Chapter 24: Hujan, Masalah, dan Undangan Makan Malam

1850 Words

Malam itu hujan deras. Langit bergemuruh keras seolah memberi peringatan pada manusia. Seluruh rumah menutup jendela mereka cepat dan merasuk ke balik kain jarik, berupaya mengusir hawa dingin yang mulai menggerogoti. Seorang pria juga berlari kencang menembus derasnya hujan dan suara kecipak kaki saling bersahutan. Pria itu berlari menaiki bukit, entah menuju ke mana, tetapi ia membawa bingkisan kain cokelat di tangan kanan dan tangan kirinya memayungi kepala seukuran batok kelapa agar tidak terkena hujan. Mata pria berkulit coklat itu melebar senang ketika melihat tempat yang ditujunya sudah dekat. Ia semakin mempercepat langkah, tidak peduli dengan kakinya yang kotor terkena air hujan bercampur tanah. Dia terengah-engah saat sudah berada tepat di depan gua berisi puluhan orang pemain j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD