bc

Obsesi Tuan Muda

book_age18+
67
FOLLOW
1K
READ
family
HE
love after marriage
age gap
fated
friends to lovers
pregnant
dominant
kickass heroine
heir/heiress
drama
sweet
bxg
lighthearted
campus
city
office/work place
childhood crush
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

Obsesi gila Dewa membuat kehidupan Aruna berubah drastis—wanita itu harus merelakan hidupnya tinggal satu atap dengan pria yang telah merusak hidupnya. Kebencian Aruna pada Dewa membuat wanita itu tutup mata akan besarnya cinta Dewa untuk dirinya, segala perlakuan manis dan perjuangan Dewa seakan tak memiliki arti di mata Aruna. Akankah Aruna luluh nantinya setelah melihat betapa kerasnya usaha Dewa?

chap-preview
Free preview
Bab 1. Malam Petaka
Aruna duduk sendiri di salah satu meja, sedangkan Rangga sedang berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya. Aruna mendesah panjang, kepalanya terasa berputar, mata gadis itu sedikit buram. Mencoba berdiri, Aruna meraih clutch miliknya. Gadis itu berjalan sempoyongan, kepala Aruna seperti ditusuk ribuan jarum. Gadis itu menggigit bibirnya, seingatnya dia tak meminum alkohol, tetapi kenapa rasanya kepalanya berputar? Gadis itu mendesis saat merasakan tubuhnya begitu panas, dia berjalan cepat ke arah kamar mandi. "Sial, ini gue kenapa?!" ucap Aruna di dalam hati. Belum sampai di kamar mandi, langkah Aruna harus terhenti saat dirinya menabrak d**a bidang seseorang. Aruna meringis, gadis itu mengusap keningnya. Perlahan, kepala gadis itu mendongak—pandangan Aruna kabur, tetapi dia bisa melihat siluet tubuh berdiri tegap. Belum sempat Aruna bersuara dan mengajukan protes, sebuah tangan kekar melingkar di pinggang ramping Aruna. Kepala Aruna tertunduk, keningnya berkerut memandangi tangan yang begitu kekar dan dipenuhi rambut-rambut halus itu. "I found you, Baby." Bisikan bersuara rendah dan berat itu membuat Aruna melenguh. Dia kembali mendongak, mata Aruna mengerjap lambat. "Lu siapa?" tanyanya dengan suara begitu pelan. Pria itu tak menjawab, dia mengendong Aruna ala bridal style. Kaki panjang pria itu melangkah lebar ke salah satu kamar hotel, dia masuk ke dalam kamar tersebut dan mengunci pintunya. Pria itu membaringkan tubuh Aruna dengan lembut di atas ranjang. Aruna melenguh panjang, tatapan gadis itu berubah sayu. Meskipun tatapannya begitu kabur, tetapi Aruna dapat melihat seorang pria berdiri tegap dengan kedua tangan berada di pinggang. Belum sempat Aruna mengubah posisi menjadi duduk, pria itu lebih dulu mengungkung Aruna. Tatapan pria itu begitu intens dan lekat, tangannya terangkat—membelai wajah Aruna, lalu bibir Aruna dengan gerakan sensual. Sentuhan pria itu turun ke leher jenjang Aruna, dia membelai leher Aruna dengan gerakan pelan. Pria itu menikmati ekspresi Aruna—wajahnya yang memerah dan matanya terpejam. "Malam ini akan jadi malam panjang kita, Baby. Aku akan pastikan kamu jadi milik aku," bisiknya tepat di depan wajah Aruna. "Eungh ...!" Aruna melenguh, gadis itu membuka matanya. Tatapan sayu Aruna semakin membuat pria di atasnya menggila. Perlahan, tangan pria itu menurunkan gaun yang Aruna kenakan. Sementara itu, Aruna bergerak liar di atas tempat tidur, akal sehat gadis itu menghilang. Mata Aruna berkabut, sedangkan pria di atasnya semakin liar membelai setiap inci tubuh Aruna. *** Beberapa jam sebelum kejadian itu .... "Aku enggak mau ikutan, Pa! Mau di rumah aja." Seorang gadis berusia 21 tahun merengek, wajah gadis itu memelas. Sementara pria paruh baya di hadapannya menghela napas, putri semata wayangnya itu terlalu menutup diri. Padahal dia hanya ingin putrinya berbaur dengan sahabat sekaligus rekan bisnisnya itu. "Ayolah, Aruna. Terakhir kamu ketemu mereka waktu kamu umur 4 tahun, lho. Mereka sering banget nanyain kamu ke Papa, Sayang," jelas Rangga dengan nada memohon. Aruna, gadis itu lantas bersimpuh di hadapan sang ayah. Dia meraih tangan Rangga, Aruna menatap lekat sang ayah. Menarik napas panjang, gadis itu lantas mengembuskan napas perlahan. "Pa, Papa tau aku itu nggak suka acara kayak gitu. Apalagi keramaian, Papa tau betul itu," kata Aruna dengan nada lembut. Rangga melepaskan genggaman tangan sang putri, dia lantas mengusap kepala Aruna. Tersenyum tipis, pria itu memandang hangat putri semata wayangnya, satu-satunya alasan yang membuat Rangga masih bertahan hingga sekarang. "Papa tau, Runa. Papa mohon sama kamu, bisa ya? Papa mohon untuk satu hal ini aja, Nak." Ucapan bernada memelas itu membuat Aruna menghela napas kembali. Aruna berdiri, dia mendudukkan diri di hadapan sang ayah. Aruna mengangguk lemah, gadis itu tak bisa menolak keinginan sang ayah. Rangga tak pernah meminta apa pun selama ini. Anggukan lemah dari sang anak berhasil menerbitkan senyum lebar Rangga. "Nanti kamu dandan yang cantik, ya. Siapa tau nanti dapat jodoh," canda Rangga. Aruna mendengus. "Jangan sampai ini jadi ajang perjodohan ya, Pa! Ini itu bukan jaman Siti Nurbaya, awas aja, kalau sampai Papa ada niatan jodohin aku sama salah satu anak rekan bisnis Papa," sahutnya dengan nada kesal. Rangga yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak, sedangkan Aruna memilih pergi ke kamar daripada harus meladeni Rangga yang begitu menyebalkan hari ini. *** Aruna menginjakkan kaki di sebuah hotel bintang lima, gadis dengan balutan gaun berwarna biru muda itu tampak cantik. Rambut panjang gadis itu terurai anggun, wajahnya dirias begitu tipis dan natural. Namun, sedikit pun tak mengurangi kecantikan Aruna malam ini. Cahaya rembulan yang menyapa wajah Aruna semakin membuat gadis itu bersinar. Di sebelahnya, berdiri Rangga dengan setelan jas hitam dan dasi kupu-kupu. Rambut pria paruh baya itu ditata rapi, meskipun telah berusia 43 tahun, tetapi pria itu masih terlihat begitu gagah dan menawan. Rangga menoleh ke arah Aruna, pria paruh baya itu tersenyum tipis saat melihat wajah cantik sang putri. Aruna sangat mirip dengan mendiang istrinya, yang berbeda hanya di bagian hidung. Hidung Aruna begitu mungil berbeda dengan mendiang sang istri yang berhidung mancung. "Ayo, masuk, Sayang." Rangga mengulurkan tangannya di hadapan sang putri. Aruna menatap tangan sang ayah, dia menarik napas panjang lantas menggenggam tangan yang selama ini menuntunnya. Mata indah milik gadis itu disambut pemandangan yang cukup mewah dan elegan, ballroom hotel itu dihias dengan begitu rapi. Ornamen berwarna putih membuat mata Aruna terasa segar, begitu simpel, tetapi juga terkesan elegan secara bersamaan. Aruna menoleh ke kanan dan kiri—dia memandangi seluruh tamu undangan, orang-orang dengan kekayaan yang tak terhitung jumlahnya itu berkumpul. Sudah pasti di antara mereka tidak ada yang membicarakan aib orang lain, mereka sibuk membicarakan pencapaian dan bisnis masing-masing. Aruna mengikuti langkah Rangga yang membawa dirinya kepada bintang utama malam ini. Sejujurnya, Aruna tak mengenal mereka—lebih tepatnya, Aruna lupa siapa mereka. Gadis itu hanya ingat jika mereka