Rencana Dean

911 Words
William sudah sampai di depan gedung kantor raksasanya, lalu ia keluar dari Maybach kesayanganya, setelah di bukakan pintu oleh pengawal pribadinya, ia bergegas masuk ke gedung kantor miliknya yang di dalamnya sudah berjejer para karyawan yang menunduk padanya, ia berjalan melewatinya nyaris tanpa senyum menuju lift khusus petinggi kantor. Lift bergerak naik keatas sampai ruangan paling atas yang merupakan ruangan CEO, Paman Ben sudah mengikuti langkahnya dari belakang, "Morning sir ...," sapa mona wakil sekertarisnya. "Morning ...," jawab William sambil berjalan tanpa menoleh sedikitpun. "Huuuft......jantung ku,rasanya berdetak lebih cepat karena kedatanganya," gumam Mona sambil tersenyum sendiri. Pagi ini Mela seperti biasanya menemani suami dan putrinya untuk berangkat, "Hati hati di jalan ya sayang ... pelan pelan bawa motornya," ujar Mela, "Iya Bunda sayang ...," jawab Hendra, "Assalamualaikum...," kata Hendra dan Dila bersamaan, "Waalaikum salam ...," jawab Melanie seraya melambaikan tanganya pada mereka berdua, "Ya tuhan..,aku sangat bersyukur mempunyai keluarga yang lengkap, dan kami hidup sangat bahagia," batin Mela, dan Ia segera masuk ke dalam rumah dan melanjutkan kegiatanya sebagai ibu rumah tangga lainya. Korea, Nampak seorang pemuda yang sedang melamun, memikirkan hari harinya yang selalu merasa kesepian setelah kepergian orang tua yang di cintainya, ia adalah Dean adik tiri William, rasa kesepian dan kekecewaanya ia lampiaskan dengan bersenang senang bersama teman temanya pergi ke club malam, dengan begitu ia bisa sedikit melupakan apa yang terjadi di masa lalu masa lalu yang kelam antara ia dan kakaknya William. "Kenapa..?, kenapa ini harus terjadi padaku,apa salahku kenapa tuhan tidak begitu adil padaku," guman Dean, "Ini semua gara2 William bisa bisanya dia tidak merasa bersalah sama sekali, tidak memperdulikan kesedihanku..." "Aaaaaaargh........" "Semoga saja aku tidak akan bertemu denganya lagi.....aku harus segera pergi menjauhinya,agar dia tidak bisa mengawasiku lagi," gumam Dean sambil meminum vodka yang ia pesan. Dean sudah tahu kalau gerak geriknya sedang di amati seseorang, bcfsiapa lagi kalau bukan orang suruhan kakaknya William.Dean berfikir kalau ia harus menghindar dari kakaknya sejauh mungkin, " Di mana aku harus menghindarinya,agar ia tidak bisa menemukanku " gumam Dean, "Berfikir,berfikir,berfikir......" sesaat setelah pg "Oh....aku rasa aku sudah menemukanya"Dean berkata sambil tersenyum menang." William sedang berkutat dengan file2 di kantor, ia sangat serius ketika bekerja,karena hanya dengan bekerja dia bisa menghilangkan segala permasalahan yang mengingatkanya pada adiknya. Di bawah kepemimpinanya perusahàan bisa lebih maju, karena ia sudah mahir dalam berbisnis, ia mempunyai tekad untuk memajukan perusahaan karena ia mempunyai keinginan jika sudati saat dirinya dan Dean bisa hidup bersama seperti dulu dan mengurus perusahaan bersama, tapi karena suatu tragedi semua harapan William menjadi pupus. "Paman, panggilkan direktur keuangan untuk membahas beberapa kendala di perusahaan, dia berani bermain main dengan keuangan perusahaan kita," geram William, Paman Ben mengangguk dan bergegas keluar dari ruangan dan memanggil Mr.Roger selaku direktur keuangan di perusahaan William, setelah beberapa menit Pintu ruangan CEO di buka, Paman Ben di ikuti oleh Mr.Roger yang merupakan seorang pria paruh baya dan juga dulunya adalah sahabat Harris papa William, di dalam ruangan tampak William yang sedang menunggu sambil berdiri di jendela kaca yang lebar dengan pemandangan gedung2 tinggi di Amerika, "Sir, Mr.Roger sudah datang ...," "Selamat siang tuan, adakah keperluan sehingga saya harus datang ke ruangan Anda?" ujar Mr.Roger "Berikan penjelasan tentang apa yang kau lakukan beberapa bulan ini dengan keuangan perusahaan?" "Aa ... apa maksud anda sir?" "Apa yang terjadi dengan keuangan perusahaan akhir-akhir ini, kenapa bisa ada penggelapan dana di data milik orang kepercayaanku, sangat berbeda dengan data yang ada di perusahaan," William melempar map ke arah Roger, "Apakah disini kau mencoba mengambil apa yang bukan milikmu hah ...?" William berkata sambil berbalik badan dan memandang direktur dengan tajam dan ada sedikit ekspresi marah di matanya, "Kenapa dia bisa tahu, padahal aku sudah berhati hati dalam bertindak," batin Mr Roger, "Jawab aku Mr.Roger," bentak William "Jangan mencoba bermain2 denganku, kau tahu apa yang akan terjadi jika seseorang berani menghianatiku," William berkata sambil memasukkan kedua tangan di dalam saku celananya, "Tidak ... tidak ... aku mohon jangan lakukan sesuatu padaku, saya janji tidak akan mengulangnya lagi," Roger berkata sambil menangkupkan kedua tanganya dan bergetar, dulu pernah ada seseorang yang menghianati William dan berakhir dengan menghilang beberapa hari dan di kemudian hari di temukan dalam keadaan tidak bernyawa di dalam jurang terbakar bersama mobilnya. "Kau tau aku paling tidak suka dengan orang2 menjijikkan sepertimu," "Paman Ben ... lakukan tugasmu dengan sangat rapi dan singkirkan orang ini dari hadapanku," "Dan jangan lupa ,buat dia mengembalikan uang ku dalam keadaan utuh," ujar William sambil duduk di sudut meja kerjanya, "Yes sir ," "Sir apa yang kau lakukan tidak ... tidak ... kau tidak boleh melakukan itu padaku sir," "Bagaìmana pun aku adalah orang yang berjasa di perusahaan mu semenjak kepemimpinan ayahmu," "Tolong pertimbangkan semuanya ...," Mr, Roger menampilkan senyum smirk nya, "Oh jadi kau mau aku memberikanmu penghargaan begitu atas jasa mu selama ini?" sang direktur memandang William dengan penuh harap, "Baiklah," "Paman Ben....segera percepat kematianya," "Itu adalah harga yang pantas dari apa yang kau lakukan," "Sir aku mohon maafkan aku....aku akan mengembalikan semua uang mu, tolong maafkan aku sir," "Paman Ben...lakukan sekarang," kata William, Paman Ben memanggil beberapa bodygard di luar ruangan CEO yang biasa berjaga di sana untuk segera masuk ke dalam ruangan, lalu beberapa bodygard masuk dan menarik paksa sang direktur untuk keluar dari ruangan dan membuat lelaki tua itu meronta ronta dan meminta maaf kepada William, Paman Ben mengikutinya untuk memastikan semuanya berjalan sesuai perintah sang majikan, William mengacuhkanya dan kembali ke mode dinginya sambil menghadap jendela kacanya seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu hari ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD