BAB 2

898 Words
        Vanya menuju ruang makan keluarganya, saat weekend Vanya akan menginap di rumah orang tuanya. Itu merupakan suatu kesepakatan untuk dirinya dan keluarganya, setiap weekend mereka harus berkumpul di rumah orang tuanya. Suara tangisan seorang anak membuat ruangan itu ramai sekali siapa lagi kalau bukan keponakannya, anak dari abang pertamanya Abian Pradipta. “Selamat Pagi” Sapa Vanya kepada seluruh anggota keluarganya. “Selamat Pagi sayang.” Sarah yang merupakan Mama Vanya mencium kening anaknya dengan sayang. “Bang Barra mana Ma?” “Abangmu lagi ada kerjaan. Ayo makan, mama udah siapin greentea kesukaan kamu juga.” Sarah memberikan segelas greentea pada Vanya. “Terimakasih Ma.” “Apa kegiatan kamu hari ini Van?” “Adit mau datang Pa mau jalan kayaknya.” “Gabisa di hari lain ya, weekend itu kan waktu buat keluarga. Belum nikah aja kamu udah lupa sama keluarga.”         Vanya terdiam dan tidak menjawab perkataan Papanya Edo, sedangkan Sarah Mamanya langsung mengetahui apa yang terjadi langsung mengambil sikap untuk mengelus bahu Edo. “Papakan tahu, Aditya sibuk dengan kerjaannya dan hanya punya weekend aja. Jadi waktunya weekend dipakai untuk mereka bertemu.” “Masih pacaran aja udah sibuk, gimana nanti udah nikah mungkin kamu ga akan diperhatiin. Hari biasa aja Vanya sibuk dengan pekerjaannya, weekend juga masih samakan sibuknya tetap ga punya waktu buat keluarga.”         Vanya menghembuskan nafasnya kasar dan ia tetap tidak membantah karena apabila Papanya marah maka ia tidak bisa membantah karena semua yang dikatakan Papanya benar. “Maaf Pa, nanti Vanya akan coba bagi waktu untuk keluarga.” “Jangan di coba tapi harus, Aditya juga suruh dia perbaiki jam kerjanya.” “Papa udah yuk makan lagi, ini lagi kumpul bareng keluarga kok jadinya marah gini. Muka Papa itu jelek banget tegang-tegang ga jelas gitu.” “Ma apaan sih kamu ..” “Papa nanti malem tidur di luar ya.”         Seketika semua yang berada diruang makan tersebut tertawa kecuali anaknya Bian yang pasti karena belum tahu apa-apa. Termasuk Vanya saja yang baru kena marah saja sudah tertawa karena ulah Mamanya. Seketika Papanya diam, karena ia tahu kelemahan Papanya berada di tangan Sarah Mamanya.         Mereka tahu dan melihat bahwa Papanya sangat mencintai Mamanya, maka Papanya akan kalah apabila sudah berhadapan dengan Mamanya, saking cintanya Mamanya saja tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa Papanya, takut bakalan digodai oleh pria lain termasuk tukang sayur katanya. Aneh dan berlebihan memang tapi itulah yang terjadi.         Maka Vanya sangat iri berada diposisi Mamanya ia berharap kelak akan memiliki pasangan yang juga sangat mencintainya seperti Papanya. Bahkan saat Papanya sibuk dulu dengan jadwal penerbangannya Papanya masih bisa mengatur waktunya untuk keluarga, maka keluarganya sangat harmonis sekali. Kini Papanya sudah tidak lagi sibuk dengan jadwal penerbangannya karena sudah berhenti dan fokus kepada keluarga katanya.         Setelah selesai sarapan pagi dengan keluarganya pukul sebelas Vanya dijemput oleh Aditya untuk ke apartementnya. Mereka memang jarang untuk keluar pergi kemana-mana, mereka lebih suka untuk menghabiskan waktu bersama di apartment Aditya. Kenapa? Karena saat mereka bersamapun Aditya masih ditemani dengan pekerjaannya.         Maka kali ini Vanya hanya duduk manis disamping Aditya yang sibuk dengan laporan di meja yang berserakan dan laptop didepannya, sedangkan Vanya memakan buah yang berada dipangkuannya dan film yang saat ini sedang didepannya tetapi ia tidak punya niat untuk menontonnya dengan serius.         Jujur sebenernya ia benar-benar bosan menghabiskan weekend dengan seperti ini, tetapi ia tahu saat weekend sajalah ia bisa bertemu dengan Aditya dan menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sebatas menemaninya bekerja di apartement.         Aditya merupakan pacar pertama bagi Vanya begitu juga dengan sebaliknya, sebelas tahun sudah hubungan mereka terjalin sampai umur mereka saat ini dua puluh tujuh tahun. Vanya dan Aditya kenal karena mereka satu sekolah dan mereka mulai berpacaran saat umur mereka berumur enam belas tahun sampai sekarang.         Lama bukan? Ia memang sangat lama sudah terjalin hubungan mereka. Sebelas tahun bukanlah waktu yang singkat dalam suatu hubungan. Aditya Rainer Erlangga merupakan seorang pengacara yang terkenal dan sudah dikenal oleh banyak orang, walaupun masih muda tetapi Aditya terkenal orang yang sangat kompeten dan sudah banyak memenangkan banyak kasus yang besar.         Selain ia memiliki potensi yang besar ia juga dikenal dari seorang anak pengusaha ternama siapa lagi kalau bukan Randy Anggara Erlangga dan Reisyana Carissa. Maka selain menjadi pengacara ia disibukkan dengan membantu perusahaan keluarganya sehingga ia memang sangat sibuk sampai tidak punya waktu untuk bersantai. “Masih banyak ya Dit?” “Iya nih sayang, maaf ya. Kamu tiduran aja nanti kalau udah kelar aku bangunin kita jalan.”         Selalu seperti itu ia disuruh tidur dan pada akhirnya mereka tidak jadi jalan karena setelah pekerjaannya selesai Aditya juga tidur karena kecapekkan dan akhirnya mereka hanya makan malam bersama dengan pesanan antar di apartment Adit ia sudah menduga hal itu. Tetapi Vanya tidak membantah maka ia akan tidur di kamar tamu apartement milik Aditya.         Hubungannya dengan Aditya memang sudah sangat lama, bahkan sampai sudah mengenal keluarga satu dengan yang lainnya tetapi hubungan mereka masih stagnan disitu saja, belum ada tanda-tanda untuk melanjutkan hubungan mereka kejenjang yang lebih serius. Karena saat ini prioritas Aditya masih dengan seputar pekerjaanya.         Sedangkan Vanya ingin membawa hubungan mereka kejenjang yang lebih serius apalagi umurnya yang sudah menginjak 27 tahun bahkan teman-temannya sudah banyak yang menikah diumur seperti itu. Apalagi dengan dirinya yang sudah menjalin hubungan sangat lama. Tetapi ia tidak bisa mengutarakan hal itu pada Adit karena ia menerima keputusan Aditya saat ini.         Vanya juga sebenernya merasa bahwa hubungannya dengan Aditya pasif dan tidak berwarna, ia merasa bahwa ini sekedar status ia tidak merasakan warna dalam hubungannya dengan Aditya, tetapi ia tahu bahwa mungkin ini hanya perasaannya saja atau memang ada di titik jenuh karena hubungan mereka yang sudah lama.         Tetapi Vanya hanya bisa menerima dan menjalani semuanya, menjalani aktivitasnya yang menjadi seorang desainer dan menjalani kehidupannya ditenga-tengah keluarganya dan juga statusnya yang merupakan pacar seorang Aditya Rainer Erlangga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD