Keributan

1033 Words
Keyla, Sherly dan Kiran baru saja menyelesaikan hukuman mereka karena tidak mengerjakan tugas. Bukan hukuman yang berat, hanya membawa buku-buku ke ruangan para dosen saja. Saat mengantarkan buku-buku ke ruangan dosen, ada satu dosen laki-laki yang terus memperhatikan Keyla dengan tatapan dingin dan datarnya. Keyla menyadari itu, namun ia tidak peduli. Ia benci pada dosen itu, dosen yang selalu memarahinya habis-habisan. Kini Keyla dan teman-temannya berada di kantin untuk minum setelah selesi menjalani hukuman. Niatnya mereka akan pergi ke mall setelah ini, tapi siapa sangka jika pengacau datang dan membuat mereka harus batal untuk pergi. Pengacau itu bukanlah seorang musuh, melainkan kekasih Sherly yang tiba-tiba mengajak gadis itu pergi. "Ganggu rencana orang saja lo, Ros. Sherly kan ada janji sama kita mau ke mall." Celetuk Kiran dengan ketus. "Sorry, tapi gue butuh dia. Bonyok gue kangen katanya sama dia." Sahut Eros, kekasih hati Sherly. Keyla hanya diam menikmati minumannya yang terasa menyegarkan di tenggorokan. Ia tidak melarang jika Sherly ingin pergi karena mood nya sudah rusak ketika bertemu dengan dosen menyebalkan tadi. "Key, lo nggak marah kan gue cabut sama Eros?" Tanya Sherly pada sahabatnya. "Ya nggak lah, kita bisa pergi lain waktu. Sana deh lo berdua pergi." Jawab Keyla mengibaskan tangannya. Akhirnya Sherly dan Eros pun pergi, meninggalkan Keyla dan Kiran berdua saja di kantin sambil menikmati minumannya yang belum habis. "Jadi habis ini langsung pulang nih?" Tanya Kiran sembari menatap wajahnya melalui cermin kecil yang selalu ia bawa-bawa. "Iya, nanti malam kan gue mau nemenin Radit ke balapan." Jawab Keyla dengan kepala yang manggut-manggut. Kiran mendengus. "Iya deh yang mau date sama TTM. Teman tapi mesra." Celetuk Kiran sambil tertawa. Keyla hanya melirik temannya dengan tatapan biasa saja. Ia lalu memilih untuk memainkan ponselnya. Ketika Keyla masih memilih-milih lagu yang mau ia dengarkan, tiba-tiba saja Kiran menepuk lengannya. "Eh, Key. Lihat deh." Ucap Kiran dengan heboh, namun suaranya pelan. Keyla mengikuti arah pandang Kiran yang ternyata terfokus pada tiga orang gadis yang sedang berjalan masuk ke kantin. Keyla mengenal tiga gadis itu karena mereka adalah teman sekelasnya, selain itu satu diantara ketiga gadis itu memang terkenal sebagai mahasiswi berprestasi. "Nggak usah dilihatin, nanti dia mikir kalau dia cantik." Ucap Keyla cuek. "Tapi dia kan memang cantik, Key." Sahut Kiran dengan cepat. Keyla hanya berdecak, lalu mengangkat sudut bibirnya, tanda bahwa ia menolak statement yang Kiran lontarkan barusan. "Bukan cuma cantik kan, Key. Dia juga pintar, nggak kayak kita." Tambah Kiran. "Sudah deh, jangan bahas dia." Tegur Keyla dengan malas. Tiba-tiba saja gadis bernama Nesya bersama kedua temannya datang mendekati meja dimana Keyla dan Kiran duduk. "Halo." Sapa Nesya dengan senyuman. Senyuman yang dilihat orang sebagai senyuman ramah dan manis, sementara jika dilihat oleh Keyla adalah senyuman penuh arti buruk. "Mau apa kalian?" Tanya Keyla. mengerutkan keningnya. "Meja kantin penuh, dan gue lihat minuman kalian sudah mau habis. Kalian berarti mau pergi kan." Jawab Nesya. "Kalau iya, gue sama teman-teman gue mau duduk." Tambah Nesya lagi dengan tangan terlipat di dadanya. Keyla menggertak giginya, ia merasa tidak senang jika waktunya diusik oleh orang. Keyla pun bangkit dari duduknya, lalu menggebrak meja dengan kasar sampai mengundang tatapan dari banyak orang. "Maksudnya lo ngusir kita?" Tanya Keyla dengan ketus. Keyla melipat tangannya di d**a. "Jangan gara-gara minuman gue habis, jadi lo bisa usir gue dari sini. Gue bisa pesan makanan, bahkan beli kantin ini." Tambah Keyla tidak terima. "Sorry, Key. Tapi gue ngomong baik-baik, gue cuma tanya." Sahut Nesya dengan lembut. Tangan Nesya terulur untuk mengusap bahu Keyla, namun buru-buru di tepis oleh Keyla. Tepisan nya membuat tangan Nesya terhantuk meja. "Awww …" pekik Nesya kesakitan. "Neysa, tangan lo nggak apa-apa?" Tanya kedua teman Nesya. Kiran yang melihat sahabatnya itu sudah murka lantas buru-buru mendekati, ia merangkul bahu Keyla. "Key, ayo kita pergi." Ajak Kiran berbisik. Keyla tidak menyahut, ia malah melayangkan jari telunjuknya di depan wajah Nesya. "Jangan kurang ajar sama gue lain kali, Nesya Rosalie. Gue nggak suka diusik!!" Tegur Keyla dengan penuh penekanan. Keyla mengambil tas dan barang-barangnya, lalu pergi bersama Kiran. Keyla menendang kursi kantin untuk meluapkan kekesalannya dan hal itu membuat beberapa mahasiswa takut. "Lo nggak apa-apa, Ney?" Tanya Nadia, teman Nesya. "Aman, lupain saja." Jawab Nesya lalu mengajak teman-temannya untuk duduk. Banyak sekali pasang mata yang menonton perdebatan antara Keyla dan Nesya tadi. Mereka semua bisik-bisik dan tentu saja yang dibicarakan adalah Keyla. Para mahasiswa itu tentu memuji Nesya yang sangat sabar menghadapi sikap Keyla. "Wahh, parah sih. Si Keyla memang suka bikin onar." Ucap salah satu mahasiswa di sana. "Iya, beda banget sama Nesya. Sudah cantik, pintar dan sabar lagi." Sahut yang lainnya. Keyla dan Nesya adalah dua orang yang saling bertolak belakang. Dan tidak jarang orang-orang membandingkan mereka berdua yang hanya memiliki satu kesamaan, yaitu wajah cantik. Keyla dan Nesya sama-sama mahasiswa fakultas ekonomi yang terkenal karena kecantikannya, namun dibalik kecantikan Keyla terkenal dengan sikapnya yang buruk sementara Nesya yang baik-baik. Sementara itu Keyla memilih untuk pulang saja. Langkahnya begitu cepat, bahkan Kiran sampai kesulitan untuk mengejar. Karena itu jam yang beberapa kelas sudah pulang, jalanan pun sedikit ramai dan membuat langkah Keyla terhambat. "Ck, minggir!" Ucap Keyla lalu mendorong seorang pria berkacamata itu dengan kasar. "Jangan cuma gunain kaki, mata lo pakai juga kalau jalan." Ketus Keyla lalu kembali melanjutkan langkahnya. Kiran yang melihat itu tentu saja tidak enak, ia lekas meminta maaf meski secara singkat guna mewakili sang sahabat. "Parah, dia siapa sih?" Tanya pria berkacamata yang tadi di dorong Keyla. "Dia kak Keyla, kating kita." Jawab temannya pelan. "Kasar banget." Ucap yang lainnya. "Gue dengar dari kakak gue kalau dia itu mahasiswa yang terkenal suka bikin onar." Sahut yang tadi menjawab. Ketiga mahasiswa laki-laki itu adalah mahasiswa baru, sehingga mereka belum terlalu mengenal sosok Keyla. Sesampainya di parkiran, Keyla lekas masuk dan melempar tas nya begitu saja ke kursi belakang. Kiran mengetuk kaca mobil Keyla, membuat gadis itu mau tidak mau membukanya. "Apa?!" Tanya Keyla ketus. "Key, harusnya lo nggak bersikap kayak tadi. Lo tahu kan kalau Nesya itu kesayangan mahasiswa disini." Ucap Kiran mengingatkan. "Gue nggak peduli, duit orang tua gue lebih di sayangi para dosen sebagai donatur terbesar jadi gue nggak takut." Sahut Keyla. Tidak bicara apapun lagi, Keyla langsung tancap gas meninggalkan kampusnya dengan kekesalan terhadap Nesya. To be Continued
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD