Balapan

1050 Words
Keyla pulang ke rumahnya tanpa mengucapkan salam atau apapun, ini sudah biasa ia lakukan dan bukan berarti tidak ada yang menegurnya. Nadine, ibunda Keyla tentu saja menegurnya. "Key, jangan kebiasaan. Ucapkan salam sebelum masuk, kamu tahu itu kan." Tegur mama Nadine dengan lembut. Jika menegur putrinya, tidak pernah sekalipun mama Nadine menggunakan nada tinggi apalagi kekerasan. Keyla adalah anak satu-satunya keluarga Stephen dan tentu saja Nadine sangat menyayangi putrinya itu. "Iya, Ma." Balas Keyla seadanya. "Ada masalah apalagi yang kamu perbuat hari ini?" Mama Nadine bicara dengan tangan terlipat di d**a. Keyla yang sudah melangkah mendahului sang mama lantas menghentikan langkahnya. Gadis itu menghela nafas, kemudian membalik badannya. Keyla menatap sang mama, lalu menatap para asisten rumah tangga yang sedang bekerja di ruang tamu itu. Para asisten rumah tangga itu tampak heran dan tidak suka pada sikap Keyla, namun mereka tidak bisa berbuat apapun pada anak majikan mereka itu. Keyla tersenyum. "Mama mau tahu saja sih." Sahut Keyla. Usai mengatakan itu, Keyla pun langsung berlari menuju kamarnya. Keyla tidak peduli apa kata orang tentangnya, menurut Keyla love your self. Ya, prinsip yang Keyla anut memang tidak sepenuhnya salah tetapi akan lebih baik jika kita bisa menciptakan citra diri baik di hadapan semua orang. Baik dan bukan pura-pura baik. Bersikap acuh tak acuh seperti yang Keyla lakukan sebenarnya bukanlah hal yang di benarkan meski itu adalah hak pribadi masing-masing. Keyla sampai di kamarnya dan langsung melemparkan tas kuliahnya begitu saja. Berharap Keyla akan meletakkan buku-buku? Maka bermimpi saja, Keyla tidak seperti mahasiswa lain yang kuliah membawa tas lain, dan memegang buku di tangan lain. Dalam tas Keyla tidak ada buku, hanya satu buah binder dan pulpen, sisanya adalah makeup, parfum dan lainnya. Keyla membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Ia kemudian memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam aroma kamarnya. Keyla suka seperti ini. Tenang dan sunyi. Tidak ada yang mengganggunya untuk menghabiskan waktu di dalam kamar. "Gue bakal tidur dulu sebelum nanti malam Radit datang dan jemput gue buat nonton balapan." Gumam Keyla dengan penuh senyuman. Keyla sudah membayangkan bagaimana serunya area balapan. Di sana bukan hanya akan ada yang balapan, tetapi juga ada yang taruhan dan itu cukup menarik untuk di saksikan. Keyla membuka sepatunya. Tanpa cuci kaki atau mukanya dulu, Keyla langsung tidur dengan begitu nyenyak nya. Baru beberapa saat Keyla pulas tertidur, tiba-tiba saja pintu kamar gadis itu terbuka. Mama Nadine masuk, kemudian mendekati ranjang dimana putrinya sedang tidur. Mama Nadine menghela nafas, kemudian mengusap kepala putrinya. Mata mama Madina tampak berkaca-kaca, tanda bahwa ia sedang bersedih. Mama Nadine bukan bermaksud untuk menutupi telinga dengan gunjingan orang-orang diluar sana tentang didikannya yang salah, namun ia yakin dia tidak salah dalam mendidik Keyla. Keyla mungkin terlihat membangkang dan suka membuat onar, namun ia tahu jika di balik semua itu ada Keyla yang baik dan akan membanggakan dirinya suatu hari nanti. "Mama sayang sama kamu, Key. Mama nggak akan membiarkan orang-orang bicara buruk tentang kamu." Ungkap mama Nadine dengan pelan. Mama Nadine kemudian menundukkan kepalanya, ia mencium kening putrinya itu lalu lekas keluar. Mama Nadine tidak mau mengganggu putrinya yang sedang tidur setelah lelah mengemban pendidikan. *** Malam hari, di meja makan rumah keluarga Stephen. Tampak mama Nadine, dan papa Stephen sedang menikmati makan malam mereka setelah pembicaraan ringan tadi. Pembicaraan berhenti saat mereka mulai makan. Papa Stephen begitu tidak menyukai ada obrolan panjang di meja makan kecuali memang sangat penting dan urgent di katakan. Selama makan, mama Nadine menatap suaminya dengan perasaan takut. Bagaimana tidak, saat ini Keyla tidak ada di rumah dan pamit untuk pergi main bersama temannya. Mama Nadine tahu tadi dia pergi dengan Radit, tapi tidak tahu kemana keduanya pergi. Keyla dan Radit adalah sahabat baik, bahkan papa Stephen tahu itu. "Jika papa bertanya dimana Keyla, maka apa yang harus aku jawab." Batin mama Keyla bertanya-tanya. Sementara itu di tempat lain, di arena balapan. Tampak Keyla berdiri paling depan diantara kerumunan orang yang menonton balapan liar itu. Saat ini Radit akan mulai balapan bersama dengan 3 pemotor lainnya. Tidak ada sorakan dari mulut Keyla, gadis itu hanya diam saja sambil melipat tangannya di d**a. "Raditya, ayo sayang!!!" Dari belakang Keyla, banyak sekali orang yang bersorak menyemangati Keyla terutama wanita. Keyla memaklumi itu karena sahabatnya memang tampan dan mempesona, pasti banyak yang akan jatuh hati pada sosok Raditya. Namun perlu di garis bawahi jika Keyla tidak termasuk dari barisan para gadis itu. Keyla tidak menyukai friends Zine. "Lo nggak mau semangatin gue, Key?" Tanya Raditya yang posisinya memang dekat Keyla. Keyla tersenyum tipis. "Semangat, Radit. Kalau menang, gue kasih ucapan selamat." Ucap Keyla lalu terkekeh. Raditya menekuk wajahnya sebentar, lalu selanjutnya tersenyum dengan lebar. Ia pun menghentikan kontak dengan Keyla karena balapan akan segera di mulai. Tampak seorang wanita berdiri di tengah-tengah antara para pebalap itu kemudian mengangkat bendera berwarna merah. Dalam hitungan ketiga, keempat pemotor itu termasuk Radit langsung tancap gas meninggalkan arena start. Suara yang begitu nyaring dan melengking, serta teriakan para penonton membuat Keyla penasaran. Gadis itu yang tadi sempat memainkan ponselnya kemudian menatap ke arah 4 motor yang saling kejar mengejar. Keyla tidak tahu kemana rute balapan itu, namun yang pasti ia sudah tidak bisa melihat para pebalap tadi. "Lo Keyla ya?" Tiba-tiba saja ada seorang pria yang bertanya pada Keyla. Keyla menatap orang itu sesaat, lalu selanjutnya ia kembali fokus pada jalanan dan menunggu para pebalap lainnya. "Sombong banget sih, lo tuh jadi bahan taruhan Radit tahu nggak. Kalau Radit sampai kalah, lo bakal di bawa sama geng motor sebelah." Ucap pria itu lagi sambil tertawa mengejek. Keyla tertawa mendengarnya, pria itu berpikir jika dia akan percaya padahal tidak sama sekali. Ini bukan kali pertama Keyla datang menonton Radit yang balapan, jadi sudah biasa jika ada mulut-mulut jahat yang berusaha untuk menghasut nya. "Iya deh iya, kita tunggu siapa yang menang." Sahut Keyla manggut-manggut. Tidak lama kemudian keempat pembalap liar tadi akhirnya kembali dengan Raditya yang mencetak kemenangan. Banyak orang yang bersorak sambil bertepuk tangan atas kemenangan Radit, termasuk juga Keyla. "Sesuai ucapan gue tadi, karena lo menang jadinya lo dapat ucapan selamat dari gue." Ucap Keyla lalu mengulurkan tangannya. "Selamat ya." Tambah Keyla. Radit terkekeh, ia menyambar uluran tangan Keyla lalu menganggukkan kepalanya. "Makasih sudah mau nemenin gue, Key." Ucap Raditya dan di balas Keyla dengan senyuman. Menurut Radit, Keyla adalah gadis yang menggemaskan dan membuatnya sangat menyukai gadis itu. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD