Suara gemericik air shower, membangunkan Saka dari tidurnya. Tapi ia mengernyit, ketika menemukan dirinya terbangun di kamar rumahnya bersama Sabrina. Dengan suara jam pasir milik Sabrina yang pelan, juga kaset instrumental melankolis Beethoven yang menggema sesuai kebiasaan Sabrina yang memutarnya setiap pagi. Saka berusaha mengumpulkan kesadarannya, berharap ini bukan hanya khayalannya saja. Bahkan aroma Sabrina terkoar dengan jelas di indera penciumannya. Sebelah ranjangnya yang kosong terlihat berantakan, menegaskan bahwa ada yang menempatinya selain dirinya. Saka mengerjap langsung mengasumsikan jika ini semua hanyalan mimpi buruk yang sangat panjang. Entahlah Saka harus merasa bahagia atau apa, yang pastinya ia masih tak percaya. Kecelakaan itu hanya mimpi? Semua kebohongan Sabrin

