Di sebuah rumah mewah, tampak satu keluarga sedang menikmati sarapan mereka dengan tenang. Tidak ada pembicaraan, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu.
Keluarga itu memiliki satu orang putri yang cantik, namun sikapnya sedikit mengkhawatirkan.
"Aku sudah selesai." Ucap Keyla Stephanie Lovania.
Keyla bangkit dari duduknya, ia hendak langsung pergi namun suara bariton di kepala keluarga menghentikan langkahnya.
"Mau sampai kapan kamu hanya menjadi pengunjung kampus, Keyla." Tegur Stephen, ayah Keyla.
Putri tunggal keluarga Stephen itu menoleh, menatap sang papa dengan sleep eyes yang ia miliki.
Tangan gadis itu terlihat di d**a. "Aku sudah terlambat, Pa. Kita bicarakan ini setelah aku pulang." Kata Keyla tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.
Stephen marah, ia bangkit dari duduknya lalu menggebrak meja sedikit keras. Hal itu membuat Nadine– ibunda Keyla ketakutan.
Bukan hanya Nadine, tapi beberapa pelayan yang ada di sana pun ikut takut. Mereka selalu tahu akhir dari pertengkaran antara ayah dan anak itu.
"Jika nilai kamu terus menerus seperti sekarang, maka kamu lebih baik berhenti saja, Keyla!" Ucap Stephen tegas.
"Pa, sudahlah." Nadine menyahut dan berusaha menenangkan suaminya.
Keyla tidak mendengarkan ocehan sang papa, gadis itu terus melangkah lalu meraih tas kuliahnya dan kunci mobilnya.
Gadis 21 tahun itu melangkah keluar, lalu langsung masuk ke dalam mobilnya. Keyla menekan klakson berkali-kali dengan keras.
Penjaga rumah mewah itu langsung lari tunggang langgang dan buru-buru membuka pagar rumah agar sang nona majikan bisa keluar.
"Selamat pagi, Non." Sapa dua orang satpam dengan hormat yang diberikan.
"Lama." Cibir Keyla lalu langsung mengendarai mobilnya meninggalkan rumah.
Kedua satpam itu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat anak majikan mereka yang sikapnya memang sombong dan jutek.
"Sayang banget, cantik-cantik tapi sombong." Ucap pak Udin.
"Iya ya, kayaknya kebanyakan di manja nyonya." Sahut pak Aji, satpam yang satu lagi.
Kedua satpam, dan pelayan yang bekerja di rumah mewah itu tentu sangat mengenal sosok anak majikan mereka.
Bukan hanya sombong dan jutek, Keyla juga di kenal suka semena-mena jika memerintah. Tidak boleh ada yang salah, atau dia akan murka.
Sementara itu Keyla. Gadis itu mengendarai mobilnya dengan kaca yang terbuka karena dia sedang menyesap rokok elektrik miliknya.
Keyla hanya bisa melakukan ini jika diluar rumah karena ia bisa habis di maki-maki kedua orang tuanya jika sampai ketahuan.
Keyla begitu menikmati hidupnya yang bergelimang harta, karena itulah sikapnya begitu sombong dan angkuh karena dia tahu bahwa orang tuanya memiliki kekuasaan.
Walaupun demikian, Keyla bukan orang yang pelit soal duit. Siapapun yang menjalankan perintahnya dengan baik, maka ia tak sayang memberi mereka uang. Termasuk pelayan di rumahnya.
Keyla suka menghambur-hamburkan uang, bersama dengan kedua temannya yang juga anak orang berkuasa.
Setelah perjalanan beberapa menit, akhirnya Keyla pun sampai di kampus. Ia membunyikan klakson saat jalannya terhalang oleh mahasiswa lain yang jalan kaki.
"Minggir kek, mata lo nggak lihat ada mobil." Ucap Keyla dengan ketus.
Dua orang gadis yang di ketusin Keyla hanya bisa mencibir pelan. Mereka memilih untuk tidak berurusan dengan gadis seperti Keyla jika tidak mau mendapatkan masalah.
Keyla memarkirkan mobil Honda Civic berwarna putih itu di depan gedung fakultasnya yang mewah. Kampus tempat Keyla kuliah memang bukan kampus sembarangan.
Kampus itu kebanyakan hanya bisa dijamah oleh anak orang-orang yang memiliki kantong dalam, sekalipun ada orang biasa saja, maka itu pasti karena beasiswa.
Keyla keluar dari mobilnya setelah memakai parfum, setelah itu gadis itu melangkah dengan dagu yang terangkat.
Hal itu saja sudah menunjukan bahwa Keyla adalah orang yang sombong dan angkuh, belum lagi sleep eyes yang ia miliki menunjukkan bahwa ia orang yang judes.
"Keyla!!"
Keyla tetap melangkah walaupun telinganya mendengar suara yang memanggilnya.
Menurutnya, jika ada yang butuh dengannya maka orang itu harus menghampirinya tanpa dia harus menoleh dulu.
"Key, lo jalan cepat amat sih." Ucap Sherly dengan nafas tersengal-sengal.
Keyla tersenyum miring. "Lagian kenapa harus lari-lari sih." Sahut Keyla.
"Tugas pak Bimo lo udah?" Tanya Kiran pada kedua temannya.
Keyla tertawa. "Keyla ngerjain tugas? Nggak mungkin lah." Jawab Keyla.
Kedua sahabat Keyla ikut tertawa mendengar jawaban gadis itu. Mereka bertiga bukan hanya satu hubungan, tapi satu kelas dan satu otak.
"Keyla nggak mungkin ngerjain tugas, kecuali tugas satu dosen itu." Celetuk Kiran semakin membuat mereka tertawa.
"Balik kampus ke mall yuk, katanya ada barang flash sale lohh." Ajak Sherly pada kedua sahabatnya.
"Flash sale? Nggak salah lo?" Tanya Keyla.
Sherly menepuk jidatnya, ia baru ingat jika Keyla adalah tipe gadis yang tidak suka mengejar flash sale. Keyla lebih suka belanja barang-barang limited edition.
"Oke fiks ya, balik kampus kita kesana ya. Naik mobil siapa nih?" Tanya Kiran.
"Mobil gue saja." Jawab Keyla dengan cepat.
Mereka pun sudah menentukan kemana mereka akan pergi setelah dari kampus. Tidak memikirkan tentang tugas, melainkan jalan-jalan ke mall.
Mereka bertiga melangkah menuju kelas. Selama perjalanan kesana, tidak jarang pasang mata memperhatikan mereka dari ujung rambut sampai ujung kakinya.
Terutama Keyla, gadis itu memakai rok span diatas lutut dan atasan crop top serta cardigan putih.
Keyla memang begitu feminim, dan cantik. Tak jarang para jantan menyukainya.
"Keyla, lurus saja mata lo. Mau kemana?" Seorang pria tampan, yang terkenal modis dan humble tiba-tiba menyapa Keyla.
"Radit, lo ngapain disini? Ini kan fakultas ekonomi." Ucap Keyla bingung.
"Mau ketemu lo. Nanti malam temenin gue ke balapan mau nggak?" Tanya Raditya.
"Malam ya? Eum, boleh deh. Lo jemput gue ya." Jawab Keyla menganggukkan kepalanya.
Raditya menyahut dengan menunjukkan ibu jarinya, setelah itu ia pun pergi karena kelasnya akan segera di mulai.
Raditya adalah anak fakultas teknik, jurusan teknik elektro. Tentu gedung nya beda dengan gedung fakultas Keyla.
"Key, lo ngerasa nggak sih kalau Radit suka sama lo?" Tanya Kiran pada sahabatnya.
"Nggak lah, gue sama Radit cuma teman." Jawab Keyla sembari melangkah duluan ke dalam kelas.
Kiran dan Sherly saling pandang, mereka lekas mengambil posisi di sisi kanan dan kiri Keyla.
"Nggak, Key. Ini beda, kelihatan banget kalau Radit suka sama lo." Kata Sherly menyakinkan.
Keyla mengangkat kedua bahunya.
"Terus gua harus apa? Biarin saja kalau dia suka sama gue, nggak mungkin gue ngelarang." Sahut Keyla dengan santai.
"Maksud kita lo terima dia, Key. Radit itu kan ganteng, humble, modis lagi. Dia cowok keren." Ujar Kiran yang begitu mengagumi sosok Raditya.
Keyla tidak menyahut, gadis itu malah mengambil airpods dan memakainya.
To be Continued