. Namun apakah mereka berempat akan memiliki kekuatan magic semua? Belum tentu begitu. Terus ikuti petualangan mereka hingga akhir, karena nanti pasti banyak kejutan tak terduga dalam kehidupan mereka. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD