bc

Shara, After Graduate

book_age16+
835
FOLLOW
3.7K
READ
possessive
friends to lovers
independent
brave
heir/heiress
campus
first love
friendship
intersex
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Shara, setelah lulus SMA ingin mengubah hidupnya yang biasa-biasa jadi luar biasa. Salah satu tujuannya adalah punya pacar. Bukannya dapat pacar, ia malah dikelilingi beberapa cowok protektif yang menyusahkan.

Josen Pradio Paris, cowok kaya yang terpaksa kuliah demi menghindari perjodohan kakeknya ikut berimbas pada Shara.

Ikuti kisah Shara, kasih love/like biar sering update :)

chap-preview
Free preview
Bab 1
Bak roda yang terus berputar, nasib manusia ditentukan oleh takdir. Gue boleh berpikir kalau segala rencana itu bakal jadi nyata. Tapi takdir kadang tak mengijinkannya. Kenalin, gue Shara, seorang perantau yang berniat tinggal cukup lama di Pulau Jawa.  Bagi sebagian orang, masa SMA jadi masa terindah dalam hidupnya. Beda dengan gue yang merasa kalau itu adalah masa tersuram yang pernah gue lewatin. Bukan karena gue dibully atau dikucilkan. Gue cuma tidak punya kesempatan untuk menikmatinya. Dan kini, gue ingin menikmati hidup itu. Jauh dari keluarga dan orang-orang yang sebelumnya mengenal gue. Ayo Shara, lo bisa hidup lebih bahagia.  “Hai, mahasiswa baru?”sapa perempuan yang duduk disamping gue. Rupanya sejalan dengan gue, dia juga hendak registrasi ulang. Sapaannya bikin gue tahu kalau dia itu orang yang ramah. Not like me. “Iya, kenalin gue Shara.” “Gue Mila. Lo jurusan apa?” “Sastra Indonesia.” “Sama dong. Kita bareng ya? Gue tuh anak rantau dan belum punya teman disini. Rasanya tuh penat berpisah sama teman SMA.” “Hehehe…” Bisa dipastikan kalau Mila itu anak baik. Dia punya banyak teman, ramah dan wajahnya polos. Oke, gue bakal skip dia jadi calon teman gue. Gue gak mau temenan sama orang yang lurus-lurus aja. Gue mau cari yang jalannya berliku dan penuh tantangan. Hey, gue mau menikmati hidup. Mulai detik ini, gue berencana menghindari Mila. Setelah registrasi ulang, gue kabur dengan koper-koper besar yang gue titip di pos satpam. Saat pak satpam tau gue mau titip koper, dia cuma bisa melongo. Heran mungkin. Gue sih bodo amat, yang penting dia mau dititipin. “Makasih ya pak.” “Iya, sama-sama.” “Oh ya pak, tahu alamat ini tidak?” “Hmm, kamu tinggal lurus ke kanan lalu ke kiri sampai ujung. Nanti cari di sekitar situ.” Gue mengangguk paham. Gue ngucapin terima kasih satu kali lagi. Jalanan yang berdebu jadi alasan mengapa gue batuk-batuk. Tak masalah, walaupun gue harus tinggal di kosan penuh tikus, gue rela. Hidup gue memang harus penuh tantangan. Gue mengikuti instruksi pak satpam dengan semangat. Beberapa orang menjadikan gue objek perhatian. Ya, mereka itu penghuni kosan yang berjejer dengan kosan  tujuan gue. Gue gak tahu kenapa, yang pasti outfit gue sangat berpengaruh dalam pandangan mereka. Gue emang sengaja pakai dress panjang bak artis lokal. Mereka tidak tahu kalau stok baju di koper gue bisa bikin mereka lebih terpesona lagi. “Shara ya?”sapa seorang cowok yang muncul dari belakang gue. Cowok tinggi, berparas tampan dan berwajah bulat. Hmm, dia tipe gue banget.  “Kak David?” Dia mengangguk. “Ah iya kak, gue Shara.”ucap gue dengan senyum sumringah. Dan dalam hati gue berkata dengan penuh keyakinan, “You’ll be mine!” “Oke, kosannya diujung sana. Sini gue bantu bawa satu.”tawarnya sambil mengambil salah satu koper yang gue bawa. Koper dengan tumpukan celana dalam dan bra. Ah, gue harap dia gak berniat membukanya. “Jadi kosannya itu bisa buat cowok sama cewek?” “Iya. Dan memang harganya murah. Lo nyarinya yang murah kan? Gue takut aja tempatnya gak sesuai ekspektasi lo.” “Gue nyari yang murah kok kak. Jangan lihat dari penampilan gue ya, gini-gini gue bukan orang kaya.” “Bukan gara-gara outfit sih, biasanya cewek ogah tinggal ditempat murah.” “Tidak semua kak, gue perlu hemat biar bisa makan.” Dia tertawa. Senyumnya itu loh, bikin hati gue porak-poranda. Gue bisa pastikan kalau dibalik kemeja yang ia pakai ada roti sobek yang membentang nyata. Imajinasi liar gue ternyata bisa bekerja.  Ah, Kak David adalah kakak kelas gue waktu SMA. Gue kenalan sama dia lewat f******k. Gue benar-benar gak tahu wajahnya gimana, yang pasti dia kuliah di kampus yang sama dengan gue. Syukurnya, dia bisa bantuin gue dapat kosan murah di kota ini.  Dengan beberapa tahapan, akhirnya gue bisa tiduran di kasur keras kamar ini. Kak David bilang, tetangga gue di sebelah kiri dan kanan adalah cowok. Mereka adalah pekerja kantoran dan anak kuliah.  Gue menata baju-baju di lemari. Lemari yang terbatas itu tak mampu menjadi wadah semua baju-baju gue. Gue butuh lemari, perlengkapan mandi, rice cooker dan lain-lain. Setelah berpikir beberapa saat, gue memutuskan untuk minta tolong Kak David. Gue mengirimnya pesan dengan gaya gadis polos yang butuh bantuan banget. “Kak David, tahu pasar tradisional terdekat gak?” “Hmm, lo mau belanja?” “Iya kak, tapi gue gak tahu jalan.” “Oke, gue anterin aja ya. Kita pergi sepuluh menit lagi.” “Siap, makasih kak.” Sambil menyelam minum air. Gue bisa belanja sekalian PDKT sama Kak David. Hari-hari gue yang menarik akan dimulai. Gue sibuk mencari baju untuk dipakai. Pasar tradisional adalah tujuan utama. Tak baik pakai dress atau baju dengan warna mencolok. Ia hanya perlu pakai kaos kebesaran dengan celana ketat. Perpaduan yang manis. Gue harap Kak David terpesona dengan tampilan baru gue. Dengan angkot berwarna merah, gue sama Kak David tiba di pasar tradisional terdekat. Bau sayuran tercium pekat. Ikan-ikan yang hendak dibunuh terlihat menikmati hidup untuk terakhir kalinya. Takdir ikan-ikan itu memang kejam. Mereka harus rela berakhir di perut manusia. “Jadi lo itu anak cupu?”tanya Kak David saat gue cerita tentang masa SMA gue. Gue sih ogah cerita detailnya. Gue cuma ngasih tahu kalau gue itu siswi dengan rating terendah di sekolah. Tak ada yang sadar kehadiran gue kecuali guru.  “Sebenarnya gak cupu sih kak, cuma lebih doyan belajar daripada keluar kelas.” “Pantes aja lo bisa masuk kampus CI, ternyata kutu buku.” “Bukan kutu buku, gue cuma  terpaksa rajin.” “Sama saja Sha, cuma beda cara tapi tujuannya sama.” “I think, lo juga pintar kak.” “Alasannya?” “Lo bisa masuk kampus CI.” “Gue cuma beruntung. Asal lo tahu, gue gak bisa bersaing sama yang lain. Gue harus mengulang beberapa mata kuliah tahun ini.” “Tapi lo ganteng!”batin gue dalam hati.  Kak David ngajakin gue mencari segala keperluan yang gue butuhkan. Walaupun dia gak bisa bersaing di kampus, gue rasa dia bisa mendapatkan hati gue. Hati gue yang butuh kasih sayang ini. Deskripsi paling jelas dari Kak David yang bisa gue ambil adalah dia itu perhatian dan kaka able banget. Dia dewasa dan bertindak mengayomi. Gue berakhir di tempat makan yang berisi jajanan pasar. Makanan disana enak walaupun dihinggapi banyak lalat. Kata Kak David, itu adalah alasan mengapa makanan itu enak. Lalat beserta keringat si penjual bisa menambah rasa lezat pada makanan itu. Ditemani Kak David, gue tiba di kosan dengan setumpuk barang. Akhirnya gue punya lemari baru untuk menampung baju-baju gue yang banyak. Satu dari sekian hal udah gue lakukan. Kota baru dengan orang-orang baru jadi penyemangat gue menjalani hari.  Gue rebahan setelah melewati panas terik diluar sana. Rasanya bangga bisa melewati semua sendiri. Beberapa hal yang ingin gue lakukan dalam waktu dekat ini sudah semakin didepan mata. Bisa pacaran dengan Kak David, cari kerja sambilan, pergi ke club malam dan minum alkohol.  Semoga semuanya bisa terwujud dengan sempurna.  Hello Jakarta, gue bakal naklukin lo. Selamat datang masa muda. Gue percaya kalau hidup itu ditangan sendiri. Gue gak bakal menyia-nyiakannya. Segala hal terencana di otak gue akan segera tercapai.  Sejujurnya, hanya satu yang paling penting dari semua rencana itu. Punya pacar. Ya, masa SMA gue yang kaku jadi alasan kenapa gue ngebet banget punya pacar. Fokus hidup gue bukan lagi soal prestasi. Gue ingin punya pacar kayak orang-orang. Jiwa iri dengki gue terkuras habis kalau lihat orang pacaran. Tangan yang saling bersentuhan, badan yang dirangkul mesra, hingga sentuhan bibir yang menghangatkan. Bukankah rugi kalau semua itu dilewatkan? Sudah cukup sampai disini penyesalan gue. Gue mau berpengalaman dalam bidang itu. Bidang yang bagi gue jadi bidang tersulit.  Masa muda ini ingin gue abadikan dengan sekumpulan mantan. Mungkinkah terjadi? Selamat datang di cerita gue. Gue atas nama Shara Indriani akan memulai hidup dengan bersenang-senang. Buat kalian yang belum pernah merasakannya, cobalah sejenak. Gue yakin lo pasti bakal suka.  This is me, Shara after graduation from Senior High School.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
162.0K
bc

HYPER!

read
559.4K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

T E A R S

read
312.9K
bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
370.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook