58. Sebuah Luka Memar.

2078 Words

Reina POV. "Lo ngapain di sini?" Aku hanya bisa mematung ketika kedua mata gelap nan indah itu menusuk kedua mataku. Juga nada pertanyaannya yang membuatku tidak bisa menyiapkan jawaban dengan cepat. Raka selalu saja mampu membuatku mati kutu. "Gue lagi--" "Seragam apaan itu? lo kerja di sini? lo butuh uang?" seperti biasa, pertanyaan Raka memang selalu saja tidak pernah memberikanku kesempatan untuk menyanggah. Dia memang selalu saja menang. Dan aku memang tidak pernah ingin menang darinya. Aku bahagia kalau dia merasa puas. Meski itu harus aku yang tersakiti. Entahlah, kenapa perasaan ini begitu besar untuknya. "Ka ..., gue cuma--" "Lo butuh uang? berapa?" dia terlihat membuka ponselnya. "Gue kirimin sekarang." Ok, dia mulai ngelantur. Memangnya sejak kapan aku pernah meminta uang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD