Happy reading
⏳
Malam menjelang, di kamarnya Claudia sedang bersiap ingin pergi.
"Sayang, aku akan menemui Jovin dan Anne. Ingin memberitahukan mereka kalau kita akan pergi besok pagi,"
Revan yang duduk di ranjang memalingkan wajah dari ponsel dan menatap Claudia yang berdiri di depan cermin.
"Kenapa tidak di telfon saja?"
"Aku ingin melihat Anne, Jovin masih marah padanya. Aku hanya khawatir anakmu itu memperlakukan Anne tidak baik,"
Revan mengangguk-angguk, "Kau ingin aku antar?"
Claudia menggeleng, "aku bisa meminta pak Yudi mengantarkanku." Claudia kembali melihat penampilannya di cermin sebelum pergi.
"Aku pergi dulu, sayang."
"Hati-hati!!" teriak Revan setelah Claudia menutup pintu kamar.
^^^
Alunan musik jaz memenuhi kamar Clarissa, gadis remaja itu asyik melihat album foto. Ia tidak pernah bosan dengan melihat foto-foto waktu ia kecil dulu padahal itu sudah ia lakukan berkali-kali hari ini.
"Kak Rudi terlihat bahagia saat aku melihatnya tadi. Apa dia masih mengingatku?" tanya Clarissa sendiri. "Sudah lah, saat ini aku harus fokus akan pendidikanku. Lupakan semua perasaanmu tentang kak Rudi, Cla. Dia sudah memiliki kekasih,"
Clarissa menutup buku album itu dan menyimpannya di dalam laci meja nakas. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang yang baru beberapa jam tadi ia tempati.
"Sepertinya aku harus mengganti sprei ini, entah kenapa aku mulai tidak suka dengan warna pink," gerutu Clarissa pelan.
Sesaat kemudian, ia sudah merasakan matanya yang begitu berat dan tak lama matanya dengan pelan mulai tertutup.
Clarissa tertidur dengan pulas, padahal tadi ia sudah tidur siang, namun mungkin karena terlalu lelah ia sangat mudah merasa mengantuk dan terus menguap sedari tadi.
***
Kediaman Alexander, Manhattan-New York City| 04.30 AM
"Cla, bangun sayang." Claudia menggoyang-goyang tubuh kurus Clarissa-menurutnya itu, dengan pelan.
Clarissa mengeluh di tidurnya.
"Kau tidak jadi ikut dengan Mommy? Kalau tidak bangun juga, jangan salahkan Mommy jika kau tertinggal nanti,"
Claudia keluar dari kamar Clarissa. Clarissa yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya membuka matanya yang berat dengan pelan.
"Jam berapa sekarang?" Clarissa menjangkau ponselnya yang berada di meja akas.
Ia mengernyit ketika melihat jam berapa sekarang. "Masih setengah lima pagi dan Mommy mebangunkan ku?"
"Kau sudah bangun?" Claudia tiba-tiba muncul di balik pintu.
"Kenapa kau sangat susah di bangunkan, sayang?"
Tanpa menjawab pertanyaan Claudia terlebih dahulu, Clarissa lebih memilih untuk tidur kembali dan mengubur dirinya di dalam selimut.
"Jika kau tidak siap-siap sekarang, Mommy dan Daddy akan meninggalkanmu Cla."
^^^
"Oh, God. Ini masih pagi dan aku sudah bangun," Clarissa mengusap-usap wajahnya yang masih mengantuk, padahal ia sudah mandi.
"Kau bisa tidur di pesawat nanti, sayang." ujar Cludia yang berdiri di samping Clarissa.
Clarissa menoleh pada Claudia, "Mom, ini masih pagi kenapa kita pergi di jam seperti ini?" keluhnya dengan bibirnya yang maju ke depan.
Kau memang suka mengeluh ya," ujar Claudia menatap Clarissa.
Clarissa memalingkan wajahnya dari Claudia. Ia paling tidak suka di paksa seperti ini, matanya mengantuk dan ia masih ingin tidur sekarang.
"Itu Daddy," tunjuk Claudia pada Revan yang kembali dari toilet.
"Kenapa wajahmu seperti itu, Cla?" ujar Revan yang sudah berdiri di hadapan Clarissa dan Claudia.
"Anakmu mengeluh, kenapa kita pergi sangat pagi-pagi sekali."
Revan tersenyum-ia tidak membalas ucapan Claudia dan lebih memilih menatap anak gadisnya yang terus saja menghela nafas dengan tatapan matanya yang sangat berat.
"Kau begitu mengantuk, Cla?"
Clarissa melirik Revan, "Dad. Tidak bisakah kita perginya nanti saja? Mataku ini tidak bisa di buka," rengek Clarissa.
Revan tertawa, "jangan manja,"
Clarissa memutar matanya bosan. Lagi-lagi ia mendengar kalimat itu, padahal ia tidak merasa ia memiliki sifat itu.
Huh, kenapa Daddy dan teman-temanku menyebutku manja? Padahal aku tidak merasa memiliki sifat manja. Apa karena aku suka merengek jadi mereka mengira aku ini manja?
***
Airport Heathrew, London-Inggris | 15.00 PM
Mata Clarissa dengan berat menatap bandara yang lumayan ramai. Akhirnya ia sampai di Inggris.
Selama di perjalanan ia manfaatkan untuk tidur walaupun ia masih merasakan kantuk yang amat sampai sekarang.
"Pakai mantelmu dengan benar, Cla." ujar Claudia berdiri di samping Clarissa.
"Kau sudah menghubungi Andrew, sayang?" tanya Claudia pada Revan yang sibuk dengan ponslenya.
"Sudah, aku sudah menghubunginya sebelum berangkat tadi,"
Claudia mengangguk, kepalanya berputar ke arah Clarissa. Sekarang anak gadisnya tampak lebih segar dari sebelumnya.
"Masih mengantuk?"
Clarissa menoleh ke arah Claudia, ia menggeleng sembari mengulas senyum.
Sedikit berbohong tidak apa-apa, bukan?
"Itu mobilnya sudah tiba," sembur Revan.
Anak dan istrinya serentak melihat objek yang di tunjuk Revan. Mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di hadapan mereka.
"Ini sopir yang di kirim Andrew untuk kita. Kita akan menginap di mansion-nya." jelas Revan.
Claudia membulatkan bibirnya berbentuk 'o' sedangkan Clarissa tidak menunjukkan ekspresi apapun. Ia memasang wajah datar ketika melihat mobil itu datang hingga si sopir keluar dari mobil itu.
Jadi ini alasan kita bertiga berdiri di sini, hanya untuk menunggu si sopir jelek ini? Hello, aku ini Clarissa Alexander! Aku paling tidak suka menunggu!
"Sedang apa Cla? Kau tidak ingin masuk?" ujar Claudia membuyarkan lamunan Clarissa.
Clarissa tersenyum, ia melangkah ke arah mobil dan duduk di samping Claudia.
^^^
Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di mansion milik Andrew. Mobil sedan masuk ke dalam perkarang mansion mewah yang kental akan budaya negara itu.
Mereka keluar dari dalam mobil. Clarissa menatap kagum bangunan besar di depannya.
"Clarissa?"
Suara Claudia lagi-lagi membuyarkan lamunan Clarissa. "What's wrong? Kau terkena jat leg sayang? Dari tadi aku melihatmu terus melamun. Kau mengantuk?" tanya Claudia mengelus lembut kepala Clarissa.
Clarissa tersenyum dan menyentuh tangan Claudia yan mengelus kepalanya, "tidak, Mom. Aku... hanya kagum akan bentuk mewah mansion paman. Dan yang terpenting aku tidak terkena jet lag," kekeh Clarissa di akhir ucapannya.
Claudia tersenyum mendengar ucapan Clarissa. Rasa khawatirnya sedikit hilang melihat Clarissa yang ternyata cuma kagum akan bangunan di depannya itu.
Anaknya itu sejak turun dari pesawat ia hanya diam saja dan membalas ucapannya seadanya dan itu membuat Claudia sedikit khawatir apa anaknya itu lelah karena berjam-jam duduk di dalam pesawat.
Namun ke-khawatirannya tidak berujung, buktinya Clarissa mengatakannya sendiri jika ia baik-baik saja, right?
"Apa kalian akan terus di sana?!!" teriakkan Revan dari dalam mansion membuat Clarissa dan Claudia menoleh serempak dan detik kemudian tertawa bersamaan.
"Daddy-mu sungguh tidak sabaran," ujar Claudia dengan masih tertawa.
"Iya, Daddy orang yang tidak sabaran. Ayo Mommy kita masuk, aku ingin melihat bagaimana indahnya bagunan ini dari dalam," ujar Clarissa bersemangat.
Claudia mengangguk, "ayo. Mommy juga ingin melihat bagaimana keadaan uncle Andrew."