adalah sahabat ayahnya sejak di bangku sekolah menengah atas. "Pa," bisik Aruna dengan suara pelan. Rangga menoleh, dia mengangkat sebelah alisnya. Pria itu tersenyum tipis, Rangga tahu betul jika sang putri tidak nyaman berada di tempat seperti ini. "Ini acaranya sampai jam berapa?" tanya Aruna, gadis dengan bola mata cokelat itu rasanya ingin cepat-cepat pulang dan membaringkan tubuhnya di kasur. "Sabar, Sayang. Kita bahkan baru sampe dan kamu udah nanya kapan pulang?" Rangga menggelengkan kepala melihat tingkah sang putri. Aruna menghela napas panjang, gadis itu melepaskan genggaman tangannya saat dia sudah berada di hadapan suami istri. Aruna menoleh ke arah sang ayah yang berpelukan dengan pria di hadapannya, sedangkan Aruna tersenyum canggung pada wanita paruh baya yang menatapnya hangat. "Makasih udah datang, Ngga. Aku tahu kamu sibuk, tapi kamu sempetin untuk hadir di ulang tahun pernikahanku dan istriku." Pria bernama Reno itu menepuk pundak Rangga pelan. "Ya elah, Ren. Kamu kayak sama siapa aja," sahut Rangga dengan senyuman manis. "Ini pasti Aruna, ya? Ya ampun cantik banget, udah gede aja. Padahal waktu itu masih Tante gendong lho kamu," celetuk wanita paruh baya dengan suara lembut. Aruna mengusap lehernya, gadis itu tersenyum kaku. Dia sungguh merasa asing dengan dua orang di hadapannya. Gadis berusia 21 tahun itu bingung harus memberikan tanggapan seperti apa. "Pasti dia lupa kita, Sayang." Reno memeluk pinggang sang istri, dia lantas menatap Rangga. "Makanya kamu ajak-ajak anakmu ketemu kita biar dia nggak lupa," lanjut Reno. Rangga tertawa, dia lantas menarik pundak putrinya agar lebih mendekat. "Anaknya pemalu, Ren. Kerjaannya pacaran terus sama buku," tangkasnya. Sari, wanita itu mendekati Aruna. Dia mengelus pipi Aruna lembut. Tatapannya begitu hangat khas seorang ibu yang begitu penyayang. "Wajar kamu lupa kami, Sayang. Dulu waktu kamu kecil kamu sering banget main sama kami dan anak kami. Sekarang udah tambah besar dan cantik, ya. Lagi kuliah atau gimana?" celoteh Sari yang membuat mata Aruna mengerjap lambat. "Kebetulan lagi kuliah dan masih semester awal, Tante," sahut Aruna dengan senyuman. "Kuliah jurusan apa?" Reno menyahut, dia memandang kagum Aruna. Tersenyum tipis, wajah Aruna memerah ditatap seintens itu. "Kebetulan ambil Psikologi," balasnya. "Wah, hebat." Sari mengelus rambut Aruna."Semoga kuliahnya lancar, ya, Sayang." "Makasih, Tante," jawab Aruna seraya menganggukkan kepala. Reno mengusap kepala sang putri, dia cukup sadar jika Aruna masih merasa kurang nyaman. Berdeham pelan, Rangga beralih menatap pasangan suami istri di hadapannya. "Kami ke sana dulu, ya. Mau icip-icip makanan." Rangga terkekeh pun dengan Reno dan Sari yang mendengarnya. "Jangan lupa makan yang banyak, Aruna juga, ya, Nak. Nikmatin acaranya." Reno menepuk bahu Rangga yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Rangga pun Aruna. Tanpa mereka sadari, sepasang mata menatap interaksi mereka dari kejauhan. Tatapan penuh hasrat dan lekat itu tertuju pada sosok Aruna. Mata tajam bak elang itu tak bisa mengalihkan pandangannya dari Aruna yang terlihat begitu cantik dan elegan malam ini. "So pretty, Baby Girl."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
28.9K
bc

TERNODA

read
197.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.1K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
23.4K
bc

My Secret Little Wife

read
131.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook