Klandestin

1211 Words

"Kenapa harus di matikan sih lampunya? A-aku takut tau!" "Shh! Nanti kau lihat sendiri, ini benar-benar bagus!" Sedikit merampa-rampa ia mengambil benda berbentuk silindris, lalu memencet sebuah tombol yang berada di bawah benda itu. Dan, mereka berdua terdiam. Itu sebuah lampu pantul yang dapat membentuk bayangan bayangan yang menghiasi dinding kamar mereka sambil berputar. Kamar mereka penuh dengan bintang, lampu itu juga memutar musik twinkle-twinkle little star. Ia menatap ke sebelahnya, wajah takutnya tadi berubah menjadi takjub melihat ini semua. Dan tanpa sadar, senyumnya tertarik mengembang. "Sudah kubilang, ini akan bagus." katanya pelan lalu membanting tubuhnya ke ranjang di bawahnya. Ia menjadikan kedua tangannya yang di lipat menjadi bantalan kepalanya. Dia juga i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD