"Alana..." suara Saka terdengar bergetar menahan geramannya karena sakit. Alana masih memejamkan matanya perih lalu perlahan membuka matanya mendongak ke arah Saka yang sedang menatapnya cemas. "Kau... Baik-baik saja?" tanya Saka hati-hati. Alana tersenyum tipis. "Pertanyaan bodoh. Orang waras mana yang akan mengatakan dirinya baik-baik saja dalam keadaan seperti ini." Alana menimpali dengan suara yang terdengar berdecit. Mau tak mau Saka ikut terkekeh menyadari pertanyaan yang sudah jelas jawabannya. "Maaf." kata Saka pada akhirnya. "Maaf untuk apa?" Saka menghela nafasnya panjang. "Seharusnya aku datang kemari untuk menyelamatkanmu. Bukan seperti ini. Aku memang payah dan tak berguna." Alana tertawa kecil. "Itu bukan kesalahanmu Saka. Lagipula, bukankah kita terlihat konyo

