Bab 19

1244 Words

Ulat Bulu Setelah menghancurkan isi lemari dan mengambil barang berharganya, kini aku dan Fika pun pergi dari rumah itu. Inginnya sih, tadi kami akan menghancurkan semua isi rumah itu, tapi kami urungkan. Karena jika itu dilakukan, maka bisa-bisa gagal rencana kami berikutnya, hahaha. Tetap wajib sabar terlebih dahulu, untuk mendapatkan kemenangan yang gemilang di belakangnya. Tinggal tunggu hitungan jam, maka aku kan bisa melihat sebuah parodi yang memalukan. "Bagaimana, Ma? Apa Papa sudah mengirimkan uangnya?" tanya Fika, yang saat itu tengah menyandarkan kepalanya di jok mobil. Saat ini, kami masih berada di dalam mobil, dan tetap parkir di depan rumah yang ditempati Mas Hasan dan selingkuhannya itu. "Belum, ada nih. Sabar Sayang, sebentar lagi mungkin," ucapku yang sedang dalam po

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD