Hukuman untuk Keyla

1317 Words
Demi menghindari orang tuanya, Keyla memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya dengan pergi ke mall. Sampai sekarang, ketika waktu menunjukkan pukul 8 malam, Keyla masih belum pulang. Teman-teman Keyla sudah berusaha membujuk agar Keyla mau pulang, namun dia masih belum mau pulang. Alhasil kini mereka makan di salah satu rumah makan yang ada di mall. “Gue rasa abis ini kita balik, terutama lo Key. Bonyok lo udah nelpon gue dari tadi.” Kata Kiran di tengah acara makan itu. “Iya, abis ini balik. Lagian gue ngajak kalian jalan bukan cuma mau hindari bokap sama nyokap gue, tapi sekalian hilangin penat abis ribut sama si Yasiska itu.” Sahut Keyla manggut-manggut. Sherly dan Kiran menghela nafas. Mereka terkadang bingung dengan Keyla yang tidak mengenal takut sama sekali. Mereka bertiga memang sama. Otak pas-pasan, bar-bar dan jutek, namun nyali Kiran dan Sherly tidak sebesar nyali Keyla jika berurusan dengan kampus. Orang tua mereka juga orang berada seperti orang tua Keyla, namun mereka tidak di sayang seperti orang tua Keyla yang menyayangi gadis itu dengan sangat dan selalu memaafkan kesalahan Keyla. “Lo tuh kenapa berani banget sih, Key. Berurusan sama pihak kampus, apalagi sama pak Ervan. Sekali-sekali nyali lo nggak bisa ciut aya ya …” Kata Sherly heran sendiri. “Gue bukan nggak takut, gue takut kok cuma kalo emang gue nggak salah ya gue berani ngelawan. Apalagi sama si Yasiska yang suka nge-drama itu.” Balas Keyla, kemudian menyantap makanan nya. “Tapi si Yasiska emang parah sih, lo kan nggak mukulin dia. Lo cuma jambak rambutnya, kenapa dia ngadu yang nggak-nggak.” Timpak KIran tidak habis pikir. “Udahlah, nggak penting juga. Lagian gue yakin bonyok gue percaya sama anaknya.” Kata Keyla dengan santai. “Tapi Key, gue takut lo di D.O beneran.” Kata Sherly tiba-tiba. “Semoga nggak, mungkin cuma dapet hukuman ngulang semester.” Balas Keyla santai kemudian tertawa dengan riang. Sherly dan Kiran semakin tidak habis pikir dengan Keyla yang begitu santai. Setelah puas keliling dan makan, akhirnya Keyla pun sampai di rumah. Dia langsung masuk dan sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya. Papa Stephen langsung bangkit dari duduknya begitu melihat kedatangan putri semata wayangnya. Mama Nadine berusaha menahan suaminya. “Pa …” Bisik mama Nadine lembut. Sedangkan Keyla tampak diam saja. Dia pasrah jika orang tuanya ingin marah dan memaki-maki dirinya. “Buat keributan apalagi kamu, Keyla?!!!” Papa Stephen terdengar lelah mendapat panggilan terus dari pihak kampus. Sebagai orang tua, tentu ia sayang kepada putrinya. Namun jika Keyla terus membuat masalah, maka ia pun bisa merasa lelah dan marah. “Pa, mama kenal Keyla. Dia nggak mungkin cari masalah tanpa alasan, kita harus dengerin penjelasan dari anak kita.” Kata mama Nadine dengan tenang. Papa Stephen menatap istrinya. “Kamu diem, Ma. Jangan membela Keyla terus!” Tegur papa Stephen. “Papa juga jangan marahin mama, mama nggak salah.” Keyla membuka suara dan langsung mendekat. “Aku tahu papa capek sama tingkahku yang selalu bikin masalah, tapi papa harus tahu kalo aku nggak mungkin bikin masalah kalo nggak dipancing.” Kata Keyla lagi. “Tapi buktinya kita dipanggil ke kampus lagi, Keyla … lagian kenapa kamu nggak bisa berubah sih, Nak??” papa Stephen kembali berucap. “Terserah papa sama mama mau percaya atau nggak, aku bakal terima hukuman apapun dari kalian.” Sahut Keyla yang sudah sangat pasrah, Bohong jika Keyla berkata tidak peduli kepada orang tuanya. Dia peduli dan merasa bersalah, dia juga menyesal namun bingung bagaimana cara untuk memberitahunya. “Udah, sana kamu masuk. Besok mama sama papa pasti datang, kamu jangan khawatir kalo memang kamu nggak salah.” Tutur mama Nadine dengan lembut. Keyla mengangguk, dia pun pamit ke kamarnya. Dia pikir kedua orang tuanya akan memaki, namun ternyata tidak dan hal itu membuat Keyla merasa semakin bersalah. Keyla sampai di kamarnya dan langsung merebahkan diri. Dia menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan kalut akan kesedihan. “Gue emang udah keterlaluan sama orang tua gue, tapi ini semua nggak bakal terjadi kalo dari awal anak-anak kampus nggak bikin masalah sama gue.” Gumam Keyla, kemudian membuang nafasnya kasar. Keyla punya alasan mengapa dirinya sampai dikenal sebagai pembuat onar. Sebelumnya dia tidak seperti ini, buktinya Sherly dan Kiran masih mau berteman dengannya. Soal Yasiska, gadis itu memang kerap kali mencari masalah dengannya. Sama seperti Nesya. “Gue juga nggak mau punya musuh, tapi musuh itu sendiri yang deketin gue.” Gumam Keyla lagi sembari memainkan jari-jarinya. Sementara itu di tempat lain, di sebuah rumah. Tampak satu keluarga yang sedang berkumpul di ruang tamu. “Kamu ini Ervan, kita lagi kumpul kamu malah masih sibuk sama laptop.” Ucap seorang wanita sembari menyajikan teh hangat. “Namanya anak kamu, Ma. Makanya dia belum nikah, wong sibuknya sama kerjaan terus.” Timpal pria yang duduk santai sembari mengganti chanel televisi. Mama Hanum dan papa Guna, kedua orang tua Ervan. Mereka lelah menyuruh anak laki-laki mereka itu untuk menikah, namun terus saja acuh. “Abang emang sibuk sama kerjaan terus, tapi bisa jadi jodohnya mahasiswanya sendiri, Ma, Pa.” Ucap Febiola, adik kandung Ervan. “Belajar yang benar, kalo sampe abang lihat jawaban kamu banyak salah, besok nggak usah jajan.” Kata Ervan tanpa menatap adiknya dan tetap fokus pada laptop. “Abang …” Febiola merengek. Ervan tidak memperdulikan, dia sedang sibuk mempersiapan soal UTS belum lagi masalah Keyla tadi siang. Kerjaan Ervan sedang banyak sekali saat ini. “Ampun banget sama mahasiswi satu ini.” Gumam Ervan sangat pelan *** Ruangan dosen tampak menegang begitu orang tua Keyla dan orang tua Yasiska datang. Awalnya semua pikir orang tua Yasiska akan menuntut hukuman untuk Keyla, namun ternyata tidak. Pihak Yasiska memilih untuk berdamai secara kekeluargaan, dan alasannya adalah karena orang tua Keyla adalah rekan bisnis orang tua Yasiska. “Meski ini diselesaikan secara kekeluargaan, anak bapak sama ibu tetap harus mendapat hukuman. Kami tidak bisa melepaskan nya begitu saja.” Ucap Ervan dengan tegas. Keyla berdecih, menatap kesal ke arah dosen yang diidamkan banyak mahasiswi, namun ia malah muak sekali melihatnya. “Tentu saja, Pak. Kami akan terima jika anak kami dihukum. Keyla sudah membuat keributan.” Kata papa Stephen tidak kalah tegas. Ervan cukup senang karena orang tua Keyla tidak melindungi gadis itu semakin jauh, itu akan membuat Keyla semakin berbuat sesukanya. Setelah Yasiska dan orang tuanya pergi, barulah Ervan memutuskan hukuman yang pas untuk Keyla. “Saya mau Keyla menjadi asisten saya selama satu bulan, selama itu saya mau dia belajar bersikap lebih baik.” Ucap Ervan dengan tenang. “Apa? Nggak! aku nggak mau, Ma, Pa.” Tolak Keyla dengan cepat. “Key, kamu harus mau atau semua fasilitas kamu mama cabut!” Kata mama Nadine, kali ini dia mengambil tindakan tegas. “Iya, Key. Lagipula kamu bilang siap menerima hukuman apapun kan? kalo begitu terima lah hukuman dari dosen kamu.” Tutur papa Stephen. “Pa, aku bilang menerima hukuman apapun dari kalian, bukan dari dosen ngeselin ini. Aku nggak mau!” Cibir Keyla dengan tatapan sinis. “Keyla!” tegur mama Nadine. “Tidak masalah, Pak, Bu. Jika memang Keyla menolak, mungkin saya akan membuat nilainya kecil supaya dia bisa mengulang semester dan memperbaiki sikapnya.” Ucap Ervan dengan tenang, namun terdengar tegas. “Enak aja! anda nggak bisa berbuat sesuka hati anda ya!” Tegur Keyla. “Bisa, Keyla. Saya bisa bertindak seperti ini karena saya belajar dari kamu.” Balas Ervan disertai senyuman. Senyuman itu membuat Keyla merinding. “Jadi mau kan menerima hukuman dari saya, saya hanya ingin membantu mengubah sikap urakan kamu.” Kata Ervan menjelaskan. Keyla melototkan matanya. Jarinya mengacung dan siap memaki jika mulut mama Nadine tidak bersuara. “Keyla, cukup. Terima hukuman ini, mama nggak mau tahu!” Ucap mama Nadine. Keyla menghela nafas, dia mengepalkan tangannya. Jika saja Ervan tidak ikut campur, Keyla pasti tidak akan mendapat hukuman apapun. “Dasar dosen ngeselin, awas lo ya!!” Batin Keyla. To be continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD